Gejala-gejala Anak yang Mengalami Stres Berat, Orangtua Wajib Tahu!
Dikira orang dewasa aja yang bisa stres berat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Akhir-akhir ini masyarakat menghadapi banyak problema selama pandemik. Tidak lagi menyangkut tentang jatuhnya bisnis hingga menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) saja. Tetapi juga menghadapi emosional yang tidak diketahui penyebabnya.
Kondisi itu mengakibatkan stres berat atau istilahnya sering disebut sebagai burnout. Asal kamu tahu nih, stres berat tidak hanya dialami orang dewasa saja lho. Anak-anak pun bisa. Apalagi sebagai makhluk sosial yang harus berinteraksi secara langsung, anak-anak meras 'dikurung' dengan pembelajaran secara online. Belum lagi ada materi yang tidak ia ketahui dan tugasnya menumpuk, sementara sang anak kebingungan "Mau bertanya ke siapa" untuk mencari jawabannya.
Jadi, orangtua maupun sang kakak harus menyadari betul bahwa buah hati atau adiknya mengalami stres berat. Berikut ini gejala anak yang mengalami stres berat:
1. Stres dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh
Seseorang yang mengalami stres akan berdampak kepada sistem kekebalan tubuhnya, dan rentan terinfeksi penyakit. Dikutip dari Simply Psychology, hormon stres (Kortisol) dapat menekan efektivitas sistem kekebalan tubuh (Misalnya menurunkan jumlah limfosit).
Seorang psikolog anak, remaja, dewasa, dan keluarga, Ajeng Raviando Psi, menilai masih banyak orang yang lebih mengutamakan asupan gizi untuk kesehatan jasmani. Apalagi di tengah pandemik seperti sekarang.
“Kesehatan mental itu ada kaitannya dengan bagaimana kita membuat pilihan, dan berkomunikasi dengan orang lain,” katanya.
Menurutnya, jika ada seseorang yang menyadari punya gejala gangguan mental, dia akan lebih peka terhadap lingkungan lain. Sehingga dia akan membangun komunikasi yang lebih baik dari sebelumnya.
Namun jangankan orang dewasa, anak-anak pasti tidak dapat mengetahui apakah dirinya sedang stres berat atau tidak. Makanya orangtua perlu menghubungi psikolog anak untuk mengetahuinya lebih lanjut.