Canggu Bali Ramai Turis Asing, Tetapi Tidak Berimbas ke Okupansi Hotel

Bagi pengalamannya ya semeton yang tinggal di Canggu

Badung, IDN Times – Desa Canggu di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung merupakan lokasi yang banyak dituju oleh turis asing atau wisatawan asing (Wisman) yang masih berada di Bali. Dari penelusuran IDN Times di lokasi yang sekarang, terdapat berbagai macam restoran, hotel hingga tempat hangout yang ciamik. Banyak bangunan-bangunan yang juga baru berdiri. Namun dulunya, yang juga berdasarkan penelusuran IDN Times, sepanjang pantai di wilayah Pantai Berawa masih tumbuh pohon pandan dan warung-warung lokal. Sekarang berubah menjadi bangunan properti.

Meski begitu, satu pihak hotel yang diwawancarai oleh IDN Times mengaku tidak mendapatkan imbas okupansi meskipun banyak turis yang wara-wiri di Desa Canggu. Mengapa bisa demikian?

Baca Juga: Bisnis Kos-kosan di Bali Macet, Hingga Penghuni Memilih Pulang Kampung

1. Daerah Canggu sebelum pandemik harganya lumayan tinggi

Canggu Bali Ramai Turis Asing, Tetapi Tidak Berimbas ke Okupansi Hotelyomavillasbali.com

Menurut General Manager (GM) FRii Bali Echo Beach, Hasan Bisri, market wisatawan di daerah Canggu diakuinya campuran alias mix. Selain itu, banyak wisatawan domestik (Wisdom) yang mulai melirik potensi wisata di sana.

Canggu menawarkan wisata berkonsep hipster maupun fugees hingga berbagai aktivitas seperti yoga, surfing, dan lainnya. Bukan lagi berdasarkan harga, para wisatawan ini cenderung memilih tempat menginap sesuai dengan karakter dan style kehidupan mereka.

Wisman yang tinggal di Canggu sekarang kebanyakan merupakan surfer. Sehingga mereka datang dari suatu tempat hanya untuk surfing dan kembali ke tempatnya lagi di luar Canggu.

Canggu sebelum pandemik dikenal memiliki harga yang lumayan tinggi. Dengan kondisi sekarang yang harganya sudah turun, justru lebih banyak dimanfaatkan oleh wisdom yang melakukan trial and error. Yakni yang awalnya menginap di Kuta, lalu meninggalkan Kuta menuju Seminyak dan beralih ke Canggu.

“Itu pun tidak sesuai dengan harapan kami. Ternyata tidak berpengaruh juga,” jelasnya, saat diwawancarai IDN Times, Kamis (18/2/2021) lalu.

2. Canggu ramai wisman namun tidak berimbas kepada hunian hotel

Canggu Bali Ramai Turis Asing, Tetapi Tidak Berimbas ke Okupansi HotelFRii Bali Echo Beach (IDN Times/Ayu Afria)

Meskipun Canggu ramai wisman, tetapi diakuinya tidak berimbas kepada okupansi hotel. Hal ini dia duga karena tamu-tamu ekspatriat memilih menyewa vila daripada tinggal di hotel. Sehingga membutuhkan tempat tinggal yang ada akses ke kitchen. Para wisatawan ingin tinggal berkelompok dan tinggal dalam waktu yang lama.

“Pengaruh di hotel itu tidak terlalu karena kan memang mereka sudah punya tempat tinggal sendiri,” kata Hasan.

Baca Juga: Hotel di Kuta Utara Berlomba Turunkan Harga: Kami Butuh Survive

3. Okupansi sempat bagus. Tetapi setelah ada pembatasan mobilitas masyarakat jadi kelimpungan lagi

Canggu Bali Ramai Turis Asing, Tetapi Tidak Berimbas ke Okupansi HotelOperasi Yustisi Satpol PP Kabupaten Badung di Pantai Pererenan (Dok.IDN Times/Satpol PP Kab.Badung)

FRii Bali Echo Beach tutup menerima tamu selama lima bulan pada tahun 2020 lalu. Kemudian dibuka kembali bulan September 2020 dengan mengantongi sertifikat CHSE yakni Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian lingkungan) yang disyaratkan oleh Pemerintah Pusat. Okupansi hotel sempat membaik pada bulan Desember 2020 hingga menjelang liburan akhir tahun.

Setelah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), ia mengaku justru membuat kelimpungan pihak hotel. Hotel yang awalnya dijadikan sebagai tempat sosial, namun dengan adanya pembatasan tersebut justru menurunkan market. Para calon wisatawan dihadapkan oleh administrasi yang dianggap ribet dan keberatan atas biaya untuk rapid test maupun tes swab.

“Kita lihat sebelum ada PPKM, ataupun pembatasan skala besar atau PSBB, ya kondisi itu membaik. Kondisi ekonomi di kuarter empat di bulan Desember itu membaik diiringi dengan liburnya. Tapi itu juga dibarengi dengan peningkatan dampak COVID-nya ya. Jadi akhirnya pemerintah memutuskan itu.

Kami juga kelimpungan nih. Kaget gitu, kan. Karena melihat kondisi trend-nya bagus tiba-tiba ada pembatasan, jadi turun langsung. Itu berasa setelah tanggal 4 Januari. PPKM yang pertama dan itu sampai sekarang dampaknya masih sama diketatin lagi sama dampaknya. Malah dampaknya lebih parah lagi."

4. Sudah low season ditambah pembatasan mobilitas lagi, hotel jadi semakin sepi

Canggu Bali Ramai Turis Asing, Tetapi Tidak Berimbas ke Okupansi HotelPelaksanaan PPKM Kabupaten Badung di hari ketiga (Dok.IDN times/Satpol PP Badung)

IDN Times mencoba menghubungi pihak terkait, yaitu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Badung Cokorda Raka Darmawan dan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, namun yang bersangkutan belum merespon.

Dosen Ekonomi di Universitas Warmadewa (Unwar), Anak Agung Gede Krisna Murti, menanggapi bahwa bulan Desember 2020 lalu memang merupakan musim libur. Sehingga minat orang untuk berlibur sangat tinggi. Okupansi pada Desember 2020 lalu lebih banyak dihuni oleh wisdom dari Jakarta atau Pulau Jawa.

Berjalannya waktu, kebijakan pembatasan di tengah low season memengaruhi pariwisata di Bali semakin tambah sepi.

“Itu juga akan ngaruh. Tapi memang tidak sepenuhnya karena PPKM sih. Karena memang kalau dibandingin dengan Desember sih. Tanpa pandemik, Desember memang high season hitungannya,” ungkapnya.

PPKM juga berpengaruh terhadap pendapatan seseorang sehingga cenderung berpikir ulang untuk berlibur keluar kota.

Sedangkan wisman yang ada di Kuta Utara sekarang ini menurutnya sudah punya tempat tinggal atau long term stay di sana, tetapi tidak banyak berpengaruh terhadap okupansi hotel.

“Jadi mereka untuk nginap di hotel sedikit sih,” terang Krisna.

Selain itu para wisatawan ini hanya day pass. Artinya, mereka hanya bermain ke area Canggu saja, kemudian kembali ke tempat tinggalnya lagi.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya