Angka Kemiskinan di Bali Bertambah, Akibat Anjloknya Pariwisata?

Semoga perekonomian Bali segera pulih ya semeton

Denpasar, IDN Times - Persentase penduduk miskin di Bali pada tahun 2021 lalu mengalami peningkatan sebesar 4,72 persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali pada September 2021, angka tersebut meningkat 0,19 persen poin dari Maret 2021 dan meningkat 0,27 persen poin dari September 2020.

Apa saja faktor yang memengaruhi meningkatnya jumlah kemiskinan ini? Berikut fakta-faktanya:

Baca Juga: Mengapa Pandemik COVID-19 Berlanjut? Ini Penjelasan Ahli di Bali  

1. Jumlah penduduk miskin di Bali pada September 2021 sebanyak 211,46 ribu orang

Angka Kemiskinan di Bali Bertambah, Akibat Anjloknya Pariwisata?ilustrasi kondisi masyarakat di Bali. (IDN Times / Ayu Afria)

Kepala BPS Provinsi Bali, Hanif Yahya, mengungkapkan jumlah penduduk miskin di Bali pada September 2021 sebanyak 211,46 ribu orang. Meningkat 9,49 ribu orang dibandingkan dengan Maret 2021 dan meningkat 14,54 ribu dari September 2020.

Penduduk miskin di perkotaan pada September 2021 tercatat sebesar 4,33 persen. Naik 0,21 persen poin dari kondisi Maret 2021 yang tercatat sebesar 4,12 persen. Sementara persentase penduduk miskin di perdesaan pada September 2021 tercatat sebesar 5,68 persen. Naik 0,16 persen poin jika dibandingkan kondisi Maret 2021 yang tercatat sebesar 5,52 persen.

“Dibanding Maret 2021, jumlah penduduk miskin Bali pada September 2021 di daerah perkotaan naik sebanyak 8 ribu orang. Dari 129,58 ribu orang pada Maret 2021, menjadi 137,60 ribu orang pada September 2021. Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin Bali di perdesaan naik sebanyak 1,5 ribu orang. Dari 72,39 ribu orang pada Maret 2021, menjadi 73,86 ribu orang pada September 2021,” ungkapnya.

2. Secara rata-rata rumah tangga miskin di Bali memiliki 4 orang anggota rumah tangga

Angka Kemiskinan di Bali Bertambah, Akibat Anjloknya Pariwisata?ilustrasi kondisi masyarakat di Bali. (IDN Times / Ayu Afria)

Batas garis kemiskinan di Bali pada September 2021 tercatat sebesar Rp461.532 per kapita per bulan. Dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp319.095 atau sebesar 69,14 persen dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp142.437 atau 30,86 persen. 

“Pada September 2021, secara rata-rata rumah tangga miskin di Bali memiliki 4,74 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata penghasilannya adalah sebesar Rp2.261.507 per rumah tangga miskin per bulan,” ungkapnya. 

Dalam pengukuran angka kemiskinan makro, garis kemiskinan digunakan sebagai besaran atau batas untuk mengelompokkan penduduk yang dapat dikategorikan sebagai miskin atau tidak miskin. Penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk dengan pengeluaran per kapita di bawah (atau lebih rendah) dari besaran yang disebut sebagai garis kemiskinan.

3. Ada lima komoditas yang berpengaruh pada pembentukan garis kemiskinan

Angka Kemiskinan di Bali Bertambah, Akibat Anjloknya Pariwisata?ilustrasi kondisi masyarakat di Bali. (IDN Times / Ayu Afria)

Pada September 2021, komoditas makanan berupa beras memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Komoditas makanan yang berpengaruh dalam pembentukan garis kemiskinan di perkotaan di antaranya beras, daging ayam ras, telur ayam ras, rokok kretek filter, bawang merah, mie instan, roti, tempe, dan tahu.

Komoditas makanan yang berpengaruh dalam pembentukan garis kemiskinan di perdesaan pada periode yang sama adalah beras, daging ayam ras, telur ayam ras, kue basah, rokok kretek filter, bawang merah, roti, kopi bubuk dan instan (sachet), mie instan, dan tempe.

Sementara itu, pada garis kemiskinan bukan makanan, lima komoditas yang berpengaruh pada pembentukan garis kemiskinan di perkotaan pada September 2021 antara lain perumahan, bensin, upacara agama atau adat lainnya, listrik, dan pendidikan. Sedangkan di pedesaan pada periode yang sama antara lain perumahan, bensin, upacara agama atau adat lainnya, listrik, dan perlengkapan mandi.

4. Banyak faktor yang memengaruhi meningkatnya kemiskinan di Bali

Angka Kemiskinan di Bali Bertambah, Akibat Anjloknya Pariwisata?ilustrasi kondisi masyarakat di Bali. (IDN Times / Ayu Afria)

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Bali selama periode Maret hingga September 2021 antara lain:

1. Terjadi gelombang kedua pandemik COVID-19 di Bali

  • Diawali dengan diterapkannya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pertama kali pada tanggal 9 Juli 2021
  • Tanggal 25 Juli 2021 Bali ditetapkan berstatus PPKM level 4. Wilayah dengan status PPKM level 4 tersebut tidak diizinkan melaksanaan kegiatan belajar tatap muka, pasar swalayan/toko kelontong dan sejenisnya boleh buka sampai pukul 21.00 Wita, area publik dan tempet wisata ditutup, angkutan umum massal dengan pengaturan kapasitas maksimal 50 persen, serta pembatasan-pembatasan lain
  • Pada 5 September 2021 Menteri Dalam Negeri menerbitkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2021 yang menyatakan Bali masih berstatus PPKM level 4 sampai tanggal 13 September 2021
  • Selanjutnya terbit Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2021 yang menyatakan Provinsi Bali berstatus PPKM level 3
Angka Kemiskinan di Bali Bertambah, Akibat Anjloknya Pariwisata?ilustrasi kondisi masyarakat di Bali. (IDN Times / Ayu Afria)

2. Pertumbuhan ekonomi Bali Triwulan III 2021 terkontraksi sedalam -2,91 persen. Capaian ini sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi Triwulan I 2021 (year-on-year) yang tercatat terkontraksi -9,78 persen. Pertumbuhan ekonomi Bali negatif pada Triwulan III 2021 menggambarkan kondisi masyarakat Bali masih kesulitan dari sisi Ekonomi

3. Pertumbuhan kategori lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makanan minuman, turun -8,47 persen, kategori lapangan usaha industri pengolahan turun -7,27 persen, dan yang mengalami penurunan tertinggi adalah transportasi dan pergudangan turun -16,03 persen

4. Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada Triwulan III-2021 terkontraksi sebesar -1,09 persen (year-on-year). Capaian ini lebih baik jika dibandingkan kondisi Triwulan I 2021 yang tercatat terkontraksi sedalam -3,73 persen (year-on-year). Kondisi ini mengindikasikan masih belum pulihnya dalam pemenuhan konsumsi rumah tangga

5. Inflasi Kota Denpasar kondisi September 2021 tercatat sebesar 0,19. Inflasi kumulatif Maret-September 2021 tercatat deflasi sebesar -0,43. Hal ini menggambarkan daya beli masyarakat yang belum membaik

6. Pada Agustus 2021 tercatat sebanyak 67,97 ribu orang pekerja yang mengalami pengurangan jam kerja akibat terdampak COVID-19. Pengurangan jam kerja berimplikasi pada turunnya pendapatan

7. Pekerja informal di Bali mengalami kenaikan pada kondisi Agustus 2021 jika dibandingkan kondisi Februari 2021. Dilihat dari status kedudukan dalam bekerja, pekerja keluarga mengalami kenaikan paling tinggi

8. NTP kondisi September 2021 tercatat sebesar 93,00, ini masih di bawah 100 artinya pendapatan yang diterima petani lebih rendah dari biaya yang dibayarkan petani, atau kata lain petani masih merugi

9. Susenas September 2021 mencatat terjadi peningkatan bantuan PKH jika dibandingkan kondisi Maret 2021. Akan tetapi jika dilihat bantuan pangan yang menjadi tumpuan masyarakat miskin untuk bertahan hidup, mengalami penurunan jika dibandingkat kondisi Maret 2021

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya