5 Persyaratan Loker yang Kerap Dikeluhkan Para Pelamar Kerja

Hingga saat ini, angka pengangguran di Indonesia tergolong relatif tinggi. Dilansir laman Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) per Agustus 2024 berada di angka 4,91 persen. Artinya, dari 100 orang angkatan kerja terdapat sekitar 5 orang yang menganggur.
Meski berbagai kebijakan untuk meningkatkan ketersediaan lapangan kerja telah dikeluarkan pemerintah, persyaratan lowongan kerja yang dianggap tidak realistis sulit sekali dipenuhi oleh para pencari kerja. Akibatnya, mereka tetap terjebak dan tidak bisa keluar dalam lingkaran pengangguran.
Lantas, persyaratan lowongan kerja apa saja yang tidak realistis dan dikeluhkan para pelamar kerja? Berikut pembahasan lengkapnya.
1. Fresh graduate dengan pengalaman kerja tahunan

Pernah gak sih kamu tertarik terhadap iklan lowongan pekerjaan karena sesuai dengan latar belakang pendidikan, namun mundur teratur karena pada bagian bawah dicantumkan harus memiliki pengalaman kerja tahunan? Jika pernah, kamu gak sendirian. Persyaratan ini paling banyak dikeluhkan oleh para pelamar kerja, khususnya bagi lulusan baru yang baru memulai kariernya.
Bagaimana fresh graduate bisa mendapatkan pengalaman jika setiap lowongan pekerjaan meminta pengalaman dalam bidangnya terlebih dahulu? Kapan lulusan baru bisa memulai kariernya jika pengalaman kerja tahunan menjadi tuntutan? Kondisi ini yang membuat mereka makin terjebak dalam lingkaran pengangguran.
2. Diskriminasi kriteria fisik dan penampilan

Syarat lowongan kerja yang banyak mendapat keluhan karena dianggap tidak relevan dengan dunia kerja selanjutnya adalah diskrimasi kriteria fisik dan penampilan. Banyak sekali iklan lowongan kerja yang mencantumkan sejumlah kriteria fisik seperti tinggi badan, berat badan, dan good looking sebagai syarat perekrutan.
Apakah semua pekerjaan hanya boleh diisi dengan orang yang tinggi, langsing, dan good looking saja? Bagaimana dengan yang tidak memiliki standar tersebut? Apakah tidak boleh bekerja? Diskriminasi kriteria fisik dan penampilan ini sangat merugikan dan menghambat produktivitas.
3. Syarat batas usia maksimal

Dibandingkan dengan iklan lowongan kerja di luar negeri, iklan lowongan kerja di Indonesia masih banyak yang mencantumkan syarat batas usia maksimal. Syarat ini sangat diskriminatif dan menyulitkan pelamar kerja yang usianya melebihi batas maksimal, namun memiliki pengalaman dan ketrampilan yang baik dalam bidang tersebut.
Sebenarnya, syarat pembatasan usia maksimal sah-sah saja dicantumkan dalam iklan apabila jenis pekerjaan yang ditawarkan memang tidak bisa dikerjakan oleh orang dengan usia tertentu. Namun, jika bisa dilakukan oleh semua kelompok usia, syarat tersebut seharusnya tidak diperlukan. Karena, syarat ini hanya akan menambah banyaknya angka pengangguran.
4. Hanya boleh diisi oleh gender tertentu

Di Indonesia, perempuan dipandang lebih lemah dan kurang asertif dibandingkan dengan laki-laki. Budaya patriaki yang kental membuat perempuan seringkali mendapatkan diskriminasi, termasuk dalam mendapatkan pekerjaan. Beberapa lowongan kerja masih mensyaratkan gender tertentu, padahal jika dilihat dari jenis pekerjaan yang ditawarkan dapat dilakukan oleh siapa saja.
Meski telah ada undang-undang yang menjamin persamaan hak dalam dunia kerja, peluang perempuan masih terbatas untuk berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja. Ekspektasi sosial yang mengharuskan perempuan untuk mengurus keluarganya, sering kali dianggap hanya sebuah beban bagi perusahaan dengan dalih mereka akan sering mengambil cuti dengan alasan keluarga.
5. Menuntut memiliki banyak ketrampilan

Syarat dalam iklan lowongan kerja yang tak kalah banyak keluhannya adalah terlalu banyak menuntut kandidatnya memiliki banyak ketrampilan. Beberapa perusahaan seringkali menginginkan seseorang memiliki berbagai ketrampilan yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan untuk mengisi jabatan yang ditawarkan. Pesyaratan ini sangat menghambat, terlebih jika ketrampilan-ketrampilan tersebut tidak pernah diajarkan di lembaga pendidikan formal.
Tingginya angka pengangguran di Indonesia menunjukkan menjadi bukti bahwa mencari pekerjaan merupakan hal yang tidak mudah dan cukup menantang. Persyaratan lowongan pekerjaan yang dianggap tidak realistis dan diskriminatif membuat para pencari kerja makin terjebak dalam lingkaran pengangguran.