Kisah Remaja di Klungkung 16 Tahun Berjuang dengan Hidrosefalus

Orangtua tetap berharap ada mukjizat untuk anaknya

Klungkung, IDN Times - Wayan Sunarta (40) dan istrinya, Kadek Purwati (34), tidak pernah patah semangat untuk merawat sang putra, I Gede Aditya Saputra (16), yang menderita hidrosefalus sejak lahir. Penyakit kelebihan cairan di otak itu membuat sulung dari 4 bersaudara itu tidak bisa tumbuh selayaknya remaja seusianya.

Hingga kini Gede Aditya sepanjang waktu hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Saat ditemui di rumahnya, di Banjar Kori Batu, Desa Tojan, Kabupaten Klungkung, Wayan Sunarta hanya bisa berharap suatu saat putranya bisa tumbuh dengan normal.

Baca Juga: Dua Anak Selamat dari Kebakaran di Klungkung, Semua Isi Rumah Ludes

1. Mengalami hidrosefalus saat berusia 3 bulan

Kisah Remaja di Klungkung 16 Tahun Berjuang dengan Hidrosefalusilustrasi hidrosefalus (news-medical.net)

Wayan Sunarta menceritakan ia mengetahui putra sulungnya mengalami hidrosefalus saat usia sang anak menginjak 3 bulan. Ketika itu kepala putranya terus membesar.

“Saya bawa ke puskesmas, lalu dirujuk ke RSUD Klungkung. Setelah mendapatkan pemeriksaan, anak saya didiagnosa mengalami hidrosefalus,” ujar Wayan Sunarta, Kamis (28/4/2022).

Dua bulan setelah didagnosa hidrosefalus, Gede Aditya lalu menjalani operasi untuk menghilangkan kelebihan cairan di kepalanya. Hanya saja meskipun telah dioperasi, dokter tidak dapat menjamin Gede Aditya bisa kembali berkembang dengan normal.

“Setelah operasi, dokter memang sudah memberikan gambaran bahwa anak kami tidak bisa berkembang seperti anak pada umumnya. Namun dokter selalu meminta kami menjaga kesehatan anak kami,” jelas Wayan Sunarta.

2. Belasan tahun hanya bisa terbaring di tempat tidur

Kisah Remaja di Klungkung 16 Tahun Berjuang dengan HidrosefalusWayan Sunarta dan istrinya, Kadek Purwati saat ditemui di kediamannya, Kamis (28/4).(IDN Times/Wayan Antara)

Belasan tahun berlalu sejak pertama kali dioperasi, Gede Aditya tetap tidak mampu berkembang dengan normal. Tubuhnya kurus dan mengalami kemunduran kemampuan berpikir sehingga ia harus mendapatkan perawatan dari kedua orangtuanya.

“Anak kami tidak bisa bicara, tidak bisa berjalan. Hanya bisa mendengar dan merasa. Kalau lapar anak saya biasanya hanya menangis. Kalau dengar suara keras, juga menangis,” ujar Wayan Sunarta.

Hingga sekarang, Gede Aditya hanya bisa terbaring di tempat tidur. Tubuhnya sangat kurus karena setiap hari hanya bisa mengonsumsi bubur dan air. Ia harus hidup tergantung dengan kedua orangtuanya. Sementara kehidupan keluarga I Wayan Sunarta dalam keterbatasan.

Wayan Sunarta hanya pekerja sebagai buruh serabutan. Sementara istrinya, bekerja sebagai cleaning service di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung.

“Dulu ada pihak yayasan yang memberikan bantuan, saya ditawari kerja. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Ada juga dibantu, istri dicarikan kerja sebagai cleaning service di RSUD Klungkung,” ungkapnya.

3. Sunarta berhadap masih ada mukjizat untuk kesembuhan putranya

Kisah Remaja di Klungkung 16 Tahun Berjuang dengan Hidrosefalusilustrasi hidrosefalus pada bayi (hydrocephaluslife.info)

Rentang 16 tahun bukanlah waktu yang singkat bagi pasangan Wayan Sunarta dan Kadek Purwati untuk merawat sang putra. Keduanya tidak pernah lelah merawat dan memberikan perhatian khusus ke Gede Aditya, yang sampai saat ini hanya bisa terbaring di rumah.

Wayan Sunarta mengatakan selama ini baik pemerintah maupun pihak yayasan sudah banyak yang memberikan perhatian untuk meringankan beban keluarganya. Sementara pihak puskesmas juga secara berkala melakukan pengecekan kesehatan Gede Aditya.

Meskipun demikian, Wayan Sunarta tetap berharap ada mukjizat untuk kesembuhan sang anak sehingga putranya bisa tumbuh dan hidup normal seperti anak seusianya.

“Saya masih berharap adanya keajaiban, anak saya bisa sembuh dan dapat beraktivitas seperti remaja seusianya,” jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya