7 Monumen Bersejarah di Bali, Bukti Perjuangan Lawan Penjajah  

Berwisata sekaligus menyelami sejarah ya

Selama ini Bali dikenal sebagai destinasi wisata yang memesona. Keindahan alam dan kekayaan budaya Bali mengundang daya tarik wisatawan, baik mancanegara maupun domestik untuk berkunjung. 

Namun tentunya Bali juga memiliki sejarah perjuangan yang panjang melawan penjajah Belanda dan Jepang. Nilai-nilai perjuangan tersebut tecermin dari monumen bersejarah yang dibangun di sejumlah daerah di Bali. Nah berikut 7 monumen bersejarah yang ada di Pulau Dewata:

Baca Juga: Potret Peringatan 75 Tahun Perang Puputan Margarana di Tabanan

1. Monumen Bajra Sandhi, Kota Denpasar 

https://www.youtube.com/embed/dtFhI0ivXNk

Bajra Sandhi yang terletak di Lapangan Niti Mandala, Renon, Denpasar, adalah simbol perjuangan rakyat Bali. Pembangunan Bajra Sandhi pada tahun 1986 atas prakarsa Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra dengan arsitek Ir Ida Bagus Yadnya. Bajra Sadhi diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tanggal 14 Juni 2003 dan dibuka untuk publik pada tahun 2004.

Luas area Bajra Sandi mencapai 13,8 hektare. Sementara luas gedungnya 4.900 meters persegi. Arsitektur bangunan monumen tersebut bercorak Hindu. Hal ini dapat dilihat dari bangunan menyerupai bajra atau genta yang biasa digunakan saat upacara keagamaan umat Hindu.

Dilansir dari denpasar.go.id, Bajra Sandhi didirikan untuk menghormati patriotisme dan mengenang perjuangan perlawanan rakyat Bali terhadap penjajah. Termasuk dalam Perang Puputan Badung pada tahun 1906, Puputan Klungkung tahun 1908, dan Perang Puputan Margarana tahun 1946.

2. Monumen Perjuangan Kapten TNI Anak Agung Gede Anom Mudita di Kabupaten Bangli

7 Monumen Bersejarah di Bali, Bukti Perjuangan Lawan Penjajah  (www.banglikab.go.id)

Kapten Mudita ditunjuk oleh I Gusti Ngurah Rai sebagai koordinator pejuang wilayah Bali Timur, meliputi Kabupaten Bangli, Gianyar, Klungkung, dan Karangasem. Kapten Mudita berjuang dalam perang gerilya Bali melawan penjajah pra kemerdekaan bangsa Indonesia. Sebelumnya, Kapten Mudita merupakan polisi pada masa kepemimpinan fasisme Jepang.

Terlahir dari keluarga bangsawan, di Puri Killian Bangli, Kapten Mudita mampu menyelesaikan pendidikan tingginya di Sekolah Dagang Belanda Surabaya dan Malang hingga memasuki dunia militer. Dalam perjuangannya untuk kemerdekaan Indonesia, Kapten Mudita tewas dalam serbuan NICA di Desa Penglipuran. Oleh karena itu, monumen Kapten Mudita tak jauh dari area Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli.

3. Monumen Tri Yudha Sakti Singaraja di Kabupaten Buleleng

7 Monumen Bersejarah di Bali, Bukti Perjuangan Lawan Penjajah  (www.dinsos.bulelengkab.go.id)

Tugu tiga didedikasikan kepada para pejuang yang berperan besar terhadap masyarakat Buleleng. Mereka adalah I Gusti Putu Wisnu, Kapten I Gede Muka Pandan, dan Mayor I Nengah Metra.

Letkol Putu Wisnu turut serta dalam Puputan Margarana untuk mengusir penjajah Belanda dari Bali. Sedangkan, Kapten Muka adalah pahlawan yang bergerilya secara bawah tanah menumpas para penjajah. Kapten Muka juga tercatat sebagai anggota PETA. Sementara Mayor Metra terjun dan gugur dalam pertempuran di Banjar Gintungan, Sukasada.

Monumen Tri Yudha Sakti terletak di Jalan I Dewa Made Kaler, Sangket, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Di daerah tersebut juga dibangun monumen Perang Banja dan Perang Jagaraga.

4. Monumen Tanah Aron di Kabupaten Karangasem

https://www.youtube.com/embed/M71GBogkv_8

Ketika perlawanan Belanda semakin sengit untuk merebut kemerdekaan Indonesia, rakyat Bali melakukan long march atau perjalanan dari barat ke timur sebagai bagian dari strategi perlawanan. Pasukan yang dikomandoi I Gusti Ngurah Rai tiba di Tanah Aron, tepatnya di kaki Gunung Agung, pada 6 Juli 1946.

Sehari setelahnya, pada 7 Juli 1946, terjadi puncak pertempuran antara NICA dengan pasukan militer Sunda Kecil yang dipimpin Ngurah Rai. Perang di Tanah Aron, Kabupaten Karangasem, menghasilkan kemenangan bagi rakyat Bali.

Guna memperingati perjuangan tersebut, pada tahun 1971 dibangunlah Monumen Tanah Aron di Desa Bhuana Giri. Pada tahun 2012, Dinas Sosial Karangasem bersama Kesbanglimnas, Legiun Veteran, dan Masyarakat Tanah Aron mengadakan renovasi bangunan bersejarah ini.

5. Monumen Operasi Lintas Laut Jawa-Bali di Kabupaten Jembrana

https://www.youtube.com/embed/hg3wDvIQ8m0

Monumen Operasi Lintas Laut Jawa-Bali berada di Desa Cekik, Kecamatan Malaya, Gilimanuk, Kabupaten Jembrana. Pembangunan monumen ini dilatarbelakangi terjadinya pertempuran laut oleh TRI Angkatan Laut dengan pasukan Belanda pada 4 April 1946. Operasi tersebut dipimpin oleh Kapten Markadi.

TRI Angkatan Laut Sunda Kecil RI yang dikenal dengan pasukan M, dibantu oleh Markas Besar TRI Yogyakarta dalam pertempuran melawan Belanda di Selat Bali tersebut. Walaupun Belanda melakukan blokade laut, Kapten Markadi dan pasukannya berhasil memenangkan pertempuran itu.

6. Monumen Puputan Klungkung

7 Monumen Bersejarah di Bali, Bukti Perjuangan Lawan Penjajah  (www,klungkungkab.go.id)

Serupa dengan Monumen Bajra Sandi, Monumen Puputan Klungkung merupakan taman kota yang terletak di pusat Kota Semarapura, tepatnya di Jalan Untung Surapati. Monumen ini memiliki luas 123 meter persegi dengan tinggi bangunan 28 meter. Proyek pembangunan Monumen Puputan Klungkung menghabiskan waktu 6 tahun, yakni sejak tahun 1986 hingga 1992.

Pada masa penjajahan, Belanda memasifkan pertempuran di seluruh wilayah Bali, termasuk Klungkung. Pada 28 April 1908, terjadi pertempuran hingga titik darah penghabisan yang dipimpin oleh Raja Klungkung, Ida I Dewa Agung Jambe, bersama sanak keluarganya.

7. Taman Pujaan Bangsa Margarana di Kabupaten Tabanan

7 Monumen Bersejarah di Bali, Bukti Perjuangan Lawan Penjajah  Puputan Margarana. (IDN Times/Ni Ketut Sudiani)

Tabanan memiliki sejarah panjang dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada 20 November 1946 terjadi pertempuran oleh pasukan Ciung Wanara yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai, melawan Belanda di Banjar Kelaci, Desa Marga, Kabupaten Tabanan. Di sinilah, Ngurah Rai gugur bersama 94 pasukannya. 

Taman Pujaan Bangsa Margarana merupakan simbol penghormatan atas jasa pahlawan dalam perang Puputan Margarana. Monumen ini memiliki luas 9 hektare. Pembangunannya dimulai pada tahun 1954.

Nah itu tujuh monumen bersejarah di Bali. Semoga kita bisa meneruskan semangat perjuangan para pahlawan tersebut ya. 

Ufiya Amirah Photo Community Writer Ufiya Amirah

Mahasiswa S1 Ilmu Politik Universitas Udayana

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya