5 Tanda Sebaiknya Kamu Menjalani Gap Year Sebelum Kuliah

Setelah lulus dari sekolah menengah atas, kamu dihadapkan pada dua pilihan, yaitu langsung melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi atau berhenti sejenak untuk mengambil gap year. Mungkin sebagian besar orang akan memilih untuk langsung melanjutkan studinya.
Namun, gap year bukanlah suatu hal yang harus dihindari. Jika kamu mengalami tanda-tanda di bawah ini, justru sebaiknya kamu mengambil gap year terlebih dahulu sebelum mendaftar kuliah. Apa saja tandanya? Simak ulasan di bawah ini sampai akhir, ya.
1. Mengalami academic burnout

Academic burnout adalah kondisi seseorang yang mengalami kelelahan secara mental dalam menjalani kegiatan akademik, sehingga berpotensi menurunkan semangat belajar dan berakibat pada penurunan prestasi. Beberapa ciri yang dapat dirasakan di antaranya tidak mampu berkonsentrasi saat belajar, kehilangan rasa percaya diri, dan terus merasa lelah meski sudah beristirahat.
Jika kamu merasakannya, mungkin ada baiknya untuk mengambil gap year sebelum menjalani perkuliahan. Selama gap year, kamu bisa memanfaatkan waktu luang untuk melakukan berbagai kegiatan non akademik. Harapannya, setelah menjalani masa-masa itu, pikiranmu akan kembali segar dan memiliki semangat untuk belajar kembali di tingkat kuliah.
2. Belum menemukan jurusan yang tepat

Ketika di SMA, kesibukan akademik dan non akademik bisa membuatmu lupa untuk memikirkan jurusan yang sesuai dengan passion maupun keinginanmu. Ini adalah hal yang wajar dan kamu tidak perlu merasa inferior saat melihat teman-temanmu sudah menemukan jurusan impiannya.
Daripada mendaftar di jurusan yang tidak sesuai, lebih baik untuk mengambil jeda waktu sebelum masuk kuliah. Satu tahun yang kamu miliki bisa dimanfaatkan untuk memahami keinginan diri sendiri dan menemukan apa passion-mu. Ini dapat menghindarkanmu dari fenomena salah jurusan yang akan menimbulkan masalah terutama setelah lulus dari universitas.
3. Belum memenuhi kualifikasi untuk mendaftar jurusan pilihanmu

Beberapa jurusan tinggi seringkali memiliki persyaratan di luar nilai akademik, misalnya kemampuan Bahasa Inggris dan potensi akademik dengan skor tertentu. Jika saat ini kamu belum memenuhi kriteria yang dibutuhkan, mengambil gap year bisa menjadi solusi terbaik.
Kamu bisa menggunakan jeda waktu tersebut untuk meningkatkan kompetensi bahasa asing. Mengambil kursus dapat membantumu konsisten dalam belajar. Namun, berlatih secara mandiri juga tidak menjadi masalah, asalkan jangan sampai terdistraksi dengan hal lain dan melupakan tujuan utamamu.
4. Kamu membutuhkan CV yang menarik untuk mendaftar jurusan pilihanmu

Bukan hanya dibutuhkan saat melamar pekerjaan, CV dan portofolio juga menjadi pertimbangan penting pada beberapa jurusan tertentu. Jika membutuhkan CV maupun portofolio yang keren, kamu perlu memanfaatkan waktu gap year.
Ikuti beberapa kegiatan yang bermanfaat, misalnya menjadi seorang volunteer, menjadi panitia dalam sebuah acara, atau mengikuti sebuah kursus yang relevan dengan jurusanmu. Itu semua dapat menjadi nilai tambah dalam CV yang kamu miliki.
5. Kamu membutuhkan sponsor atau beasiswa untuk mendukung studimu

Berkuliah di universitas memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selain biaya semesteran, kamu juga akan dibebankan oleh beberapa biaya lainnya, seperti sewa tempat tinggal, makan, dan buku. Jika orangtuamu tidak sanggup untuk membiayai sepenuhnya, beasiswa bisa menjadi solusi.
Namun saat kamu belum mendapatkannya, tidak masalah jika mengambil gap year dan kembali mendaftar di tahun selanjutnya. Biasanya, pihak pemberi beasiswa akan menetapkan persyaratan tertentu bagi para pelamar dan hanya akan memilih kandidat yang terbaik. Kamu bisa meng-upgrade kapasitas dirimu saat mengambil jeda waktu untuk memperbesar peluang diterima beasiswa.
Setelah membaca ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa gap year bukanlah suatu hal yang buruk, tetapi dapat menjadi pilihan bijak dalam situasi tertentu. Jika kamu berniat untuk mengambil gap year, pastikan kamu memiliki alasan yang kuat di balik keputusan tersebut.