4 Fakta Penyakit Stroke, Bisa Diwariskan & Menyerang Usia Muda

01 Nov 2019, 18:35 WIB

Freepik

Denpasar, IDN Times – Stroke merupakan penyakit yang harus diwaspadai. Karena angkanya selalu meningkat. Hal tersebut disampaikan oleh Konsultan Bagian Neuro Vaskular Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, dr Ida Bagus Kusuma Putra, kepada IDN Times bahwa trend penderita stroke sekarang justru berusia muda. Hal tersebut diperkuat dengan pengalamannya melakukan pemeriksaan penderita stroke. Dari hasil penelusurannya, pasien stroke termuda berusia 27 tahun. Di mana mereka telah memiliki kelainan jantung dan menjalani lifestyle yang tidak bagus.

Hasil analisanya, ia menemukan berbagai macam kasus di antaranya hipertensi, obesitas atau kegemukan dan kencing manis. Namun di antara kasus tersebut, lifestyle menjadi pemicu stroke paling banyak dialami oleh kalangan muda, dengan kelompok berisiko seperti penderita hipertensi, kencing manis, obesitas, hyperurecemia dan perokok.

“Apa yang harus dilakukan adalah dengan memodifikasi lifestyle. Karena asupan pola makan yang sehat dan seimbang. Bagaimana mengatur tidurnya, Bagaimana pengendalian stres,” terangnya.

Masih banyak masyarakat yang belum aware terhadap cryptogenic dan stroke. Karena ketika diperiksa hasilnya terlihat normal baik untuk lipid maupun tensi darahnya. Berikut ini fakta-fakta penyakit stroke:

1.Stroke ternyata bisa diwariskan

Konsultan Bagian Neuro Vaskular RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Kusuma Putra. (IDN Times/Ayu Afria)

dr Ida Bagus Kusuma mengungkapkan penyakit stroke kemungkinan bisa diwariskan. Karena salah satu faktor yang memengaruhinya adalah genetik, jenis kelamin dan ras. Sejauh yang ia ketahui, bangsa negro berpotensi lebih tinggi terkena serangan stroke.

“Bersyukur kita jadi orang Indonesia, bukan orang negro. Negro lebih tinggi dia, dan juga jenis kelamin perempuan lebih rendah. Tapi janganlah bangga. Jangan bangga dulu. Itu sudah diciptakan oleh Tuhan,” ungkapnya.

2. Paradigma bahwa stroke tidak bisa disembuhkan adalah salah

medicalnewstoday.com

Menjawab pertanyaan di atas, Ida bagus Kusuma mengatakan paradigma yang menyatakan stroke tidak bisa disembuhkan adalah salah. Karena tergantung dari pengobatannya. Hal tersebut berdasarkan pengalamannya saat menangani lima pasien penderita stroke dengan kriteria tertentu, melalui Program Trombolisis di RSUP Sanglah. Hasilnya, kelima pasien yang awalnya tidak bisa jalan akhirnya bisa berjalan. “Jalan bagus sekali itu. Orang tidak bisa bicara bisa bicara,” ucapnya.

Namun hal itu juga tidak terlepas dari golden periode si penderitanya sendiri. Semakin terlambat pemeriksaan medis dan lamanya mendapatkan penanganan, maka kerusakan otak akan semakin banyak terjadi, dan timbul banyak kecacatan.

3. Menghindari karbohidrat bisa menjauhkan penyakit stroke

naturespath.com

Dokter menyarankan supaya menghindari makanan yang memiliki karbohidrat (Glukosa) tinggi. Lebih baik mengonsumsi makanan rendah glukosa, rendah kalori dan tinggi protein. Termasuk makanan yang mengandung mineral seng, kalsium, kalium yang tinggi, mengurangi asupan garam yang mengandung natrium tinggi, makanan biji-bijian seperti gandum dan lainnya. Kacang-kacangan juga sangat disarankan.

“Bisa buah-buahan, sayur-sayuran untuk mencegah risiko stroke. Juga dapat mengonsumsi teh hitam dan teh hijau tanpa gula yang mengandung vitamin A bagus itu. Sayuran hijau agak kekuning-kuningan," terangnya.

4.Senam vitalitas otak juga terbukti menurunkan risiko gelaja stroke pada lansia

IDN Times/ Ayu Afria

Senam stroke atau vitalitas otak selama 18 menit untuk lansia ternyata juga penting lho.. Senam ini juga boleh dilakukan oleh usia muda. Karena tujuannya untuk meningkatkan fungsi kognitif (Cara berpikir). Senam ini telah diteliti selama satu bulan di puskesmas Denpasar Barat dengan melibatkan 40 orang lansia.

”Memang hasilnya signifikan meningkatkan fungsi kognitif terutama memori. Tapi kepada lansia dengan penuaan yang sehat dan normal. Menua memang karena usia,” terang Dokter Syaraf, I Gusti Ayu Dwiantari.

Langkah-langkah senam stroke ini adalah melakukan gerakan permohonan, kepak kupu-kupu hingga rangkai bunga melati yang mudah dilakukan. Keefektifan senam ini mencapai 90 persen pada lansia. Tertarik untuk mencobanya?