TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Efek Buruk Terlalu Sering Mengonsumsi Minuman Soda, Mulai Kurangi Ya

Coba mulai perhatikan kesehatan tubuh kamu ya

ilustrasi minuman soda (unsplash.com/blakewisz)

Saat cuaca sedang panas terik, rasanya pasti seger banget setelah mendapat minuman soda dingin. Tubuh yang awalnya terasa gerah dan lelah, bakal terasa nikmat dan menyegarkan begitu meneguk minuman dingin itu. Tapi eits, tunggu dulu ya. Apabila kamu terlalu sering mengonsumsi minuman soda, ada efek buruknya lho untuk kesehatan.  

Minuman bersoda atau berkarbonasi mengandung kalori, gula, dan natrium yang melebihi batas wajar konsumsi. Hal inilah yang berpengaruh buruk terhadap tubuh. Nah berikut ini lima efek buruk yang bisa ditimbulkan apabila seseorang terlalu sering mengonsumsi minuman soda: 

Baca Juga: Minum Air Putih Ketika Perut Lagi Kosong Bisa Bikin Langsing Lho

1. Minuman soda dapat mengikis kalsium yang ada di tulang

Kalsium (www.sehatq.com)

Soda memiliki kandungan asam fosfat dan asam sitrat yang tinggi. Kandungan tersebut akan mengikis kalsium yang ada di tulang dan mengurangi penyerapan kalsium. Pada perempuan, hal ini bisa menyebabkan osteoporosis, tulang menjadi lebih cepat rapuh dan lemah, bahkan sebelum memasuki usia tua.

Asam sitrat juga akan melepaskan kalsium dari gigi serta membuatnya lebih rapuh dan rentan. Akibatnya, seseorang lebih berisiko mengalami gigi berlubang dan erosi gigi. Apabila ingin gigi dan tulangmu sehat sampai tua serta tetap kuat dan tidak rapuh, lebih baik kurangi dan hindari minuman bersoda mulai sekarang.

2. Mengonsumsi minuman soda sangat berisiko meningkatkan berat badan

freepik.com/lionday

Kandungan gula pada soda tidak hanya menyebabkan diabetes, tetapi memicu kegemukan dan obesitas. Menurut SF Gate, dalam sekaleng soda, terdapat 140 kalori (atau bahkan lebih). Padahal, kalori ini disebut sebagai "kalori kosong" karena tidak ada nutrisi baik yang bisa diserap oleh tubuh.

Apabila meminum satu kaleng soda sehari selama empat minggu, maka sama dengan mengonsumsi 3.920 kalori ekstra yang lebih banyak dari yang dibutuhkan. Jumlah ini setara dengan penambahan berat badan 1,1 pound (0,49 kg). Apabila kelebihan kalori ini tidak dibakar, maka berat badan akan bertambah 12 pound (5,4 kg) dalam setahun.

Menurut laporan dalam jurnal Obesity Research & Clinical Practice tahun 2017, minuman berkarbonasi mungkin dapat meningkatkan kadar grelin alias hormon lapar. Dilansir dari Eat This Not That!, dengan mengonsumsi minuman bersoda, termasuk soda diet, dapat menyebabkan keinginan untuk mengonsumsi camilan manis lebih banyak sepanjang hari. 

3. Terlalu sering mengonsumsi minuman soda dapat mengacaukan pola tidur

ilustrasi sulit tidur (freepik.com/jcomp)

Apabila dikonsumsi secara rutin dan terus-menerus, soda akan mengacaukan pola tidur kita. Mengapa bisa begitu? Soda akan memengaruhi kualitas, durasi, dan siklus tidur. Menurut National Sleep Foundation, orang yang terlalu banyak mengonsumsi gula akan tidur selama 5 jam atau kurang dalam semalam.

Sementara itu, orang yang kekurangan tidur, disebut dapat kehilangan konsentrasi, mudah marah, cepat lelah, kesulitan membuat keputusan yang bijak, dan berisiko mengalami kecelakaan saat berkendara. Nah apabila ingin kualitas tidurmu membaik, mulai kurangi minum soda, ya!

4. Mengonsumsi minuman soda dapat menyebabkan lonjakan gula darah

unsplash.com/Kate

Rasa manis soda bersumber dari tingginya kandungan gula di dalamnya. Diperkirakan, dari 100 ml soda, terkandung 11 gram gula. Jumlah itu setara dengan satu sendok makan gula. Sementara, minuman soda yang ada di pasaran memiliki ukuran 390 ml per sajian. Artinya, setiap minum satu kaleng soda, kamu telah mengonsumsi hampir 4 sendok makan gula!

Mengonsumsi minuman soda dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan membuat pankreas bekerja keras untuk memproduksi insulin untuk memetabolisme semua gula tersebut. Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Circulation tahun 2011 menemukan bahwa konsumsi minuman manis, seperti minuman bersoda, dikaitkan dengan timbulnya diabetes tipe 2. 

Berita Terkini Lainnya