Rujak Kacang Ikonik Di Tanah Lot, 23 Tahun Jualan 

Pendapatan menurun pasca pandemi COVID-19

Tabanan, IDNTimes- Bagi wisatawan yang datang berkunjung ke Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot bisa mencicipi kuliner rujak kacang yang ikonik sebagai jajanan Bali. Sambil melepaskan lelah dan menikmati pemandangan, di beberapa bale bengong yang tersedia di DTW Tanah Lot akan ada penjual rujak kacang. Salah satu penjualnya adalah Ketut Sembrot (59) warga desa Beraban, Kediri, Tabanan. Ternyata ia sudah 23 tahun berjualan rujak kacang di DTW Tanah Lot. 

1. Berjualan sejak tahun 2000

Rujak Kacang Ikonik Di Tanah Lot, 23 Tahun Jualan Rujak kacang di DTW Tanah Lot (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Saat ditemui di salah satu stand kuliner Tanah Lot Art and Food Festival, Ketut Sembrot tampak melayani pembeli mulai dari lokal hingga mancanegara. Menurutnya, ia berjualan rujak kacang di Tanah Lot sejak tahun 2000. Saat ini pasca pandemi COVID-19 pendapatannya diakuinya menurun dibandingkan sebelum pandemi melanda. 

Sebenarnya ia tidak hanya menjual rujak kacang tetapi juga ada rujak kuah pindang dan rujak gula pasir. "Tergantung pesanannya. Tetapi kalau rujak kuah pindang memang agak jarang karena tergantung dapat tidaknya kuah pindang," ujar Ketut Sembrot, Jumat (24/6/2023).

2. Rujak kacang lebih disukai wisatawan luar Bali

Rujak Kacang Ikonik Di Tanah Lot, 23 Tahun Jualan Rujak kacang di DTW Tanah Lot (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Pada awalnya Ketut Sembrot menjual rujak gula merah biasa. Namun ternyata wisatawan domestik luar Bali ternyata suka ditambahkan kacang dalam bumbu rujaknya. "Sebenarnya kalau orang Bali jarang ada yang suka rujak kacang. Ini akhirnya ditambahi kacang karena wisatawan domestik terutama yang dari Jawa itu suka ditambagi kacang," jelasnya.

Buah-buah untuk rujak pun beragam mulai dari mangga, pepaya, nenas, jambu kristal, bengkoang  hingga kedondong. Ketut Sembrot biasanya berjualan dari pukul 14.00 hingga 16.00 Wita setiap harinya. "Giliran dengan penjual lain. Saya dapat jam sore," ujarnya.

3. Pendapatan turun pasca pandemi

Rujak Kacang Ikonik Di Tanah Lot, 23 Tahun Jualan Rujak kacang di DTW Tanah Lot (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Sebelum pandemi COVID-19 melanda, menurut Ketut Sembrot ia bisa mengantongi keuntungan Rp150.000 perhari. Kemudian ketika pandemi melanda dan DTW Tanah Lot sempat tutup, ia banting stir jadi petani. "Tidak jualan saat itu kurang lebih tiga bulan. Jadi petani," ujarnya.

Meski kemudian diperbolehkan berjualan kembali, tetapi diakui Ketut Sembrot penghasilannya belumlah pulih seperti sebelum COVID. "Bahkan awal-awal mulai jualan lagi tidak ada yang beli. Tetapi sekarang sudah lumayan ada dapat Rp80.000 perhari," ujarnya. 

Penasaran rasa rujak Bali yang enaknya bikin ketagihan pengunjung DTW Tanah lot. Langsung datang dan cicipi menu kuliner jajanan Bali di sana. Selamat mencoba!

Topik:

  • Silfa Humairah Utami

Berita Terkini Lainnya