5 Fakta Conformity Effect, Fenomena Psikologi yang Menjebak

Ini khusus buat kamu yang mudah terpengaruh orang lain

Pernahkah kamu merasa terdorong untuk mengikuti apa yang dilakukan orang lain, meskipun kamu tidak yakin dengan apa yang kamu lakukan? Pernahkah kamu mengubah pendapatmu agar sesuai dengan pendapat kelompokmu? Jika ya, kamu mungkin telah mengalami conformity effect.

Conformity effect atau efek konformitas merupakan kecenderungan individu untuk mengubah perilaku, kepercayaan, dan opininya agar sesuai dengan norma atau standar yang berlaku dalam kelompoknya. Fenomena ini merupakan bagian penting dalam psikologi sosial dan memiliki pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut lima fakta menarik tentang conformity effect.

1. Conformity effect bisa bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari

5 Fakta Conformity Effect, Fenomena Psikologi yang Menjebakilustrasi diskusi (pexels.com/SHVETS production)

Meskipun sering dikaitkan dengan kepatuhan dan penindasan individualitas, conformity effect juga memiliki sisi positif. Contohnya, conformity effect membantu terciptanya tatanan sosial dan mendorong kerjasama antar individu dalam mencapai tujuan bersama. Dalam situasi darurat, conformity effect juga dapat membantu orang untuk bertindak secara terkoordinasi dan menyelamatkan diri.

Misalnya, ketika kamu berada di situasi darurat seperti kebakaran, kamu mungkin akan mengikuti apa yang dilakukan orang lain untuk menyelamatkan diri. Kamu mungkin tidak punya waktu untuk memikirkan tindakan terbaik, dan kamu mungkin merasa lebih aman jika mengikuti orang lain.

Conformity effect juga dapat membantu terciptanya tatanan sosial. Contohnya, ketika kamu berada di kelas, kamu mungkin akan mengikuti aturan yang ditetapkan oleh guru. Kamu mungkin tidak ingin mengikuti aturan tersebut, tetapi kamu tahu bahwa kamu harus melakukannya agar kelas dapat berjalan lancar.

2. Conformity effect lebih kuat terjadi pada remaja

5 Fakta Conformity Effect, Fenomena Psikologi yang Menjebakilustrasi berbincang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Penelitian menunjukkan bahwa conformity effect lebih kuat pada remaja dibandingkan orang dewasa. Hal ini karena remaja sedang dalam tahap pencarian identitas diri dan ingin diterima oleh kelompoknya. Tekanan teman sebaya (peer pressure) menjadi faktor utama yang mendorong conformity effect pada remaja.

Remaja sering kali ingin diterima oleh teman-temannya, dan mereka mungkin merasa perlu untuk mengikuti apa yang dilakukan teman-temannya agar diterima. Tekanan teman sebaya ini dapat sangat kuat dan dapat membuat remaja sulit untuk menjadi diri sendiri.

Conformity effect pada remaja juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti rasa percaya diri dan self-esteem. Remaja yang memiliki rasa percaya diri rendah dan self-esteem yang rendah mungkin lebih mudah untuk conform dengan teman-temannya.

3. Orang lebih cenderung conform saat dihadapkan pada situasi ambigu

5 Fakta Conformity Effect, Fenomena Psikologi yang Menjebakilustrasi makan burger (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Ketika individu dihadapkan pada situasi yang tidak jelas atau ambigu, mereka cenderung lebih mudah untuk conform dengan pendapat atau tindakan orang lain. Hal ini karena mereka merasa tidak yakin dengan jawabannya sendiri dan mencari kepastian dari orang lain.

Misalnya, ketika kamu dihadapkan pada pertanyaan yang sulit dan kamu tidak tahu jawabannya, kamu mungkin akan melihat apa yang dikatakan orang lain dan kemudian mengikuti jawaban mereka. Kamu mungkin merasa bahwa orang lain lebih tahu daripada kamu, dan kamu ingin mengikuti jawaban mereka agar tidak salah.

Conformity effect juga dapat terjadi ketika kamu berada dalam situasi yang baru dan kamu tidak tahu apa yang diharapkan. Dalam situasi ini, kamu mungkin akan melihat apa yang dilakukan orang lain, kemudian mengikuti mereka.

4. Budaya memengaruhi conformity effect

5 Fakta Conformity Effect, Fenomena Psikologi yang Menjebakilustrasi pertemanan (pexels.com/Fox)

Tingkat conformity effect juga berbeda-beda, tergantung pada budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Dalam budaya kolektif, conformity effect umumnya lebih kuat dibandingkan dengan budaya individualis.

Dalam budaya kolektif, orang-orang lebih mementingkan kepentingan kelompok daripada kepentingan individu. Hal ini membuat orang-orang dalam budaya kolektif lebih mudah untuk conform dengan norma dan standar yang berlaku dalam kelompoknya.

5. Conformity effect bisa dilawan

5 Fakta Conformity Effect, Fenomena Psikologi yang Menjebakilustrasi teman (pexels.com/George Pak)

Meskipun conformity effect merupakan fenomena yang kuat, individu tetap memiliki kemampuan untuk melawannya. Individu yang memiliki rasa percaya diri tinggi dan keyakinan kuat, pada prinsipnya sendiri akan lebih mudah untuk mempertahankan pendapatnya, meskipun berbeda dengan pendapat kelompoknya.

Melawan conformity effect memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Kamu dapat melawan conformity effect dengan meningkatkan rasa percaya diri dan keyakinanmu pada prinsipmu sendiri. Kamu juga dapat belajar untuk berpikir kritis dan tidak selalu mengikuti apa yang dikatakan orang lain.

Nah, setelah mengetahui lima fakta menarik tentang conformity effect, apakah kamu pernah mengalaminya? Coba ingat-ingat, apakah kamu pernah mengikuti apa yang dilakukan teman-temanmu meskipun kamu tidak yakin dengan apa yang kamu lakukan? Jika ya, itu tandanya kamu telah mengalami conformity effect.

Muhamad Aldifa Photo Community Writer Muhamad Aldifa

Menulis disaat senggang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya