Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bantal Busuk: Teman Tidur yang Diam-Diam Menyimpan Cerita Emosional

ilustrasi tidur (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi tidur (pexels.com/Ron Lach)

Siapa sangka, sebuah benda sederhana seperti bantal busuk—bantal yang sudah lama dipakai, biasanya usang, kotor, dan bahkan mengeluarkan aroma tidak sedap—bisa menyimpan makna psikologis mendalam bagi pemiliknya?

Bantal busuk, atau bantal yang sudah lama dipakai hingga warnanya menguning dan aromanya tak lagi segar, sering kali dianggap sekadar masalah kebersihan. Namun, fenomena ini ternyata menyimpan sisi psikologis yang menarik. Tak sedikit orang yang enggan mengganti bantal lamanya karena alasan emosional yang kuat. Di balik aroma khas dan tekstur usang itu, tersimpan kenangan, rasa aman, dan keterikatan psikologis yang mendalam.

Bantal tersebut menyimpan memori, kebiasaan, dan asosiasi emosional yang kuat, membuat banyak orang merasa tenang saat menggunakannya. Fenomena ini juga populer di media sosial, menunjukkan bahwa banyak orang mengalami keterikatan serupa.

Meski dianggap sepele, bantal busuk bisa mencerminkan kebutuhan emosional yang belum terpenuhi. Namun, menjaga keseimbangan antara kenyamanan emosional dan kebersihan tetap penting. Kesimpulannya, bantal busuk bukan hanya soal kebiasaan, tetapi simbol rasa aman yang dalam dan personal bagi seseorang.

Bukan sekadar benda, tapi bagian dari hidup

Bagi sebagian orang, bantal lama lebih dari sekadar alat tidur. Ia menjadi “teman setia” dalam perjalanan hidup. Menemani saat senang, sedih, bahkan kesepian. Keterikatan ini biasanya muncul sejak masa kanak-kanak. Seiring waktu, bantal tersebut menjadi semacam “teman” yang setia hadir saat tidur, sedih, atau saat mengalami perubahan besar dalam hidup.

Dalam ilmu psikologi, fenomena ini disebut transitional object. Yakni benda yang membantu seseorang, khususnya anak-anak, mengatasi rasa cemas saat berpisah dari sosok penting seperti ibu atau pengasuh. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Donald Winnicott, seorang psikoanalis asal Inggris.

Mengapa sulit dilepaskan?

Ada beberapa alasan mengapa seseorang sulit melepaskan bantal busuk:

  1. Asosiasi Emosional Positif: Bantal menjadi simbol rasa aman, kasih sayang, atau momen tertentu dalam hidup yang ingin dipertahankan.

  2. Mengurangi Kecemasan: Beberapa orang menggunakan bantal sebagai coping mechanism terhadap stres atau insomnia.

  3. Kebiasaan yang Terinternalisasi: Penggunaan terus-menerus menciptakan pola kebiasaan yang sulit diubah.

Dalam banyak kasus, keterikatan ini tidak berbahaya. Namun, jika ketergantungan pada benda tersebut menyebabkan gangguan dalam kehidupan sosial atau produktivitas, maka perlu dievaluasi lebih lanjut.

Normal atau tidak?

Fenomena ini bukan berarti orang yang masih tidur dengan bantal busuk mengalami gangguan mental. Selama tidak mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari dan tidak menghalangi proses dewasa emosional, itu adalah hal yang sangat manusiawi.

Hal ini dialami sendiri oleh penulis. Penulis juga memiliki bantal busuk sejak usia 8 tahun (sampai saat ini terhitung 12 tahun bersama). Pengalaman ini tidak mengganggu kehidupan sehari-hari penulis, aktivitas masih berjalan lancar sebagaimana mestinya. Bantal busuk hanya menjadi elemen pelengkap yang ada di kasur untuk membuat tidur terasa semakin nyenyak dan nyaman.

Lalu apakah penulis tidak dapat tidur apabila tidak memeluk bantal tersebut? Jelas masih dapat tertidur, ya! Dengan demikian, fenomena bantal busuk tidaklah berbahaya apabila seseorang masih dapat tertidur tanpa memeluknya, aktivitas sehari-hari masih berjalan lancar, dan sebagainya.

Dari sisi positif, keberadaan bantal lama dapat membantu seseorang menghadapi kecemasan dan memperbaiki kualitas tidur. Efek relaksasi ini serupa dengan weighted blanket atau selimut berbobot yang sering digunakan untuk terapi kecemasan.

Namun, ada pula sisi yang perlu diwaspadai. Apabila seseorang mengalami kecemasan berlebihan jika bantal tersebut hilang atau rusak, bisa jadi itu merupakan tanda adanya kebutuhan emosional yang belum terpenuhi, dan disarankan berkonsultasi dengan profesional. Selain itu, dari segi kesehatan, bantal lama bisa menjadi sarang bakteri, tungau debu, dan jamur, yang dapat memicu alergi dan gangguan pernapasan.

Cara menjaga kenyamanan tanpa mengorbankan kesehatan

Psikolog menyarankan kompromi sehat bagi mereka yang sangat terikat secara emosional pada bantal lamanya. Beberapa cara yang disarankan antara lain:

  1. Mencuci bantal secara berkala: Ini menjaga kebersihannya tanpa menghilangkan aroma khas yang disukai.

  2. Mengganti isian bantal: Jika sarung luar masih ingin disimpan, cukup ganti isinya agar tetap nyaman dan sehat.

  3. Memindahkan fungsi bantal lama sebagai dekorasi atau kenang-kenangan, dan mulai beradaptasi dengan bantal baru secara bertahap.

Fenomena bantal busuk memang unik—perpaduan antara memori masa lalu dan kebutuhan akan rasa aman. Selama tidak menjadi gangguan dalam kehidupan sehari-hari, keterikatan emosional terhadap bantal lama adalah hal yang wajar dan manusiawi. Yang penting adalah tetap menjaga kebersihan dan keseimbangan antara kenyamanan emosional dan kesehatan fisik. Bantal busuk mungkin terlihat menjijikkan bagi orang lain, tapi bagi pemiliknya, benda itu menyimpan rasa nyaman yang tidak bisa digantikan. Dalam dunia yang penuh tekanan, memiliki sesuatu yang menghadirkan rasa tenang bisa jadi sangat berarti.

Kesimpulannya, bantal busuk bukan hanya soal kebiasaan, tetapi simbol rasa aman yang dalam dan personal. Meski demikian, penting untuk menjaga keseimbangan antara kenyamanan pribadi dan kebersihan, serta memastikan bahwa kebiasaan ini tidak menjadi penghambat perkembangan psikologis. Apakah kamu juga memiliki bantal busuk yang menemani tidurmu sejak masa kanak-kanak? Tuliskan pengalamanmu di komentar ya!

Referensi
Winnicott, D. W. (1953). Transitional Objects and Transitional Phenomena. International Journal of Psycho-Analysis.
Healthline. (2021). Why We’re So Attached to Our Childhood Blankets and Stuffed Animals.
The Impact of Sleep Hygiene on Your Mental and Physical Health (2024). https://www.earlyyearsnc.org/2024/05/02/the-impact-of-sleep-hygiene-on-your-mental-and-physical-health/#:~:text=Change%20activity%20in%20parts%20of,Increase%20risk%20of%20stroke.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us