TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wisman Tiongkok Beramai Batalkan ke Wahana Water Sport di Nusa Penida

Biasanya Imlek ini masuk high session

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Wayan Antara)

Klungkung, IDN Times - Sejumlah pelaku pariwisata di Bali sudah mulai merasakan anjloknya wisatawan mancanegara (Wisman) asal Tiongkok pascawabah virus corona di Kota Wuhan, Tiongkok. Hal ini dirasakan oleh pemilik wahana water sport di Nusa Penida, Klungkung, yang mengaku mengalami penurunan wisman Tiongkok hingga 100 persen. Padahal selama ini pariwisata di Nusa Penida selalu didominasi oleh kunjungan wismanTiongkok.

Baca Juga: 4 Fakta Virus Corona Mulai Berdampak pada Pariwisata Bali

1. Wisman Tiongkok beramai-ramai membatalkan kunjungan ke wahana water sport di Nusa Penida

IDN Times/Wayan Antara

Anjloknya kunjungan wisman asal Tiongkok ini dirasakan oleh seorang pelaku pariwisata asal Nusa Penida, I Putu Darmaya. Pemilik wahana water sport Caspla ini mengatakan, setelah adanya pembatasan warga Tiongkok pergi ke luar negeri, wisatawan beramai-ramai membatalkan kunjungannya ke wahana yang ia kelola.

"Seharusnya saat ini high session bagi wisatawan asal Tiongkok. Tapi karena mewabah virus corona, para wisatawan ramai-ramai membatalkan kunjungan mereka ke akomodasi wisata yang saya kelola," ungkap Darmaya, Jumat (31/1).

Padahal dari pengamatannya, selama ini akomodasi water sport di Nusa Penida selalu didominasi oleh wisman Tiongkok.

"Dampaknya tidak hanya ke akomodasi water sport saja, bahkan sampai ke semua sektor seperti hotel, maupun restoran," katanya.

2. Pesanan water sport di Caspla semakin hari kian turun. Pada bulan Februari tidak ada pemesanan sama sekali dari wisman Tiongkok

Foto hanya ilustrasi. (Instagram.com/anajennytha)

Semenjak wisman Tiongkok beramai-ramai membatalkan kunjungannya ke Nusa Penida, seketika itu pula, lanjut Darmaya, pesanan ke sejumlah akomodasi pariwisata di Nusa Penida terus merosot.

"Ini pengaruh langsung dari kebijakan Negara Tiongkok, yang membatasi warganya untuk berkunjung ke negara lain," ujar Darmaya berpendapat.

Ia mencontohkan akomodasi water sport Caspla yang dikelolanya. Pada tanggal 26 Januari lalu, pihaknya menerima pesanan sampai 1300 wisman asal Tiongkok untuk berwisata di water sport Caspla. Hanya saja banyak yang dibatalkan sendiri oleh para wisman Tiongkok.

Berlanjut pada hari berikutnya, yaitu tanggal 27 Januari. Booking ke water sport anjlok menjadi 300 wisman Tiongkok. Lalu pesanan untuk tanggal 30 Januari hanya ada 200 wisman Tiongkok. Sementara awal bulan Februari sama sekali tidak ada wisman Tiongkok yang melakukan pesanan ke water sport Caspla.

"Padahal saat Imlek ini merupakan high session wisatawan asal Tiongkok. Tapi wabah ini benar-benar membuat kunjungan wisatawan asal Tiongkok kacau," keluhnya.

3. Jam kerja karyawan harus dipangkas untuk efisien

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Wayan Antara)

Kondisi ini, mau tidak mau membuat para pelaku pariwisata di Nusa Penida harus melakukan efisiensi. Karena sepinya kunjungan wisatawan, para pelaku usaha pariwisata ini harus memangkas jam kerja karyawannya.

"Jika kondisinya seperti ini, nanti bisa juga pangkas jam kerja saja, untuk efisiensi. Tidak sampai PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Karena para pekerja di water sport itu biasanya sudah memiliki skill khusus," terang Darmaya.

Selain itu, ia juga berusaha untuk mencari pangsa wisatawan lain seperti dari India, Vietnam, Thailand, Eropa, Amerika, dan Australia.

"Biasanya yang fanatik dan rombongan main air itu hanya asal Tiongkok. Tapi kami coba cari pangsa pasar lain. Kalau WNA asal Tiongkok itu kunjungan bisa lebih dari 1000 per hari. Tapi kalau dari negara lain dapat 200 tamu saja sudah sangat bersyukur," ungkapnya.

Baca Juga: Antisipasi Corona, Dinkes Bali Sediakan Stok Tamiflu

Berita Terkini Lainnya