Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Fakta Prejudice, Tidak Sama dengan Diskriminasi

ilustrasi teman (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi teman (pexels.com/Keira Burton)

Kamu pasti pernah mendengar atau merasakan prejudice, yaitu suatu sikap atau pendapat negatif terhadap anggota kelompok tertentu tanpa didasari oleh alasan atau pengalaman yang nyata. Prejudice berasal dari bahasa Latin “pre” (sebelum) dan “judge” (menilai). Orang dapat menilai apa pun secara prematur, tetapi kata ini sering digunakan untuk pendapat tentang seseorang atau kelompok orang.

Prejudice dapat memengaruhi perilaku dan interaksi orang dengan orang lain, khususnya mereka yang berbeda dari dirinya dalam hal tertentu. Prejudice sering kali tidak disadari dan dapat memengaruhi perilaku orang tanpa mereka sadari.

Tapi, apakah kamu tahu fakta-fakta menarik tentang prejudice? Apakah kamu tahu bagaimana prejudice terbentuk, dipengaruhi, dan diturunkan? Apakah kamu tahu bagaimana cara mengurangi dan menghilangkan prejudice? Jika kamu penasaran, mari kita simak ulasan berikut ini.

1. Prejudice bukan hal yang sama dengan diskriminasi

ilustrasi prasangka (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi prasangka (pexels.com/Mikhail Nilov)

Meskipun prejudice dan diskriminasi sering dikaitkan, keduanya bukan hal yang sama. Prejudice adalah sikap atau pendapat, sedangkan diskriminasi adalah tindakan atau perilaku. Diskriminasi adalah ketika seseorang memperlakukan orang lain secara tidak adil atau tidak sama karena prejudice yang mereka miliki.

Contohnya, seseorang yang memiliki prejudice terhadap orang kulit hitam mungkin akan menolak untuk merekrut mereka dalam pekerjaan tertentu, atau memberi mereka pelayanan yang buruk di tempat umum.

2. Prejudice dapat berdasarkan berbagai faktor

ilustrasi kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Prejudice dapat muncul karena berbagai faktor seperti ras, jenis kelamin, usia, orientasi seksual, agama, kelas sosial, nasionalitas, dan lainnya. Beberapa jenis prejudice yang paling umum adalah:

  • Rasisme: Sikap tidak nyaman, takut, tidak percaya, atau benci terhadap anggota kelompok rasial atau etnis tertentu. Kepercayaan rasis telah memengaruhi banyak sistem sosial dan pemerintahan, sehingga menimbulkan penindasan yang sistemik
  • Seksisme: Stereotip dan/atau kepercayaan tentang seseorang berdasarkan jenis kelaminnya. Contohnya, anggapan bahwa perempuan lemah, tidak pintar, atau hanya cocok untuk pekerjaan domestik
  • Ageisme: Kepercayaan bahwa seseorang terlalu tua atau terlalu muda untuk peran atau aktivitas tertentu. Contohnya, anggapan bahwa orangtua tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi, atau anak muda tidak bisa bertanggung jawab
  • Klasisme: Kepercayaan negatif tentang seseorang berdasarkan pendapatannya. Ini sering terjadi ketika orang merendahkan orang lain karena mereka miskin atau anggota kelas pekerja
  • Xenofobia: Rasa takut atau tidak suka terhadap orang yang dianggap asing atau aneh, biasanya dibandingkan dengan orang di negara asal. Contohnya, anggapan bahwa orang asing tidak bisa beradaptasi, mencuri pekerjaan, atau mengancam keamanan.

3. Prejudice dapat dipengaruhi oleh stereotip

ilustrasi teman (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi teman (pexels.com/Keira Burton)

Dalam banyak kasus, prejudice dan stereotip saling memengaruhi. Stereotip adalah asumsi yang disederhanakan tentang kelompok berdasarkan pengalaman atau kepercayaan sebelumnya. Contohnya, stereotip tentang jenis kelamin adalah anggapan bahwa hanya perempuan yang bisa memakai gaun, atau hanya laki-laki yang bisa bermain bola. Contoh stereotip tentang ras adalah anggapan bahwa orang kulit hitam pandai bermain basket, orang kulit putih tidak bisa menari, atau orang Asia pandai matematika.

Stereotip dapat membentuk prejudice karena membuat orang menggeneralisasi anggota kelompok tertentu tanpa mempertimbangkan perbedaan individu. Stereotip juga dapat memperkuat prejudice karena membuat orang mencari bukti yang sesuai dengan asumsi mereka, dan mengabaikan bukti yang bertentangan. Stereotip dapat menjadi sulit diubah karena sering diulang dan diperkuat oleh media, budaya, dan lingkungan sosial.

4. Prejudice dapat dipelajari dan diturunkan

ilustrasi menilai (pexels.com/Monstera Production)
ilustrasi menilai (pexels.com/Monstera Production)

Prejudice bukanlah sesuatu yang bawaan atau alami, melainkan sesuatu yang dipelajari dan diturunkan dari generasi ke generasi. Prejudice dapat dipelajari dari orangtua, keluarga, teman, guru, tokoh masyarakat, atau sumber informasi lainnya. Prejudice juga dapat diturunkan melalui sejarah, tradisi, nilai, atau norma sosial yang ada dalam masyarakat.

Prejudice dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis, seperti kebutuhan untuk mengidentifikasi diri dengan kelompok tertentu, atau keinginan untuk merasa superior atau aman. Prejudice juga dapat dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti persaingan, konflik, ketidakadilan, atau ketidaksetaraan yang ada dalam masyarakat.

5. Prejudice dapat dikurangi dan dihilangkan

ilustrasi marah (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi marah (pexels.com/Karolina Grabowska)

Meskipun prejudice dapat berdampak negatif bagi semua pihak yang terlibat, baik yang memilikinya maupun yang menjadi sasarannya, prejudice bukanlah sesuatu yang tidak bisa diubah. Prejudice dapat dikurangi dan dihilangkan dengan cara-cara berikut:

  • Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang kelompok yang berbeda, serta mengoreksi informasi yang salah atau menyesatkan.
  • Meningkatkan kontak dan komunikasi yang positif dan kooperatif dengan anggota kelompok yang berbeda, serta menghindari konfrontasi yang negatif dan konfliktif.
  • Meningkatkan keterbukaan dan toleransi terhadap perbedaan dan keragaman, serta menghargai kesamaan dan persamaan yang ada.
  • Meningkatkan kritis dan reflektif terhadap sikap dan pendapat sendiri, serta bersedia mengubahnya jika diperlukan.
  • Meningkatkan dukungan dan advokasi terhadap kelompok yang mengalami diskriminasi atau penindasan, serta menentang segala bentuk ketidakadilan atau ketidaksetaraan yang ada.

Dengan demikian, prejudice bukanlah sesuatu yang harus kita terima begitu saja, melainkan sesuatu yang harus kita lawan dan ubah. Dengan mengurangi dan menghilangkan prejudice, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih harmonis, inklusif, dan adil.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us