Mengenal Istilah Jalikan, Kompor Tradisional Orang Bali

Gianyar, IDN Times - Kamu pernah mendengar istilah jalikan? Jalikan adalah Bahasa Bali dari tungku atau kompor tradisional. Jalikan biasanya mudah ditemui di wilayah pedesaan atau perkampungan di Bali dengan arsitektur rumah tradisional.
Berbeda dengan kompor modern yang menggunakan gas atau listrik sebagai daya, jalikan masih menggunakan kayu bakar. Apa saja fakta lainnya soal jalikan? Ini selengkapnya.
1. Masih digunakan di rumah dengan dapur tradisional

Rumah di perkotaan dengan desain minimalis, diikuti dengan teknologi minimalis dan canggih di dapur, tidak akan menggunakan jalikan. Rumah tangga yang menggunakan jalikan rata-rata berada di desa.
Desain dapur rumah tradisional di Bali ada yang tidak beratap, sehingga asap pembakaran kayu di jalikan membumbung ke atas. Jika desain dapur beratap, maka dinding dibuat sedikit lebih tinggi agar tidak sumpek dan membakar atap.
2. Memasak di jalikan menggunakan kayu bakar

Mencari kayu bakar adalah kewajiban bagi anggota keluarga yang menggunakan jalikan sebagai kompor di rumah. Biasanya orangtua yang telah bekerja akan meminta tolong kepada anak-anak mereka untuk mencari kayu bakar di hutan.
Ada juga anak-anak yang mencari kayu bakar bersama orangtua mereka. Biasanya mereka akan berangkat mencari kayu bakar sebelum pergi ke sekolah. Pencarian kayu bakar ini biasanya diikuti dengan pencarian rumput untuk makanan sapi peliharaan.
3. Jalikan sebagai kompor pendamping

Desain jalikan sendiri beragam, ada yang dibuat dengan satu lubang saja atau tiga lubang. Setiap lubang ini digunakan untuk memasukkan kayu bakar. Selain kayu bakar, ada juga yang menggunakan bambu untuk media pembakaran.
Seiring perkembangan zaman, rumah tangga tradisional di Bali mulai menggunakan kompor gas. Jalikan pun mulai jarang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Biasanya penggunaan jalikan di masa kini untuk membuat air panas. Kalau kamu, apa masih menggunakan jalikan?