5 Saran Diskes Bali Tangkal Virus Corona, Masker Langka Tak Masalah!

Bisa pakai bahan alternatif lain kok kata Diskes Bali

Wabah COVID-19 atau virus corona yang menyerang saluran pernapasan saat ini, membuat masyarakat sulit mendapatkan masker bedah di lapangan. Entah itu karena stoknya tidak ada hingga harganya berkala lipat dari harga normal.

Lalu seberapa pentingkah penggunaan masker bedah ini? Apakah tidak bisa digantikan oleh bahan lain? Jika ada bahan lain yang bisa menggantikannya, apakah dari segi kesehatan fungsinya berkurang? Berikut penjelasan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali, Ketut Suarjaya, kepada IDN Times:

1. Ketut Suarjaya imbau masyarakat jangan fobia masker bedah secara berlebihan

5 Saran Diskes Bali Tangkal Virus Corona, Masker Langka Tak Masalah!Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali, Ketut Suarjaya. (IDN Times/Ayu Afria Ulita)

Suarjaya menegaskan agar masyarakat tidak fobia terhadap masker bedah secara berlebihan, sebagai dampak kepanikan wabah virus corona.

“Sehingga sekali lagi jangan terlalu fobia berlebihan sehingga semuanya harus pakai masker di mana-mana,” singgungnya setelah acara di Kantor Gubernur Bali, Selasa (3/3). lalu.

Menurutnya, masker bedah ini justru layak digunakan oleh pihak dengan potensi yang menularkan. Misalnya, orang yang kena flu atau memang kena penyakit virus. Sehingga mengharuskan memakai masker agar tidak menularkan kepada orang lain.

Masker bedah juga dipakai orang-orang sehat ketika mengunjungi rumah sakit atau dalam kerumunan orang-orang yang tidak dikenal. Misalnya di bandara, dan tempat umum lain yang berpotensi ada virus.

"Sedangkan kalau di restoran sedang makan, kan kita tidak perlu pakai masker. Di tempat kerja, di kantor kan kita tidak perlu pakai masker,” ucapnya.

Baca Juga: Asal Mula dan Penyebaran Virus Corona dari Wuhan ke Seluruh Dunia

2. Diskes Bali memiliki stok masker bedah dan N95. Namun akan dikeluarkan dalam kondisi yang benar-benar emergency

5 Saran Diskes Bali Tangkal Virus Corona, Masker Langka Tak Masalah!Masker N95 dari Apotek Farmacare di Samarinda (IDN Times/Yuda Almerio)

Dalam kesempatan yang sama, Suarjaya membeberkan stok masker yang dimiliki Diskes Bali. Diskes Bali memiliki 300 ribu masker bedah, dan 3000 masker N95. Masker tersebut akan dikeluarkan dalam keadaan emergency.

“Untuk dalam keadaan emergency, kita punya stok masker 300 ribu untuk bedah. Kita punya 3000 masker N95 saat ini. Sehingga bisa kita manfaatkan dalam keadaan emergency,” tegasnya.

Masker bedah menurutnya cukup efektif untuk mencegah virus. Asalkan dipakai secara benar. Yaitu bagian hijau (Kedap air) dipakai untuk bagian luar, dan bagian putih (Menyerap air) dipakai di bagian dalam.

“Harus menutupi hidung dan mulut. Kan ada di atasnya ada kawat itu. Kawatnya ini harus benar-benar menutupi hidung, dan diikat di belakang. Sehingga tidak ada kemungkinan virus itu masuk. Karena virus itu masuk biasanya melalui airbound (Udara), lewat hirupan dari mulut," ungkap pria yang menjabat Kadiskes Bali selama tiga periode ini.

Baca Juga: Cara Mencegah Penularan Virus Corona dan Gejalanya

3. Gunakan alternatif lain sebagai pengganti masker bedah, yang prinsipnya sama

5 Saran Diskes Bali Tangkal Virus Corona, Masker Langka Tak Masalah!IDN Times/Irma Yudistirani

Meski mulai sulit didapatkan dan harganya selangit, masyarakat tak perlu khawatir. Sebab kata Suarjaya, fungsi masker bedah ini bisa diganti (Subtitusi) menggunakan benda lain yang lebih mudah ditemukan masyarakat.

“Sepanjang itu bersih bisa memfilter (Apa saja, bisa tisu basah) saya kira. Misalnya handuk yang bersih diisi air kemudian diperas, itu juga dalam keadaan tidak ada (Masker bedah) sama sekali, boleh. Kenapa tidak,” terangnya.

4. Suarjaya menyarankan menggunakan hand sanitizer, dan sering cuci tangan. Fasilitas umum juga harus menyediakannya

5 Saran Diskes Bali Tangkal Virus Corona, Masker Langka Tak Masalah!Penyediaan hand sanitizer di perkantoran kawasan Kuningan, Jakarta. (IDN Times/Daffa Maududy Fitranaarda)

Pihaknya menyarankan untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan, terutama di fasilitas umum. Seperti melakukan sanitasi lingkungan, menyiapkan hand sanitizer, melakukan pembersihan di tempat-tempat yang sering disentuh, dan pengecekan kesehatan para karyawan di perusahaan.

“Bahkah yang kami pantau, hotel-hotel sudah melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada karyawannya. Untuk hand sanitizer, kami harap semua tempat sudah menyediakan. Sebenarnya hand sanitizer itu cuci tangan dengan sabun, itu sudah hand sanitizer diri ya. Kemudian membersihkan tempat-tempat kerja ini adalah hand sanitizer,” jelasnya.

5. Rempah-rempah disebut sebagai penangkal virus corona, ternyata masih dalam kajian keilmuan. Rempah-rempah hanya untuk kebugaran

5 Saran Diskes Bali Tangkal Virus Corona, Masker Langka Tak Masalah!Pixabay.com/Ajale

Suarjaya menanggapi khasiat rempah-rempah Indonesia, yang disebut-sebut dapat menangkal penyakit virus corona. Secara empiris, khasiat pada rempah-rempah Indonesia ini tidak diragukan lagi. Namun untuk lebih menjurus sebagai penangkal virus corona, masih dalam kajian keilmuan. Sedangkan jika mengarah kemanfaatan untuk kebugaran tubuh, Suarjaya membenarkannya.

“Dari sisi ilmiah masih diuji. Barangkali ada baiknya juga. Karena kita tahu banyak bahan-bahan alami kita. Di lingkungan kita yang berkhasiat obat. Seperti jahe merah, kunyit dari dulu kita yakini. Maka dari itu, saya harapkan olahraga teratur, istirahat cukup, jangan stres. Saya kira masuk akallah rempah-rempah bisa mencegah itu. Secara empiris memang bermakna, bermanfaat untuk kebugaran,” jelasnya.

Baca Juga: 7 Reaksi Tubuh Saat Terinfeksi Virus Corona

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya