Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hari Baik Menurut Hindu Bali 21 November 2024

Ilustrasi Kerajinan Anyaman Bambu (pexels.com/Mikevanschoonderwalt)
Ilustrasi Kerajinan Anyaman Bambu (pexels.com/Mikevanschoonderwalt)

Hari ini ada yang disebut dengan kala kilang-kilung merupakan hari yang baik untuk membuat barong, membuat sok (bakul), dan segala jenis anyam-anyaman. Banyu urug adalah hari yang baik untuk membuat bendungan. Namun, tidak baik untuk membuat sumur. Berikut hari baik Hindu Bali 21 November 2024 selengkapnya.

1. Baik untuk membuat keris

ilustrasi keris Keraton Jogja (kratonjogja.id)
ilustrasi keris Keraton Jogja (kratonjogja.id)

Kala macan artinya hari yang baik untuk membuat segala yang menakutkan, membuat tombak, keris, lelakut (penakut). Namun, tidak baik untuk berbicara yang tidak perlu.

Gagak anungsang Pati berarti tidak baik melakukan upacara membakar jenazah. Hari ini bukan milikmu yang gemar berkebun nih karena ada kala mereng, yaitu tidak baik untuk bercocok tanam.

2. Baik membuka lahan pertanian baru

Ketut Kembar petani di Denpasar. (IDN Times Bali/Yuko Utami)
Ketut Kembar petani di Denpasar. (IDN Times Bali/Yuko Utami)

Pepedan artinya baik untuk membuka lahan pertanian baru. Namun, tidak baik untuk membuat peralatan dari besi. Kala prawani yakni tidak baik untuk semua kegiatan karena hari ini mengandung pengaruh yang kurang baik. Kala sudangastra adalah hari yang baik untuk membuat alat-alat yang runcing. Kala temah artinya tidak baik untuk dewasa ayu. 

3. Baik untuk pemujaan Dewi Sri

Patung Dewi Sri simbol kemakmuran. (IDN Times/Yuko Utami)
Patung Dewi Sri simbol kemakmuran. (IDN Times/Yuko Utami)

Sri murti artinya baik untuk mempersembahkan yadnya kepada Dewi Sri di lumbung. Sri tumpuk bermakna baik untuk mencari burung (mepikat). Rarung pagelangan adalah hari yang tidak baik melakukan Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya.

Salah wadi artinya tidak baik untuk melakukan Manusa Yadnya seperti wiwaha, mapendes, potong rambut, dan lain sebagainya. Pitra Yadnya seperti penguburan, atiwa-tiwa/ngaben, nyekah, ngasti, dan lainnya. Pararasan: Laku Bumi, Pancasuda: Lebu Katiup Angin, Ekajalaresi: Tininggalin Suka, Pratiti: Wedana.

Share
Topics
Editorial Team
Ni Komang Yuko Utami
Irma Yudistirani
Ni Komang Yuko Utami
EditorNi Komang Yuko Utami
Follow Us

Latest Life Bali

See More

15 Bahasa Bali Alus Hewan

19 Sep 2025, 10:44 WIBLife