Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Perbedaan Lukisan Kamasan dan Lukisan Batuan

Ilustrasi Lukisan Kamasan (Instagram.com/wayangkamasan_)
Ilustrasi Lukisan Kamasan (Instagram.com/wayangkamasan_)

Lukisan menjadi bagian dari kesenian yang berkembang di Pulau Dewata. Herbert Read dalam bukunya berjudul The Meaning of Art menuliskan, seni lukis merupakan ungkapan perasaan artistik yang diekspresikan melalui bidang dua dimensional. Bidang dimensional tersebut berupa penggunaan garis dan warna.

Isnaoen dalam artikel ilmiah Pendekatan Semiotik Seni Lukis Jepang Periode 80 hingga 90-an mendefinisikan seni lukis dari sisi medium dan teknik. Seni lukis adalah teknik melaburkan cat warna pada medium cair, di atas bidang datar seperti kanvas, panel dinding, atau kertas.

Hasilnya dapat menggetarkan indra atau menciptakan ilusi tentang ruang, gerak, tekstur, hingga mampu mengomposisikan unsur-unsur seni untuk menciptakan visual tertentu. Lalu apa bedanya seni Lukisan Kamasan dan Lukisan Batuan?

1. Asal lukisan

Ilustrasi Lukisan Batuan bertajuk Ngarak Ogoh-ogoh karya I Nyoman Sudirga. (Dok. Panitia Nuju Saharsa Warsa Baturan)
Ilustrasi Lukisan Batuan bertajuk Ngarak Ogoh-ogoh karya I Nyoman Sudirga. (Dok. Panitia Nuju Saharsa Warsa Baturan)

Lukisan Kamasan awalnya berkembang di Kerajaan Klungkung. Peninggalan Lukisan Kamasan di masa lalu dapat terlihat di atap bangunan Bale Kerta Gosa dan Bale Kambang di Puri Klungkung, Semarapura. Lukisan yang ada di langit-langit bangunan Puri Klungkung dipenuhi unsur-unsur estetika yang menjadi daya tarik utama wisatawan hingga kini.

Sedangkan Lukisan Batuan, berasal dari Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Lukisan Batuan telah berkembang sejak tahun 1930-an dengan teknik melukis yang khas berupa kedalaman dimensi.

2. Teknik melukis

Mangku Muriati saat ditemui kediamannya beberapa waktu lalu(IDN Times/Wayan Antara)

Teknik melukis ala Kamasan menggunakan bahan-bahan alam yang ditumbuk hingga menjadi bubuk cat. Bahan-bahan alam tersebut berupa tanduk babi hutan atau rusa, batu gamping, dan lainnya. Lukisan Kamasan berfokus pada pewarnaan yang beragam dengan latar cerita pewayangan dari kisah Ramayana dan Mahabharata.

Sementara, teknik melukis ala Batuan berawal dengan Ngortenan (Pembuatan sketsa), Nyawi (Kontur), Ngucek atau Ngabur (Membuat gelap terang), Manyunin atau Sigar (Membuat gradasi hitam putih), Warna (memberi warna pada gambar), Ngidupin (memberi aksen putih atau kuning). 

Media yang digunakan untuk melukis khas Batuan yaitu kertas atau kanvas, pensil, pena, tinta cina, kuas, serta warna. Sehingga perbedaannya jelas bahwa Lukisan Kamasan kaya akan warna-warna cerah sebagai simbol keagungan zaman kerajaan dan cerita dalam pewayangan. Sementara, Lukisan Batuan berfokus pada rupa alam semesta dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Sehingga fokusnya ada pada kedalaman dan keberagaman objek.

3. Upaya pelestarian

Cuplikan tampilan dalam buku Legenda La Salaga yang menyadur lukisan Kamasan karya I Made Sesangka Puja Laksana. (Dok. La Salaga Project)

Ada beragam aktivitas dalam pelestarian kedua lukisan ini. Misalnya dengan perawatan lukisan yang sesuai dengan perlakuannya. Di samping itu, penelitian terhadap lukisan ini juga kerap dilakukan sebagai upaya pengembangan dan inovasi. Kegiatan pameran dan demonstrasi teknik melukis beberapa kali terlaksana. Misalnya demonstrasi teknik Lukisan Batuan yang pernah berlangsung di Gedung Kriya Taman Budaya, Kota Denpasar.

Share
Topics
Editorial Team
Ni Komang Yuko Utami
Irma Yudistirani
Ni Komang Yuko Utami
EditorNi Komang Yuko Utami
Follow Us