Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Cara Pekerja Mengatasi Sophomore Slump

ilustrasi mengalami sophomore slump (pexels.com/id-id/anthonyshkraba-production)

Saat diterima kerja pada suatu perusahaan tentu kamu sangat senang, bersemangat, penuh motivasi dalam mengembangkan job desc. Namun, setelah menginjak tahun kedua semangat, motivasi, dan gairah tersebut menurun secara drastis. Apakah pernah mengalaminya? Jika, ya, maka kamu sedang mengalami sophomore slump.

Dilansir People Value, sophomore slump adalah keadaan pekerja yang mengalami kejenuhan, menurun antuasisme, stagnan, kehilangan motivasi setelah melewati awal masa yang penuh semangat dalam bekerja. Sophomore slump sering terjadi ketika menginjak tahun kedua seorang pekerja.

Dilansir Corner stone, sophomore slump ini selain berasal dari diri karyawan pihak perusahaan juga mempunyai peranan yang signifikan, misalnya perusahaan memberikan beban kerja yang berlebihan. Sehingga mengganggu keseimbangan hidup karyawan akhirnya menimbulkan sophomore slump.

Sophomore slump ini dapat terjadi pada setiap pekerja. Bagaimana cara mengatasinya? Berikut ini ada lima cara yang dapat dilakukan. Mau tau, simak di bawah ini?

1.Cari suasana baru atau mengubah kebiasaan

ilustrasi outing bersama teman kantor (pexels.com/id-id/olly)

Suasana baru dapat menjadi katalisator untuk mengatasi sophomore slump, karena dapat memengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku. Sehingga pekerja dapat keluar dari rutinitas yang membosankan. Misalnya melakukan weekly meeting di luar jam kantor, atau dapat melakukan outing bareng teman kerja.

Pergantian suasana baru dengan melupakan sejenak job deks untuk bersenang-senang, itu akan bermanfaat menciptakan semangat baru, gairah, dan motivasi.

2.Diskusikan dengan manajer

ilustrasi diskusi (pexels.com/id-id/thecoachspace)

Manajer atau tim leader akan merasakan saat kamu sedang mengalami sophomore slump. Hal ini terlihat dari kinerjamu yang memburuk. Maka satu cara untuk mengatasinya adalah melakukan sesi diskusi atau quality time dengan manajer atau tim leader secara one-on-one meeting.

Diskusi tentang proyek yang berlangsung, progres, hingga masalah yang sedang kamu hadapi. Komunikasi yang lancar akan membantu mengatasi sophomore slump.

3.Harus realistis dan jangan terburu-buru

ilustrasi berpikir realistis dan tidak terburu-buru (pexels.com/id-id/moose-photos)

Saat diterima kerja, tentu kamu sangat bersemangat dan mengalami transmisi yang sifatnya besar-besaran. Sehingga akan terburu-buru untuk mencapai tujuan karier. Namun, setelahnya kamu merasa lelah di tengah proses tersebut sebelum pencapaian.
Dilansir BBC, penyebab sophomore slum pada pekerja baru, mereka cenderung terburu-buru membangun karier. Akhirnya merasa lelah, tidak bersemangat sebelum mencapai tujuan karier. Maka sebagai pekerja harus mempunyai tujuan yang realistis dan tidak terburu-buru.

4.Mengikuti pelatihan

ilustrasi ikut pelatihan (pexels.com/id-id/pavel-danilyuk)

Apakah di kantormu sering mengadakan pelatihan atau diklat? Kamu dapat menanyakan secara langsung, siapa tahu bisa jadi kandidatnya. Dengan adanya pelatihan atau diklat kamu akan bersemangat, termotivasi, dan bergairah lagi untuk mengejar kesempatan, dan peluang.

5.Rayakan pencapaian walau kecil

ilustrasi merayakan pencapaian dengan teman (pexels.com/id-id/zinep)

Kamu pernah berhasil melampaui target, atau mencapai kesepakatan negosiasi dengan klien gak? Nah, gak ada salahnya kamu merayakan pencapaian tersebut. Mengapresiasi diri sendiri itu sangat dianjurkan lho. Karena dapat menjaga mood, bikin semangat kerja lagi, kembali termotivasi lagi untuk mengemban pekerjaan, dan yang terpenting adalah terbebas dari sophomore slump ini.

Semua pekerja pasti pernah mengalami sophomore slump, dan kinerjanya akan terpengaruh jika dibiarkan. Namun, jangan khawatir. Sophomore slump dapat diatasi dengan mengikuti cara di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us