Badan Tekan KRI Nanggala-402 Diduga Jatuh ke Kawah, Posisinya Gelap
Belum diketahui apa yang ada di dalam kawah itu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times – Panglima Koarmada II TNI AL, Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto, menyebutkan bahwa bagian badan tekan KRI Nanggala-402 hingga saat ini belum ditemukan. Operasi salvage Nanggala-402 yang dilakukan saat ini hanya kepada tiga bagian kapal KRI Nanggala-402, di antaranya bow section, stern section, dan sail section.
“Karena selain bow section, stern section, dan sail section, masih ada satu lagi yang belum ditemukan. Di mana itu? Yaitu posisi pada pressure hold-nya. Yang tengah–tengah yang besar, yang kurang lebih panjangnya 45 meter. Yang sampai sekarang belum ketemu di mana posisinya,” jelasnya pada Selasa (18/5/2021) di Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar, Jalan Raya Sesetan Nomor 331 Sesetan, Denpasar Selatan.
Dalam operasi salvage ini TNI AL dibantu oleh tiga kapal dari Tiongkok, di antaranya Yongxindao-863, Nantuo-195, dan Tan Suo-2. Sebanyak 6 KRI juga mendampingi operasi salvage, di antaranya Rigel-933, KRI Yos Sudarso-353, KRI Hasan Basri-382, KRI Teluk Banten-516, KRI Pulau Rengat-711, dan KRI Soputan-923.
Baca Juga: [BREAKING] Posisi Jenazah Semua Kru KRI Nanggala-402 Belum Ditemukan
Baca Juga: [BREAKING] KRI Nanggala-402 Dipastikan Tidak Meledak
1. Ada lima langkah salvage operation yang ditetapkan
Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto menyampaikan bahwa kapal dari Tiongkok Tan Suo melakukan survei bawah laut dengan kedalaman 839 meter. Dari scan bawah laut dengan jarak panjang 3,7 km dan lebar 2,5 km tersebut, ia ungkapkan, hasilnya tidak jauh berbeda dengan data yang diberikan oleh KRI Rigel. Kapal Tan Suo melaksanakan penyelaman sebanyak lima kali di antaranya:
- Dive operation I: tugasnya melaksanakan investigasi tentang keberadaan bow section, stern section, dan sail section. Melakukan pengecekan dengan Deep Submersible Vehicle (DSV) dengan kedalaman 839 meter sesuai informasi
- Dive Operation II: melaksanakan pengukuran bathymetric dan side-scan sonar menggunakan wahana DSV
- Dive Operation III: mencari posisi titik pengangkatan (attach point)
- Dive Operation IV: fokus pada area di dalam kawah (crater)
- Dive Operation V: fokus pada area di dalam kawah dan memperluas area pencarian menggunakan side-scan sonar.