Kusta Bisa Mengakibatkan Kecacatan Jika Tak Segera Ditangani

Penderitanya masih mendapat stigma yang buruk

Tabanan, IDN Times - Penyakit kusta adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae primer. Penyakit ini menyerang saraf tepi yang dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran napas bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang, dan testis.

Di antara penyakit menular, kusta adalah penyebab utama kecacatan fisik permanen. Tidak hanya itu, adanya stigma sosial dan diskriminasi berhubungan dengan kusta menyebabkan penderita dijauhi atau dikucilkan oleh masyarakat.

Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Warmadewa, setiap tahunnya menggelar Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Untuk tahun ini, PKM menyasar warga Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, berusia 63 tahun yang menderita kusta dan telah mengalami kecacatan derajat dua beserta keluarganya. PKM ini diharapkan bisa mencegah kecacatan yang lebih parah pada pasien sampai bisa bersosialisasi di lingkungan sekitarnya.

1. Pasien mengalami kecacatan dan kelumpuhan

Kusta Bisa Mengakibatkan Kecacatan Jika Tak Segera DitanganiPemberian kursi roda untuk pasien kusta yang menjadi mintra kegiatan PKM Universitas Warmadewa (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Penanggung jawab kegiatan PKM, dr Ni Made Indah Puspasari SpKK FINSDV FAADV, memaparkan kecacatan pasien perempuan yang menjadi sasaran kegiatan PKM ini berupa kekakuan pada jari tangan kanannya, kulit kering, dan elastisitas kulit menurun.

"Pasien juga mengalami kecacatan sekunder yaitu luka di ujung jari tangan. Selain kecacatan akibat kusta, pasien juga mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya akibat stroke yang merupakan komplikasi penyakit diabetes melitus," ujarnya, Selasa (19/3/2024).

Menurut Indah, akibat keterbatasan ekonomi, keluarganya tidak mampu membeli kursi roda. Sehingga mobilisasi mereka di rumah adalah dengan cara merangkak. Lewat kegiatan PKM, pasien dan keluarganya akan dilatih cara merawat diri di rumah supaya terhindar dari kecacatan sekunder.

"Dalam kegiatan ini pasien juga diajarkan cara melakukan rehabilitasi mandiri pada jari tangan kanan yang sudah mengalami kontraktur untuk mencegah kecacatan yang lebih parah, dan melatih otot tangan kiri yang masih normal agar terhindar dari kekakuan," katanya.

Pasien juga diberikan bantuan berupa kursi roda agar bisa melakukan mobilisasi di dalam ataupun luar rumah, sehingga pasien dapat berkegiatan dan bersosialisasi di lingkungan sekitarnya.

2. Terapi kecacatan secara holistik

Kusta Bisa Mengakibatkan Kecacatan Jika Tak Segera DitanganiIlustrasi pasien kusta (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Menurut Indah, pasien kusta yang sudah mengalami kecacatan memerlukan terapi holistik berupa rehabilitasi medis. Rehabilitasi ini sangat penting untuk mencegah kecacatan yang lebih parah. Di antara penderita kusta yang telah sembuh, mereka tidak memiliki kecacatan. Namun dapat berkembang menjadi cacat akibat kelalaian dalam merawat anggota tubuhnya yang telah mati rasa.

"Kusta dan kecacatannya tersebut sering menimbulkan dampak sosial yang dapat memperburuk kondisi psikososial penderita," jelas Indah.

Berdasarkan hasil observasi terhadap pasien yang menjadi mitra kegiatan PKM, terdapat dua prioritas masalah utama yang ditemui yaitu:

  • Pasien tidak memahami cara rehabilitasi mandiri dan merawat diri
  • Pasien tidak mempunyai alat bantu untuk bergerak dalam hal ini kursi roda, yang mengakibatkan pasien hanya bisa tinggal di rumah saja dan tidak bisa bergaul di lingkungan sekitar.

Dari analisis situasi tersebut, tim kemudian menetapkan permasalahan prioritas antara lain:

  • Kulit pada ekstremitas atas dan bawah kering dan elastisitas kulit berkurang
  • Luka di ujung ibu jari tangan kanan
  • Kontraktur seluruh jari tangan kanan (Claw hand)
  • Kontraktur dan kelumpuhan di kedua kaki
  • Ketiadaan alat bantu untuk mobilisasi dalam kegiatan sehari-hari.

3. Tahapan rehabilitasi mandiri untuk pasien kusta

Kusta Bisa Mengakibatkan Kecacatan Jika Tak Segera Ditanganiwww.freepik.com/freepik

Bagi masyarakat yang anggota keluarga maupun kerabatnya menderita kusta, tahapan rehabilitasi medis secara mandiri yang diterapkan pada pasien mintra PKM bisa menjadi acuan.

Pelatihan rehabilitasi secara mandiri dan perawatan mandiri untuk pasien mitra PKM dilakukan di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Tabanan sejak Mei 2023 hingga Maret 2024. Kegiatan pelatihan ini dilakukan oleh tim dokter yang dibantu mahasiswa. Pengukuran capaian kegiatan dilakukan setiap satu bulan sekali pada saat pasien kontrol di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Tabanan.

Tahap rehabilitasi mandiri adalah:

Melatih perawatan diri sehari-hari

  • Untuk tangan dan kaki yang mengalami mati rasa, pasien disarankan memeriksakan bagian tersebut setiap hari untuk mencari tanda-tanda luka seperti kemerahan, kulit melepuh, luka, dan lainnya. Kedua ekstremitas tersebut perlu dilindungi dengan menghindari panas dan benda-benda yang tajam dan kasar
  • Tangan dan kaki direndam setiap hari dalam air dingin selama 20 menit. Dalam keadaan masih basah, dioleskan minyak. Kulit yang keras dan tebal perlu digosok agar menjadi tipis dan halus.

Melatih rehabilitasi mandiri

  • Kaki dan jari-jari tangan yang mengalami kontraktur diurut halus dan diluruskan. Disarankan untuk melakukan setiap hari minimal dua kali untuk kaki, dan sesering mungkin untuk jari tangan. Tindakan ini juga dilakukan pada jari tangan kiri yang belum mengalami kontraktur untuk mencegah kekakuan yang timbul.

4. Keberhasilan rehabilitasi mandiri

Kusta Bisa Mengakibatkan Kecacatan Jika Tak Segera Ditanganiilustrasi dokter berbicara dengan pasien (freepik.com/pressfoto)

Menurut Indah, keberhasilan rehabilitasi dan perawatan mandiri yang diterapkan pada pasien menunjukkan keberhasilan, di mana pasien mengalami kemajuan sesuai target indikator capaian sebesar 100 persen. Setelah mendapatkan pelatihan rutin tentang rehabilitasi mandiri di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Tabanan, kondisi kulit pasien yang awalnya sangat kering hingga mengelupas menjadi lembap dan tampak lebih sehat.

"Pada evaluasi terakhir tidak ditemukan lagi kulit mengelupas di seluruh area tubuh, terutama pada kedua tangan dan kaki. Elastisitas kulit juga terlihat membaik," terang Indah.

Selain itu, luka di ibu jari tangan kanan pasien juga sudah sembuh dan tidak ditemukan adanya luka baru. Kekakuan jari tangan kanan berupa claw hand dirasakan lebih mudah digerakkan dibandingkan sebelum pasien mengikuti program PKM ini.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya