TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Isi Sarana Upacara Hari Raya Kuningan, Beda dengan Galungan

Persembahyangannya hanya berlangsung sampai jam 12 siang

Sarana yang digunakan saat Hari Raya Kuningan. (YouTube.com/Tripanca Surya Bali)

Umat Hindu merayakan Hari Raya Kuningan sebagai rangkaian dari perayaan Galungan. Kuningan dirayakan 10 hari setelah Galungan, tepatnya pada hari Sabtu Kliwon, wuku Kuningan.

Dalam perayaan hari suci ini terdapat beberapa sarana upacara atau persembahan yang wajib ada. Sarananya tentu saja sedikit perbedaan antara Hari Raya Kuningan dan Galungan. Berikut ini sarana upacara Hari Raya Kuningan.

Baca Juga: 10 Lagu Religi Hindu, untuk Galungan dan Kuningan

Baca Juga: Bedanya Hari Raya Kuningan dan Galungan di Bali

1. Makna Hari Raya Kuningan

Ilustrasi umat Hindu saat upacara di Pura. (unsplash.com/Ruben Hutabarat)

Sebelum mengetahui sarana upacaranya, kita bahas dulu makna Hari Raya Kuningan. Umat Hindu berdoa untuk memohon kebahagiaan, keselamatan, dan kesejahteraan pada Hari Raya Kuningan.

Umat Hindu memuja Dewa Mahadewa sebagai simbol kemakmuran yang identik dengan warna kuning. Makanya Hari Raya Kuningan identik dengan warna kuning. Selain memuja Dewa Mahadewa, umat Hindu juga melakukan persembahan kepada para leluhur untuk memohon agar selalu mendapatkan bimbingan dan melindungi keturunannya.

2. Sarana upacara Hari Raya Kuningan yang pertama adalah menggunakan endongan

Sarana endongan yang digunakan saat Kuningan. (YouTube.com/Kadek Yuni)

Endongan ini berwujud seperti kantong atau tas yang digantung. Endongan nantinya akan digantung di sanggah penjor maupun bangunan suci lainnya. Endongan ini berisi persembahan seperti nasi kuning, lauk-pauk, hingga daun paku cemara.

Endongan merupakan simbol perbekalan yang memiliki dua fungsi. Yaitu untuk memberikan bekal kepada para leluhur yang telah turun ke dunia selama Kuningan, dan sebagai simbol bekal hidup bagi umat manusia dalam mengarungi kehidupan. Endongan terdapat hiasan seperti tali yang disebut dengan tulang lindung. Tulang lindung adalah simbol kesuburan dan kemakmuran.

3. Menggunakan sarana tebog dan selangi

Sarana tebog (kiri) dan selangi (kanan) yang digunakan saat Kuningan. (YouTube.com/Kadek Yuni)

Tebog merupakan wadah berbentuk mirip mangkuk yang terbuat dari daun kelapa maupun daun palem. Tebog digunakan untuk menaruh persembahan berupa ajengan atau makanan/hidangan.

Sedangkan selangi bentuknya lebih kecil, dan pada bagian tengahnya mengerucut. Baik tebog dan selangi sama-sama berisi nasi kuning, lauk-pauk beserta sayuran.

Nasi kuning biasanya diatur menjulang seperti gunung. Lalu di sekitar nasi kuning berisi potongan telur dadar, kacang saur, dan terkadang berisi kecaci (taoge berukuran kecil) yang belum direbus atau dimasak.

Tebog dan selangi dihaturkan pada pelinggih-pelinggih dan sanggah penjor. Hal ini bermakna untuk memohon kemakmuran dan rejeki.

4. Tamiang

Sarana tamiang yang digunakan saat Kuningan. (YouTube.com/Kadek Yuni)

Satu sarana yang paling mencolok pada Hari Raya Kuningan adalah tamiang. Bentuknya bundar seperti perisai yang terbuat dari daun kelapa muda (busung) dan diberi hiasan agar kelihatan menarik.

Dikutip dari Kemenag.go.id, tamiang adalah simbol tameng atau perisai untuk melindungi diri dari gangguan selama mengarungi kehidupan. Karena bentuknya bundar, maka sering juga dikatakan sebagai lambang Dewata Nawa Sanga atau sembilan dewa penjaga arah mata angin. Tamiang juga diartikan sebagai roda kehidupan yang selalu berputar.

Verified Writer

Ari Budiadnyana

Menyenangi hal-hal baru. Menulis salah satu hobi sejak jaman blog. Menulis apa saja yang ada di hati.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya