Sering Alami Gangguan Mood? Psikiater Ingatkan Jangan Pakai Stimulan
Coba berkonsultasi ke psikiater atau psikolog klinik ya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Orang dengan Bipolar (ODB) yang tidak menyadari dirinya memiliki bipolar, cenderung menggunakan stimulan untuk memperbaiki mood-nya yang terganggu. Mereka menganggap dengan mengonsumsi alkohol atau narkoba, bisa mengembalikan rasa nyaman dan mood yang sempat rusak. Padahal cara itu justru dapat memperparah kondisi kesehatan mental diri sendiri.
Hal ini diungkapkan oleh Psikiater di Klinik Utama Sudirman Medical Center (SMC) Denpasar, sekaligus Founder Rumah Berdaya, dan pegiat kesehatan jiwa di Komunitas Teman Baik, dr I Gusti Rai Putra Wiguna SpKJ.
Lalu apa yang harus dilakukan apabila seseorang sering mengalami gangguan mood? Bagaimana caranya mengetahui apakah gangguan mood itu mengarah ke bipolar atau tidak? Berikut penjelasan dokter Rai saat diwawancara IDN Times, Jumat (8/10/2021) sore.
Baca Juga: Kasus Bipolar di Bali Relatif Lebih Sulit untuk Didiagnosis, Mengapa?
Baca Juga: Ketua Komunitas Bipolar Bali: Banyak ODB Tidak Berani Membuka Diri
1. Penggunaan obat-obatan terlarang dapat berujung pada kriminalitas
Menurut dokter Rai, beberapa ODB yang tidak menyadari dirinya memiliki bipolar, cenderung menggunakan hal-hal dari luar dirinya untuk menciptakan kenyamanan dna ketenangan. Misalnya saja dengan mengonsumsi obat-obatan terlarang.
“Mereka melakukan itu karena gak menyadari. Gak paham juga kalau dirinya mengalami bipolar. Pokoknya tahunya nggak nyaman aja. Akhirnya perlu sesuatu dari luar diri kita untuk menyamankan diri,” jelasnya.
Ia mencontohkan, misalkan ODB yang memilih memakai ineks. Kemudian ketika di fase manik, menyalahgunakan obat tidur atau obat penenang. Ia menegaskan, cara itu merupakan tindakan yang salah karena itu bukanlah obat untuk bipolar. Justru akan mengganggu kesehatan mental yang tak jarang berujung kriminalitas.
“Kalau kriminal, iya,” jelasnya.