Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Wisata City Tour Kota Denpasar, Permata yang Belum Diasah

Salah satu bangunan dengan ornamen khas Bali di Puri Agung Pemecutan. (dok.Pribadi/Ari Budiadnyana)
Salah satu bangunan dengan ornamen khas Bali di Puri Agung Pemecutan. (dok.Pribadi/Ari Budiadnyana)

Pariwisata Denpasar saat ini lebih terfokus kepada daerah wisata Sanur. Bukan tanpa alasan, hal ini karena Sanur memiliki objek wisata pantai yang sangat ikonik sejak dulu. Selain itu, vibes suasana di Sanur memiliki keunikan tersendiri, terutama bagi wisatawan mancanegara.

Padahal, Denpasar memiliki banyak potensi wisata yang sangat layak untuk bersaing dengan Sanur. Sebut saja city tour yang ada di pusat Kota Denpasar. Pusat Kota Denpasar memiliki beberapa spot wisata budaya yang seharusnya mampu menarik banyak wisatawan. Seperti apa perkembangan pariwisata di pusat Kota Denpasar saat ini?

1. Spot wisata budaya bernapaskan Bhinneka Tunggal Ika

Makam keramat Raden Ayu Siti Khotijah di area Setra Badung. (dok.Pribadi/Ari Budiadnyana)
Makam keramat Raden Ayu Siti Khotijah di area Setra Badung. (dok.Pribadi/Ari Budiadnyana)

Kota Denpasar memiliki masyarakat yang majemuk sejak zaman dahulu. Hal ini menyebabkan terjadinya akulturasi budaya yang tumbuh dengan tetap menjunjung toleransi. Akulturasi budaya ini bisa dijumpai di beberapa tempat seperti adanya kampung Arab, kampung China, hingga kampung Islam.

Selain itu, kamu bisa menjumpai beberapa spot wisata budaya dari beberapa agama di Kota Denpasar. Spot wisata ini sangat menarik untuk dikunjungi karena memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Beberapa spot wisata budaya yang ada di Kota Denpasar:

  • Puri Agung Pemecutan yang menjadi saksi sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda;
  • Pura Tambang Badung yang merupakan salah satu pura tertua di Bali;
  • Setra Badung sebagai kuburan terluas di Bali;
  • Makam keramat Raden Ayu Siti Khotijah, putri Raja Pemecutan yang mualaf menikah dengan Raja dari Bangkalan, Madura;
  • Makam Tuan Miura Djo, bekas tentara Nippon yang membelot dan menetap di Bali;
  • Masjid Raya Ukhuwah di Jalan Hasanuddin;
  • Pasar Kumbasari dan Pasar Badung, pasar tradisional yang berada di pusat Kota Denpasar;
  • Patung Catur Muka di Titik Nol Kota Denpasar;
  • Jam Lonceng Belanda di sebelah timur Patung Catur Muka;
  • Pura Jagatnatha;
  • Museum Bali;
  • Kelenteng Sing Bie di kawasan heritage Gajah Mada;
  • Gereja Paroki Santo Yoseph dengan ornamen khas Bali; dan lainnya.

2. Menciptakan city tour Kota Denpasar yang mampu menarik kunjungan wisatawan

Patung Monumen Ida Cokorda Pemecutan IX yang berada di sebelah barat Puri Pemecutan. (dok.Pribadi/Ari Budiadnyana)
Patung Monumen Ida Cokorda Pemecutan IX yang berada di sebelah barat Puri Pemecutan. (dok.Pribadi/Ari Budiadnyana)

Denpasar termasuk kota yang luas wilayahnya paling kecil di Provinsi Bali. Yaitu 127,78 kilometer persegi. Objek-objek wisata budaya di atas memiliki letak yang saling berdekatan. Seharusnya ini menjadi keuntungan tersendiri bagi wisata city tour Kota Denpasar.

Wisatawan mudah menjangkau tempat-tempat wisata tersebut dengan berjalan kaki. Beberapa titik bisa dijadikan sebagai tempat awal mulai perjalanan berkeliling Kota Denpasar, seperti Terminal Tegal atau Museum Bali. Wisatawan dapat menikmati beberapa objek wisata sekaligus hanya dengan mengunjungi Kota Denpasar.

Selain menikmati objek wisata, wisatawan dapat menikmati beberapa sajian kuliner legendaris yang ada di seputaran Kota Denpasar. Jika city tour dimulai pada pagi hari, wisatawan bisa menikmati beraneka kuliner tradisional di area Pasar Badung. Sedangkan untuk rehat makan siang, wisatawan dapat menikmati warung-warung kuliner legendaris yang ada di area pusat Kota Denpasar.

Selain berjalan kaki, wisatawan juga dapat menikmati city tour dengan menaiki bendi atau dokar, delman tradisional di Bali. Mereka mangkal di daerah Terminal Tegal dan area sebelah utara Pura Jagatnatha. Wisatawan tidak dipungut biaya alias gratis untuk menaiki dokar. Sayangnya, dokar hanya tersedia pada hari Sabtu dan Minggu saja.

3. Pemerintah belum memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan city tour Kota Denpasar

Wacana Sabha yang ada di Puri Agung Pemecutan. (dok.Pribadi/Ari Budiadnyana)
Wacana Sabha yang ada di Puri Agung Pemecutan. (dok.Pribadi/Ari Budiadnyana)

City tour Denpasar seharusnya bisa menjadi andalan Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Secara teori, wisata-wisata budaya ini sangat menarik untuk dikunjungi, tidak hanya oleh wisatawan domestik, namun juga wisatawan mancanegara.

Seperti yang penulis rasakan saat mengikuti program city tour bareng IDN Times bekerja sama dengan Kultara. City tour ini sesungguhnya mampu memberikan experience yang berbeda, walaupun penulis merupakan warga yang lahir dan besar di Kota Denpasar. Banyak hal menarik yang bisa didapat saat berkunjung ke beberapa spot wisata budaya di Kota Denpasar.

Sayangnya, menurut penulis, pemerintah masih belum sungguh-sungguh untuk mengembangkan city tour ini. Pemerintah masih belum bisa menyediakan fasilitas penunjang yang membuat wisatawan aman dan nyaman saat melakukan city tour. Sebut saja mengenai fasilitas trotoar. Trotoar menjadi fasilitas yang sangat penting untuk mendukung city tour ini.

Trotoar-trotoar di sepanjang rute city tour masih belum layak untuk digunakan oleh pejalan kaki. Kondisi trotoar yang rusak, bahkan beberapa ruasnya tidak ada trotoar. Selain itu, beberapa trotoar yang seharusnya menjadi haknya pejalan kaki, justru digunakan untuk berjualan.

Bagaimana wisatawan bisa berjalan dengan aman dan nyaman untuk menikmati city tour di Kota Denpasar? Seharusnya Pemkot Denpasar bisa fokus untuk melakukan renovasi trotoar, terutama yang menjadi rute city tour ini. Pemerintah bisa meniru trotoar atau pedestarian yang ada di Jalan Malioboro, Yogyakarta; kawasan Slamet Riyadi, Solo; kawasan Asia Afrika, Bandung; kawasan Pantai Losari, Makassar; kawasan Boulevard Malang; kawasan Kota Bogor; dan lainnya.

Jangan harap wisata city tour Kota Denpasar akan berkembang jika belum didukung oleh pedestarian atau trotoar yang aman dan nyaman. Saat mengikuti program city tour ini, penulis merasa waswas saat berjalan dari satu spot wisata ke spot wisata berikutnya. Waswas diserempet kendaraan, atau terjatuh karena kondisi trotoarnya.

Sangat berharap Pemkot Denpasar bisa segera memberikan perhatian serius untuk pengembangan city tour ini. Tentunya, city tour Kota Denpasar yang bisa dikembangkan dengan baik akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitarnya. Bagaimaan bapak-bapak pemimpin Kota Denpasar, apakah tidak terketuk hatinya untuk menjadikan city tour Kota Denpasar sebagai sumber pendapatan daerah dari sektor pariwisata? Atau, masih sangat nyaman untuk mengandalkan pendapatan dari Sanur saja?

Share
Topics
Editorial Team
Ari Budiadnyana
EditorAri Budiadnyana
Follow Us

Latest Travel Bali

See More

Itinerary Sehari di Ubud, Bisa Jalan Kaki Santai

10 Des 2025, 08:00 WIBTravel