Ajaran Panca Satya dalam Hindu, Pemimpin Wajib Menerapkannya

Agama Hindu memiliki ajaran-ajaran yang wajib ditaati oleh umatnya. Ajaran ini menjadi dasar umat Hindu dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Tujuannya adalah agar mencapai keharmonisan dalam diri sendiri dan lingkungannya.
Satu di antara ajaran tersebut adalah Panca Satya. Seperti apa ajaran Panca Satya? Berikut penjelasannya yang dikutip dari Geguritan Jayaprana.
1. Makna Panca Satya

Panca Satya terdiri dari dua kata yaitu Panca dan Satya. Panca berarti lima. Sedangkan Satya berasal dari Bahasa Sanskerta Sat berarti kebenaran, kejujuran, Tuhan (Ketuhanan).
Satya memiliki beberapa makna yaitu berarti kebenaran, merupakan sifat Tuhan Yang Maha Esa. Makna lainnya adalah Satya berarti kejujuran dan kesetiaan. Oleh karena itu, Panca Satya memiliki arti lima macam kesetiaan atau kejujuran yang harus dipegang teguh. Panca Satya ini merupakan bagian dari ajaran Panca Yama Brata. Panca Yama Brata merupakan ajaran lima kewajiban moral yang harus ditaati atau dilakukan oleh umat Hindu.
2. Pembagian Panca Satya

Panca Satya memiliki lima bagian yaitu Satya Wacana, Satya Hredaya, Satya Laksana, Satya Mitra, dan Satya Samaya. Satya Wacana memiliki arti setia, jujur, dan benar dalam setiap perkataan atau dalam berkata-kata. Dalam Satya Wacana juga dikenal istilah Wak Purusya, berarti tidak berbicara kata-kata yang tidak sopan atau kata kasar.
Satya Hredaya adalah setia terhadap kejujuran dan kebenaran kata hati. Orang yang memegang teguh Satya Hredaya memiliki pendirian yang teguh dan tidak terombang-ambing saat dirinya melakukan kebenaran. Satya Laksana memiliki arti setia dan jujur untuk bisa bertanggung jawab dari segala perbuatan yang telah dilakukan.
Satya Mitra memiliki arti setia dan jujur kepada teman (mitra) dalam segala hal. Selalu berusaha mengarahkan segala perbuatan atau tindakan agar sesuai dengan ajaran agama. Satya Semaya adalah setia dan jujur terhadap janji-janji yang pernah diucapkan. Seseorang wajib memenuhi segala sesuatu yang terdapat dalam janji-janji tersebut.
3. Panca Satya bagi seorang pemimpin

Para pemimpin daerah baru telah ditetapkan pada awal 2025. Sudah sepantasnya mereka wajib mengemban amanah dari masyarakat yang memilihnya. Dalam ajaran Hindu, Panca Satya termasuk ajaran yang wajib dijalankan oleh seorang pemimpin.
Untuk Satya Wacana, seorang pemimpin dalam kesehariannya selalu mengeluarkan perkataan yang baik dan benar. Tidak berkata kasar maupun melakukan pembohongan publik atas situasi daerah yang dipimpinnya.
Satya Hredaya mengajarkan seorang pemimpin memiliki keteguhan hati untuk menjaga daerahnya dari hal-hal yang tidak baik. Tidak mudah digoda rayuan untuk memperkaya diri sendiri atau demi keuntungan segelintir pihak yang memiliki kepentingan.
Satya Laksana mengajarkan agar pemimpin berani bertanggung jawab atas segala keputusan yang telah dilakukannya. Tidak lari dari tanggung jawab atau cuci tangan atas perbuatan yang dilakukannya. Satya Mitra mengajarkan agar seorang pemimpin selalu setia kepada teman, sahabat, atau pihak-pihak yang telah mendukung, dan membantunya dalam menjalankan pemerintahan. Seorang pemimpin tidak berkhianat atau istilahnya menusuk teman dari belakang. Hal ini akan memunculkan ketidakharmonisan dalam roda kepemerintahan.
Yang terakhir adalah ajaran Satya Semaya. Satya Semaya mengajarkan seorang pemimpin harus setia akan janji-janji yang pernah diucapkannya terutama saat masa kampanye. Jika janji-janji politik ini tidak ditepati, maka akan memengaruhi kepercayaan publik kepada pemimpin tersebut.
Sangat penting bagi setiap umat Hindu untuk melaksanakan ajaran Panca Satya. Jika setiap umat Hindu mampu menerapkan ajaran Panca Satya dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan menimbulkan keharmonisan dalam segala hal.