Main Skateboard di Usia 55 Tahun, Romel Mengaku Tubuhnya Semakin Sehat

Badung, IDN Times - Seorang laki-laki berpakaian serba gelap dengan gaya trucker hat tampak duduk di atas tembok pembatas Pantai Kuta, pada Minggu (26/10/2025) pagi. Ia tampak memakai celana rangkap, satu di antaranya celana potongan pendek bermotif loreng. Tangan kanannya memegang handphone, pandangannya fokus pada anak-anak yang tengah wara wiri di area skate park Pantai Kuta.
Namanya Romel (55), asal Maluku. Sudah dua tahun ia berada di Bali dan bekerja sebagai videografer di sebuah hotel. Romel merupakan satu dari sekian pengunjung pantai yang kerap meramaikan skate park Pantai Kuta saat weekend. Meski usianya tak lagi muda, Romel mengaku bermain skateboard justru memberikan banyak manfaat kesehatan bagi tubuhnya.
"Kalau main skateboard itu ke badan lebih feksibel gitu. Jadi misalnya untuk paha, umur-umur segitu (seumurannya) harus kuat di kakinya kan. Kalau lari kan hanya ngejaga kekuatan jantung sama otot kaki. Kalau ini sampai ke pinggang, bahu," katanya.
1. Belajar skateboard tanpa latihan khusus, dipandu skater lainnya

Sepanjang hidupnya, Romel menyukai olahraga lari dan fitness sebelum mengenal skateboard. Dalam seminggu bisa berlari lima kali. Ia mengambil porsi waktu yang cukup banyak selain kegiatan utamanya. Namun setelah mengenal skateboard, ia malah menghabiskan waktunya untuk semakin dekat dengan aktivitas tersebut.
Romel tidak memiliki skill bermain skateboard pada awalnya. Ia belajar dari nol di usia di atas 50 tahun. Awalnya belajar sendiri tanpa pelatih, kemudian ia semakin mendekatkan diri dengan komunitas dan sering berkumpul bersama skater lainnya.
Kesempatan itu digunakan untuk mendapatkan saran dan arahan dari skater lainnya. Dengan saran tersebut, Romel mengasah kemampuannya hingga lincah di atas skateboard dalam waktu 3 bulan.
"Kalau main bisa sampai 2 jam. Bisa juga 4 jam. Di sini (skate park Pantai Kuta). Kalau gak di Motion Skate Park," terangnya.
2. Sulit menyeimbangkan badan saat berdiri di atas deck

Bermain skateboard penuh risiko. Pada awalnya, Romel kesusahan untuk berdiri dan mendapatkan keseimbangan yang pas. Butuh waktu berminggu-minggu baginya untuk mempelajari teknik berdiri di atas deck atau papan. Itu adalah skill utama yang harus dimiliki sebelum menjalankan atau mendorong deck tersebut.
Ia sudah 1,5 tahun menggeluti aktivitas skateboard. Namun, ada teknik yang belum ia kuasai yakni meluncur di tiang besi. Tidak dipungkiri ia terkendala tubuhnya yang tidak lentur selayaknya anak-anak lagi, dan juga ada ketakutan terjatuh saat mencobanya. Ia belajar teknik ini hanya bermodalkan nekat.
"Aduh banyak banget (terjatuh). Sampai ininya bolong pernah (menunjuk pelindung lutut). Tembus pelindungnya, bolong. Saya tahunya pas lagi mandi, pedes kan," katanya.
3. Skater pemula tidak perlu takut mencoba

Sebagai skater, ia menyarankan agar memilih perlengkapan yang berkualitas baik sebagai pelindung tubuh, karena bermain skateboard berisiko terjatuh. Pun bermain skateboard di usianya juga memberikan kesegaran tersendiri bagi tubuhnya meskipun juga sering mengalami kram.
Ia merasakan lebih mudah menurunkan berat badan, badan terasa ringan hingga lentur. Dengan pengalamannya ini, ia berharap agar anak-anak muda berani mencoba hal-hal baru dan tidak takut.
"Pas main itu lebih enak, lemes. Dipakai tidur juga enak," terangnya.


















