KEK Sanur Diharapkan Mampu Mencitrakan Sanur Lebih Kuat

Denpasar, IDN Times - Cuaca Bali tak secerah biasanya saat agenda peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan Bali Internasional Hospital, pada Rabu (25/6/2025) siang. Hujan deras rata mengguyur wilayah Bali sejak pagi, langit tetap mendung, sesekali hujan gerimis. Di dalam Ballroom The Meru, Sanur, lebih dari 450 orang menunggu kehadiran Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Berbagai kalangan pejabat dan tamu undangan sudah tiga jam lebih menunggu. Tak terkecuali Tokoh Pariwisata Sanur dan Ketua Yayasan Pembangunan Sanur, Ida Bagus Gede Agung Sidharta Putra.
Di sela-sela menunggu, ia mengaku senang dengan kehadiran KEK Sanur di kawasan seluas 40 hektare lebih tersebut. Perubahan area ini akan memberikan dampak signifikan. Keberadaan KEK Sanur ini diharapkan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat Sanur.
"Sebagai masyarakat senang ya bahwa revitaliasi ini diadakan, yang tadinya dari tahun 1965 kamar tua, hanya untuk wisuda-wisuda saja. Sekarang lihat jadi internasional," terangnya.
1. Kesan layanan di Sanur harus internasional

Ida Bagus Gede Agung Sidharta Putra yang juga sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Denpasar mengatakan, pembangunan KEK Sanur ini memperkuat branding (citra) Sanur di dunia. Selain sebagai daerah pariwisata, juga memiliki international hospital. Keberadaan international hospital ini mencitrakan Sanur sebagai pariwisata yang berwawasan wellness dan medical. Dampak khusus di hospitality, ia harapkan bahwa KEK Sanur benar-benar berstandar internasional dalam memberikan layanan kesehatan.
"Secara branding, Sanur itu lebih kuat lagi, lebih dikenal lagi," jelasnya.
2. Bisnis sekitar KEK Sanur dipastikan terdampak

Sementara itu, saat dimintai respon terkait dampak terhadap sektor bisnis perhotelan di luar Bali Beach yang berpotensi timbulnya persaingan hunian, pihaknya yakin bahwa keberadaan KEK ini akan memberikan dampak ke hotel-hotel sekitarnya. Misalkan terselenggarakannya kongres yang melibatkan hingga 10 ribu tamu, maka hotel-hotel sekitar juga akan mendapatkan limpahan hunian.
"Kalau garis nasib itu sudah ada yang nentuin. Saling support satu sama lain," terangnya.
3. Potensi kamar di Sanur mampu mengakomodir kebutuhan

Hingga saat ini hotel berbintang yang tercatat di PHRI Denpasar sebanyak 40 hotel. Sekitar 30 persen yang legal dan tercatat di PHRI Badung. Jumlah tersebut, ia ungkap belum ditambah dengan hotel yang belum legal. Sedangkan jumlah kamar di wilayah Sanur sendiri mencapai 12 ribu hingga 15 ribu kamar.
"Saya melihat kalau fokus, pemanfaatannya sangat bagus," katanya.