1.219 Balita di Tabanan Alami Masalah Stunting, Apa Penyebabnya?
Cegah sedini mungkin yuk
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tabanan, IDNTimes - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tabanan setiap tahun melakukan pendataan terhadap balita untuk mengukur pertumbuhan mereka. Selain itu, pihak Dinkes juga mendata jumlah balita yang mengalami stunting, yakni masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama.
Persoalan stunting saat ini memang telah menjadi perhatian Kementerian Kesehatan RI. Melalui Gerakan Masyarakat Sehat (Germas), pemerintah berupaya menurunkan angka kasus stunting di Indonesia.
Pada tahun 2021, sebesar 8 persen atau sebanyak 1.219 balita dari 15.415 balita di Tabanan tercatat mengalami stunting. Jumlah ini ternyata tidak jauh berbeda dengan kondisi tahun 2020, yakni dari 15.019 balita, sebanyak 8 persen 1.213 balita yang mengalami stunting. Kasus stunting paling banyak terjadi di daerah Marga, Pupuan, dan Selemadeg Barat.
Baca Juga: Mengenal Durian Kunyit, Si Manis Legit Khas Pupuan Tabanan Tapi Langka
Baca Juga: Keluh Kesah Petani Salak Madu di Pupuan Tabanan: Miris Hati Saya
1. Stunting terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Tabanan, I Made Supardiyadnya, Senin (12/4/2021), mengatakan menurut World Health Organization (WHO), batas maksimal toleransi stunting di masyarakat adalah 20 persen.
‘’Sementara dari hasil survei pemantauan gizi di Tabanan, kasus stunting Tabanan sekitar delapan persen. Jadi masih di rentang baik,’’ ujar Supardi.
Meski berada di rentang baik, namun tetap harus dilakukan tindakan pencegahan agar kasus ini bisa lebih ditekan angkanya dan tidak bertambah. Supardi menjelaskan, umumnya stunting terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi atau memang sang anak yang tidak suka makan. Stunting bisa terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal. Akibatnya, mental dan kemampuan menerima pelajaran berkurang, serta perkembangan anak di sekolah pun menjadi menurun.
Baca Juga: Jelang Galungan Stok Babi Turun, Distan Tabanan: Coba Beralih ke Ayam