10 Fakta Satelit Nusantara Satu, Biar Internet di Indonesia Gak Lemot
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pasifik Satelit Nusantara (PSN), perusahaan telekomunikasi berbasis satelit pertama di Indonesia akhirnya meluncurkan Satelit Nusantara Satu, Jumat (22/2) lalu. Satelit Nusantara Satu merupakan karya anak bangsa yang patut kamu banggakan.
Peluncuran ini pun memiliki moto “Nusantara Satu Satukan Indonesia”. Seperti apa sih satelit ini dan kegunaannya buat Indonesia? Simak ulasannya berikut ini:
1. Satelit Nusantara Satu adalah satelit broadband pertama di Indonesia yang mengusung teknologi High Throughput Satellite (HTS)
2. Satelit ini memiliki kapasitas 15 Gbps yang jauh lebih besar dibandingkan satelit konvensional yang ada di Indonesia
3. Satelit Nusantara Satu dirakit di Palo Alto, Amerika Serikat
4. Satelit Nusantara Satu diluncurkan di Basis Peluncuran Space-X, Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat tepat pada pukul 08.45 WIB
5. Peluncuran satelit ini menggunakan roket Falcon 9 milik Space-X, yang pada menit 02:51 pada ketinggian 75,2 km, bisa meluncur dengan kecepatan 8.410 km/jam!
6. Satelit Nusantara Satu berfungsi menghubungkan daerah-daerah di Indonesia yang tidak terhubung jaringan internet broadband
7. Diperkirakan satelit ini akan membantu 25 ribu desa di Indonesia untuk bisa mendapatkan koneksi internet lancar
8. Proyek ini menghabiskan dana senilai US$230 juta atau setara dengan Rp32 triliun!
9. Proyek ini menjanjikan kecepatan internet hingga 25 Mbps yang lebih cepat dibandingkan satelit konvensional yang hanya 5 Mbps
10. Beberapa operator seluler akan menggunakan satelit ini untuk backhauling layanan internet mereka
Satelit ini diluncurkan supaya internet di Indonesia bisa diakses lebih cepat dan bisa menjangkau seluruh wilayah. Jadi, kamu gak perlu khawatir lagi akan mengeluh internet lemot, apalagi selama berada di daerah-daerah terpencil ya. Semoga program ini berjalan lancar.
Baca Juga: Pariwisata di Bali Manfaatkan Air 15 Kali Lebih Besar dari Warga Lokal