Bangun Kamar Jenazah, RSUD Tabanan Alihkan Layanan Penitipan Jenazah
Tabanan, IDN Times - Pembangunan kamar jenazah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan sudah dimulai. Dari papan informasi proyek yang dipasang, menerangkan jika pembangunan kamar jenazah ini dimulai per 7 Juli 2025 lalu dengan anggaran senilai Rp14,7 miliar.
Proyek pembangunan kamar jenazah RSUD Tabanan ini ditargetkan rampung pada akhir 2025 atau 150 hari kalender. Selama pembangunan berlangsung, layanan penitipan jenazah untuk sementara dialihkan ke beberapa rumah sakit swasta di Tabanan, RSUD Singasana Tabanan, RSUD Mangusada Badung, dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah.
1. Penitipan jenazah sudah melalui perjanjian kerja sama
Wakil Direktur Penunjang RSUD Tabanan, I Gede Gusnawa, saat dikonfirmasi membenarkan jika pembangunan kamar jenazah RSUD Tabanan sudah dimulai sejak awal Juli 2025. Selama proses tersebut, pihak RSUD Tabanan tidak menerima layanan penitipan jenazah dan mengalihkannya ke rumah sakit lain.
"Penitipan jenazah untuk sementara kami alihkan ke sejumlah rumah sakit yang telah menandatangani perjanjian kerja sama (PKS), seperti RSUD Singasana dan beberapa rumah sakit swasta di Kabupaten Tabanan, RS Mangusada Badung, dan RSUP Prof Ngoerah" ujarnya, Senin (11/8/2025).
2. Daya tampung kamar jenazah RSUD Tabanan akan bertambah dari 12 menjadi 56 jenazah
Gusnawa menyebutkan, dengan pembangunan kamar jenazah ini diharapkan mampu mengatasi masalah kelebihan kapasitas pada kamar jenazah selama ini. Pembangunannya sendiri berlantai tiga. Namun untuk layanan kamar jenazah difokuskan di Lantai 1. Sementara Lantai 2 dan 3 akan dimanfaatkan untuk layanan lainnya.
"Dulu daya tampungnya cuma 12 jenazah. Jika kamar jenazah selesai dibangun, maka daya tampungnya bertambah menjadi 56 jenazah," ujarnya.
3. Kamar jenazah ditargetkan difungsikan awal tahun 2026
Pihaknya menargetkan pembangunan kamar jenazah selesai akhir 2025, dan mulai difungsikan pada awal tahun 2026. Proyek ini menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan besaran anggaran Rp14,7 miliar.
"Sebab memerlukan penginstalan alat dulu. Sehingga target bisa difungsikan itu awal tahun 2026," ujarnya.
