TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Hektare Tanaman Padi di Tabanan Rusak Diserang Tikus

Bisa memanfaatkan Burung Hantu sih tapi dananya lumayan

ilustrasi tikus penyebab leptospirosis (pixabay.com/Alexas_Fotos)

Tabanan, IDN Times - Serangan tikus menyebabkan tujuh hektare tanaman padi di Kabupaten Tabanan rusak berat. Masing-masing lima hektare tanaman padi di Kecamatan Marga, dan dua hektare di Kecamatan Baturiti. Serangan itu terjadi sejak triwulan pertama 2022.

Sedangkan tanaman padi di Subak Pengembungan, Kecamatan Marga, lolos dari serangan tikus. Sebab mereka melepas predator tikus yaitu burung hantu jenis tyto alba atau juga biasa disebut celepuk.

Baca Juga: PTM di Tabanan Dibuka, Pelanggar Prokes Dikenakan Sanksi

Baca Juga: Curah Hujan Tinggi, Sumber Air Permukaan di Tabanan Keruh

1. Tanaman padi di Kecamatan Marga dan Baturiti mengalami rusak berat hingga ringan karena serangan tikus

Sawah di Kabupaten Tabanan. (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Berdasarkan data Dinas Pertanian Tabanan, Kecamatan Marga dari total luas 1.007 hektare lahan padi, sebanyak 5 hektare di antaranya rusak berat akibat serangan tikus dan 23 hektare rusak ringan. Kerusakan tanaman padi di Kecamatan Marga juga dipicu adanya serangan hama wereng batang cokelat (WBC) dengan kategori ringan seluas 1 hektare.

Sementara di Kecamatan Baturiti dari total luas 780 hektare tanam padi, 2 hektare di antaranya rusak berat karena serangan tikus, rusak sedang seluas 2 hektare, dan rusak  ringan seluas 20 hektare.

Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Nyoman Budana, mengatakan ada kriteria untuk menilai kerusakan akibat serangan hama yakni ringan, sedang, berat, dan puso.

"Semua itu ada hitung-hitungannya, salah satunya mengacu pada luas lahan yang terdampak,” katanya, Senin (4/4/2022).

Meskipun ada yang mengalami rusak berat, namun kerusakan tanaman padi yang diakibatkan oleh serangan hama belum mengakibatkan puso atau gagal panen.

"Hanya untuk yang rusak berat ini jumlah hasil panen yang didapat petani sangat kecil," ujarnya.

2. Petani diharapkan menerapkan upaya pengendalian tikus

Sawah di Tabanan. (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Agar tanaman padi terhindar dari serangan tikus, Budana menyarankan petani untuk melakukan upaya pengendalian tikus seperti melakukan penggropyokan atau memasang umpan, hingga melakukan pembersihan di pematang sawah sebelum mengolah tanah atau pada saat baru panen. Selain itu, selalu menjaga sanitasi lingkungan dan mengatur pola tanam.

Ia melanjutkan, sebaiknya penanaman padi di masing-masing subak dilakukan secara bersamaan. Paling tidak selisihnya satu sampai dua minggu. Selain itu menerapkan pola tanam padi dua kali kemudian palawija, atau menanam padi kemudian diselingi oleh tanaman palawija dan menanam padi kembali pada periode selanjutnya.

Ia berharap, intensitas hujan pada musim tanam berikutnya dalam kondisi normal, tidak diwarnai musim hujan yang panjang.

”Dalam kondisi cuaca yang normal, mudah-mudahan bisa menaikkan produksi padi di Kabupaten Tabanan dibanding sebelumnya,” jelas Budana.

Berita Terkini Lainnya