Vaksinasi nakes di RSUP Sanglah menggunakan Moderna (Dok.IDN Times/Humas RSUP Sanglah)
Berbeda dengan data yang disampaikan tersebut, Ketua IDI Bali, dokter I Gede Putra Suteja, menyampaikan bahwa ada 11 orang dokter di Provinsi Bali yang meninggal dunia, di antaranya 4 orang dokter spesialis dan 7 orang dokter umum. Kematian dokter umum yang mendominasi ini, ia ungkapkan, karena adanya beban tugas yang berat. Menurutnya jika ini dibiarkan terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka akan terjadi collapse (penurunan) fungsi.
“Di nasional juga dokter umum lebih banyak daripada dokter spesialis. Laki-laki juga lebih banyak daripada perempuan. Laki-laki (Bali) sembilan dan perempuannya dua,” jelasnya.
Sementara itu per Selasa (3/8/2021), ia menerima laporan sebanyak 65 orang teman sejawatnya melakukan isolasi dan beberapa dalam perawatan. Ada 16 orang di Denpasar, 14 orang di Badung, 11 orang di Buleleng, 4 orang di Tabanan, 2 orang di Gianyar, 1 orang di Bangli, 4 orang di Jembrana, 7 orang di Karangasem, dan 6 orang di Klungkung.
“Ada satu teman yang sedang masuk ICU. Mudah-mudahan bisa disehatkan,” ungkapnya.
Tercatat ada 5.600 dokter di Bali yang bertugas di 72 Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta. Selain itu ada 120 puskesmas di Bali yang melaksanakan perawatan COVID-19. Menurutnya, tenaga kesehatan ini dihadapkan dengan kondisi terbatasnya tempat isolasi, Intensive Care Unit (ICU), hingga suplai oksigen yang tidak seimbang antara ketersediaan dan permintaan. Obat-obat antiviral di Bali juga disebut semakin langka.
“Kami memang masih mendata teman-teman yang perlu obat. Memang obatnya terbatas, yang isolasi mandiri dan isolasi terpusat,” jelasnya.