6 Cara Kompak Mengerjakan PR Sekolah Bareng Anak, Gak Perlu Drama!

Setiap sore bisa jadi medan perang tersendiri saat anak mulai pegang buku PR. Ada yang malas, ada yang ngeluh capek, bahkan ada yang langsung bad mood. Gak jarang orangtua juga ikut emosi karena anak susah diajak kerja sama. Padahal, PR bisa jadi momen seru dan penuh bonding kalau didekati dengan cara yang tepat.
Alih-alih marah atau pakai tekanan, lebih baik cari cara supaya kamu dan anak bisa kerja sama layaknya tim. Dengan pendekatan yang hangat dan suportif, anak bukan cuma lebih semangat ngerjain PR, tapi juga lebih nyaman belajar bareng kamu. Yuk, simak enam cara jitu biar kamu dan anak bisa kompak hadapi PR sekolah tanpa drama lagi!
1. Buat suasana belajar yang santai tapi fokus

Suasana belajar sangat memengaruhi mood anak. Jangan langsung paksa anak duduk dan ngerjain PR sepulang sekolah. Beri waktu istirahat sebentar untuk makan atau main ringan dulu, baru ajak mereka mulai.
Pilih tempat yang tenang, cukup terang, dan bebas gangguan. Nyalakan musik lembut kalau perlu, siapkan air minum, dan dampingi mereka dengan sikap yang tenang. Dengan atmosfer yang santai, anak lebih mudah fokus tanpa merasa terbebani.
2. Dampingi tanpa mengambil alih tugas mereka

Banyak orangtua yang secara gak sadar justru mengerjakan PR anaknya. Niatnya membantu, tapi malah bikin anak jadi kurang mandiri. Peranmu sebaiknya sebagai pendamping, bukan pengganti.
Beri arahan kalau mereka bingung, bantu mereka berpikir, tapi biarkan mereka tetap menyelesaikan tugasnya sendiri. Anak jadi merasa percaya diri karena tahu mereka mampu, dan kamu tetap jadi support system yang bikin mereka nyaman.
3. Berikan pujian atas usaha, bukan hanya hasil

Anak butuh pengakuan, terutama saat sedang berusaha keras. Jangan cuma puji mereka kalau hasil PR-nya sempurna. Kasih apresiasi juga saat mereka mau mencoba, walau masih banyak salah.
Kata-kata sederhana seperti 'Mama senang kamu serius ngerjain' atau 'Keren, kamu coba jawab ini sendiri dulu' bisa jadi motivasi besar. Pujian yang tulus bikin anak lebih semangat belajar, tanpa harus takut salah.
4. Jadikan PR sebagai bagian dari rutinitas harian

Biar PR gak terasa beban, biasakan ngerjainnya di waktu yang sama setiap hari. Misalnya, setelah mandi sore atau sebelum makan malam. Dengan rutinitas yang konsisten, anak jadi terbiasa dan gak anggap PR sebagai gangguan.
Rutinitas juga bantu kamu dan anak lebih terorganisir. Mereka tahu kapan waktunya main dan kapan harus serius. Lama-lama, waktu PR jadi bagian yang alami dari kegiatan mereka sehari-hari.
5. Ajak ngobrol soal isi PR, bukan cuma suruh ngerjain

Kadang anak malas ngerjain PR karena gak paham atau merasa gak ada hubungannya dengan kehidupan mereka. Coba ajak ngobrol ringan tentang isi PR-nya. Tanyakan pendapat mereka, atau hubungkan materi dengan hal yang mereka suka.
Misalnya, kalau PR-nya tentang cerita fabel, kamu bisa tanya, 'Kalau kamu jadi si kelinci, bakal ngapain?' atau kalau tentang matematika, hubungkan dengan beli jajanan. Pendekatan ini bikin anak lebih tertarik dan merasa PR itu relevan.
6. Tahan emosi dan tetap sabar saat mereka kesulitan

Gak semua anak cepat paham atau langsung ngerti soal PR. Saat mereka kesulitan, tahan dulu keinginan buat ngomel. Marah hanya bikin mereka makin stres dan takut salah.
Sebaliknya, bantu mereka pelan-pelan. Tunjukkan bahwa belajar itu proses, dan gak apa-apa kalau belum langsung bisa. Sikapmu yang sabar bikin anak merasa aman dan gak takut minta bantuan di lain waktu.
Ngerjain PR sekolah gak harus jadi momen yang penuh ketegangan. Dengan pendekatan yang suportif, suasana santai, dan komunikasi yang hangat, kamu dan anak bisa jadi tim yang solid. Bukan cuma PR yang kelar, tapi hubungan kalian juga makin dekat.
Ingat, anak bukan cuma butuh hasil sempurna, tapi juga proses belajar yang menyenangkan. Yuk, ubah momen PR jadi waktu berkualitas bareng anak tanpa perlu drama lagi!