Menu Unik, Craftsman Ubud Sajikan Urutan dengan Roti
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gianyar, IDN Times – Berwisata ke Ubud tak lengkap rasanya tanpa mencoba makan malam di Craftsman Kitchen & Bar, Jalan Suweta, Kabupaten Gianyar. Ada hal menarik yang belum diketahui publik terkait restoran ini yang berdiri pada 2020 tersebut.
Baru-baru ini, bisnis yang dibangun oleh Generasi Z asal Ubud tersebut menawarkan Kuliner Creative Contemporary. Apa uniknya ya? Simak ulasannya berikut ini.
1. Mengenang peran leluhurnya dan menjadikan inspirasi sebagai usaha
Craftsman Kitchen & Bar menawarkan perpaduan masakan internasional yang disajikan secara kreatif untuk menggugah selera. Bisnis ini dibangun oleh adik-kakak bernama Gede Agung Nugraha Siadja atau Degung Siadja (28) sebagai Managing Director, dan Made Bagus Wibawa Siadja atau Degus Siadja (22) sebagai chef sekaligus kurator. Keduanya mengenyam ilmu di perguruan tinggi daerah Switzerland.
Degung menyebutkan, pemilihan nama Craftsman sendiri lekat dengan sejarah leluhurnya yang merupakan Kumpi atau artis seni di bidang kayu. Sejarah ini kemudian ia gunakan untuk berkreativitas di bidang kuliner.
"Dari sana. Kami ambil history keluarga. Tapi saya tidak ada skill mematung lagi. Jadi saya dan adik saya ingin membawa seni craft dari Mas, Ubud itu sekarang ke hospitality bidang restoran," ungkapnya.
Degung mengatakan, sebagai anak muda, berpikir kreatif dan berani mencoba adalah modal untuk memulai bisnis.
“Yang diperlukan itu creative mind, habis itu willingness to try. Harus ada motivasi untuk berani melakukan hal eksperimen yang baru. Tentunya yang pasti perlu modal juga, astungkara di-support sama orangtua juga,” terangnya.
2. Fusion food yang ditawarkan sesuai gaya Craftsman
Menu Craftsman terinspirasi dari berbagai masakan di seluruh dunia. Terdiri dari banyak makanan pembuka dan pilihan makanan utama, hingga hidangan penutup yang direkomendasikan. Penawaran pengalaman kuliner yang unik dengan memadukan bahan-bahan lokal segar dengan resep inovatif.
Degus merombak keseluruhan resep makanan sesuai dengan gaya Craftsman. Contohnya pada menu Urutan Bruschetta. Masyarakat Bali umumnya membuat Urutan berbentuk seperti sosis, namun kali ini ia sajikan dengan roti. Sehingga semakin menguatkan fusion food khas Bali dan Prancis.
"Menu makanannya kami buat sendiri, fusion dari berbagai negara. Kami rombak ulang dengan ide Craftsman sendiri. Jadi makanan-makanan yang belum pernah ditemukan sebelumnya,” ungkapnya.
3. Keseluruhan menu adalah hasil eksperimen sendiri selama berbulan-bulan
Menariknya, beberapa menu dibuat dari kombinasi bahan lokal yang tidak terpikirkan sebelumnya. Satu di antaranya penggunaan base genep pada menu Balinese Kara-Age. Makanan ini merupakan kombinasi makanan Bali dan Jepang.
Selain itu, penggunaan Kluwak pada menu Pork Chop. Bahan yang biasanya untuk masakan Rawon ini diterapkan pada olahan pork agar menciptakan rasa yang khas.
Degus mengungkapkan, keseluruhan menu di Craftsman adalah hasil eksperimen sendiri. Keduanya mengeksplorasi rasa yang pas selama berbulan-bulan, sebelum dicantumkan sebagai menu untuk pengunjung.
“Butuh eksperimen, saya sudah dua bulan belakangan bereksperimen terus untuk mendapatkan rasa yang tepat. Jadi lumayan,” katanya.