Proses Pembusukan Jasad Dicor Semen, Mengapa Tidak Berbau?
Belajar dari kasus pembunuhan di Makassar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times - Kasus jasad perempuan, J (35), warga Jalan Kandea, Kelurahan Bontoala Tua, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dicor semen oleh suaminya, H (43), menggemparkan publik. Pembunuhan tersebut diakui dilakukan pada 2018 lalu, dan pelaku menyebarkan informasi bahwa korban pergi dari rumah.
Temuan tulang belulang terungkap, pada Minggu (14/4/2024), setelah anak korban melapor ke Polrestabes Makassar. Ada satu hal menarik untuk dibahas. Yaitu bagaimana proses pembusukan jasad yang dicor?
Dokter Spesialis Forensik RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah, dr Dudut Rustyadi, mengatakan pembusukan jasad yang dicor semen membutuhkan waktu yang lebih lama. Pun bau jasad pembusukannya tidak keluar.
"Ya ada (bau), tapi gak tembus baunya karena cor kan rapat,” ungkap Dudut, pada Selasa (16/4/2024).
1. Pembusukan jasad yang dicor semen ada dua mekanisme
Menurut Dudut, ada dua mekanisme pembusukan yakni bakteriliolisis, dan autolisis. Bedanya, proses pembusukan bakteriliolisis berasal dari bakteri di usus besar selama manusia itu hidup. Bakteri inilah yang mempercepat pembusukan jasad.
“Pembusukan itu maksudnya perusakan jaringan atau bahasa kerennya degradasi jaringan. Kerusakan dia menjadi lunak akhirnya meleleh. Kan gitu, hancur,” ungkapnya.
Sedangkan autolisis merupakan proses degradasi jaringan akibat adanya enzim-enzim di dalam jaringan yang menghancurkan dirinya sendiri.
“Artinya kalau pada kasus yang dibeton itu. itu bisa kemungkinannya ada dua, bakteriliolisis, dan autolisis. Artinya walaupun dibenton pun, proses pembusukannya jalan terus. Dibeton itu mungkin lebih lambat dibandingkan di ruang terbuka,” katanya.