Rahinan Hindu Agustus 2025, Ada Tumpek Wayang

Umat Hindu Bali memiliki hari suci atau rahinan setiap bulan. Mereka biasanya melakukan pemujaan dan persembahan suci sesuai dengan rahinannya. Pada Agustus 2025 ini, ada beberapa rahinan penting bagi umat Hindu. Apa saja? Berikut daftar rahinan Hindu Agustus 2025 selengkapnya.
1. Kajeng Kliwon

Kajeng Kliwon merupakan pertemuan Pancawara (Pon, Wage, Umanis, Paing, dan Kliwon) Kliwon dengan Triwara (Pasah, Beteng, dan Kajeng) Kajeng. Rahinan ini datang setiap 15 hari sekali. Saat Kajeng Kliwon, umat Hindu menghaturkan sarana upacara berupa canang, tipat dampulan, dan segehan dengan tujuan agar terhindar dari gangguan-gangguan kekuatan negatif dan selalu mendapatkan perlindungan dari Tuhan. Rahinan ini sering dianggap keramat oleh umat Hindu khususnya di Bali.
Pada Agustus 2025 terdapat tiga rahinan Kajeng Kliwon. Yang pertama jatuh pada Jumat (1/8/2025), Sukra Kliwon, wuku Bala. Sedangkan, Kajeng Kliwon kedua jatuh, pada Sabtu (16/8/2025), Saniscara Kliwon, wuku Wayang. Kajeng Kliwon ini bertepatan dengan hari Tumpek Wayang.
Kajeng Kliwon ketiga sering disebut dengan Kajeng Kliwon Pemelastali atau rahinan Watugunung Runtuh. Wuku Watugunung merupakan wuku terakhir dalam kalender Bali. Rahinan ini jatuh setiap 210 hari sekali tepatnya pada hari Minggu, Redite Kliwon, wuku Watugunung. Kajeng Kliwon Pemelastali pada Agustus 2025 jatuh, Minggu (31/8/2025).
2. Purnama dan Tilem

Purnama dan Tilem merupakan rahinan yang saing berkaitan. Menurut Lontar Sundarigama, Dewa Surya melakukan yoga semadi pada rahinan Tilem, sedangkan Dewa Candra melakukan yoga semadi pada rahinan Purnama. Saat rahinan Purnama sering digunakan oleh umat Hindu untuk melakukan pembersihan diri atau melukat.
Pada rahinan ini, umat Hindu menghaturkan sarana upacara berupa pejati, canang, banten sodan, segehan, serta saran upacara lainnya yang disesuaikan dengan adat desa setempat. Sedangkan, saat rahinan Tilem, umat Hindu menghaturkan sarana upacara canang dan segehan.
Bulan ini, rahinan Purnama jatuh pada Jumat (8/8/2025), Sukra Pahing, wuku Ugu. Sedangkan rahinan Tilem jatuh pada Sabtu (23/8/2025), Saniscara Paing, wuku Kelawu. Purnama dan Tilem sama-sama jatuh pada sasih karo atau bulan kedua dalam kalender Bali.
3. Tumpek Wayang

Tumpek Wayang erat kaitannya dengan keberadaan wayang. Umat Hindu akan mengadakan prosesi upacara khusus jika memiliki wayang di rumahnya untuk memohon keselamatan dan keharmonisan alam beserta isinya. Tumpek ini juga berkaitan dengan prosesi ruwatan Sapuhleger. Ruwatan ini ditujukan kepada orang yang lahir pada wuku Wayang agar terhindar dari gangguan-gangguan kekuatan negatif yang disimbolkan sebagai Bhatara Kala.
Tumpek Wayang jatuh setiap 210 hari sekali, tepatnya pada Sabtu, Saniscara Kliwon, wuku Wayang. Bulan ini, Tumpek Wayang jatuh pada hari Sabtu (16/8/2025). Umat Hindu melakukan pemujaan kepada Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewa Iswara.
4. Buda Cemeng Kelawu atau Buda Wage Kelawu

Saat rahinan Buda Wage Kelawu atau Buda Cemeng Kelawu, umat Hindu memuja Bhatara Rambut Sedana yang dikenal sebagai dewa kemakmuran atau kesejahteraan. Pada saat rahinan ini, umat Hindu melakukan persembahyangan untuk memohon anugerah murah rezeki, kemakmuran, serta kesejahteraan.
Umat Hindu yang memiliki usaha bisnis, bank, atau perusahaan finansial lainnya di Bali akan mengadakan upacara khusus atau piodalan pada rahinan Buda Cemeng Kelawu. Rahinan ini datang setiap 210 hari sekali, tepatnya pada Rabu, Buda Wage, wuku Klawu atau empat hari setelah Tumpek Wayang. Bulan ini, Buda Cemeng Kelawu jatuh pada hari Rabu (20/8/2025). Beberapa pura besar di Bali mengadakan piodalan pada rahinan ini seperti Pura Penataran Ped, Nusa Penida; Pura Goa Raja di kawasan Pura Besakih, Karangasem; Pura Pejinengan Gunung Tap Sai, Karangasem; Pura Luhur Sri Rambut Sedana, Jatiluwih, Tabanan; dan lain-lainnya.
Nah, itulah daftar rahinan Hindu Agustus 2025. Saat rahinan, umat Hindu menghaturkan persembahan atau sarana upacara sesuai dengan adat dan kebiasaan di suatu desa, serta dilakukan secara tulus ikhlas. Setiap rahinan tersebut, umat Hindu bersembahyang untuk memuja kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasinya untuk memohon anugerah dan keselamatan.