Siswi SMAN I Pupuan Tabanan Olah Salak Bali Jadi Abon

Tabanan, IDN Times - Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan terkenal dengan komoditas salaknya. Namun untuk buah Salak Bali yang cenderung asam, nilai jualnya tidak begitu tinggi. Untuk menaikkan nilai harga dari Salak Bali, siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Pupuan membuat terobosan Salak Bali diolah menjadi abon.
Inovasi ini kemudian diikutkan dalam Lomba Inovasi Daerah Kabupaten Tabanan tahun 2025. Hasilnya, inovasi yang dinamakan Bonzala (abon salak) ini berhasil meraih peringkat pertama kategori SMA/SMK.
Satu siswa pencetus pembuat Bonzala, Ni Putu Jeni Padma Gayatri, mengatakan setelah berhasil memenangkan penghargaan, ia dan dua orang rekannya mendapatkan banyak tawaran untuk menjual produk Bonzala ke pasaran. Bagaimana proses pembuatan Bonzala ini, berikut pemaparan Jeni.
1. Latar belakang pembuatan Bonzala untuk menaikkan nilai dari Salak Bali

Sebelum menjelaskan pembuatan Bonzala, Jeni memaparkan jika ia dan dua orang rekannya masing-masing bernama Ni Putu Adhia Widara dan Ni Made Dhyana Lestari. Mereka membuat Bonzala karena ingin menaikkan nilai jual dari Salak Bali.
"Pupuan termasuk daerah yang menghasilkan Salak Bali. Sayangnya di petani harga jualnya hanya Rp2000 per kilogram. Ini tentu merugi jika hanya dijual dalam bentuk buah," ujarnya, Minggu (28/12/2025)
Untuk meningkatkan nilai jualnya, Jeni dan dua rekannya kemudian menciptakan inovasi membuat produk olahan Salak Bali. Risetnya membutuhkan satu bulan untuk mencari cara pembuatan dan bumbu yang tepat.
"Kalau buat keripik sama minuman kan sudah biasa ya. Jadi kami mencari olahan yang beda. Terciptalah abon salak ini," katanya.
2. Cara membuat Bonzala

Jeni pun tidak pelit untuk membagi ilmu pembuatan Bonzala. Produk ini memiliki tiga varian yaitu daun jeruk, orginal, dan pedas. Adapun bumbu-bumbu yang disiapkan antara lain bawang merah, bawang putih, sereh, daun salam, daun jeruk (untuk varian rasa daun jeruk), garam, ketumbar, kunyit, lengkuas, dan gula.
Langkah pertama adalah mengupas dan membersihkan salak lalu diparut kemudian dicuci dan diperas airnya.
"Kenapa harus dicuci dan diperas, karena Salak Bali itu cenderung asam. Sehingga perlu dicuci agar rasa asam itu tidak terasa nanti," ujar Jeni.
Setelah itu, haluskan bumbu dan panaskan minyak. Goreng Salak Bali bersama bumbu yang telah dihasilkan hingga mendapatkan tekstur seperti serundeng. Tunggu dingin dan siap dikemas atau disajikan bersama lauk pauk.
"Produk ini rasanya gurih. Jadi bisa jadi cemilan atau lauk pauk. Teksturnya mirip serundeng," kata Jeni.
3. Keuntungan jual Bonzala 100 persen

Satu kilogram Salak Bali menghasilkan 200 gram abon salak. Jeni dan timnya mengemas Bonzala dalam kemasan dengan isi 100 gram. Per kemasan dijual Rp10 ribu.
"Modal satu kemasan itu Rp5000. Sehingga keuntungan jual itu 100 persen untuk satu kemasan," katanya.
Menurutnya, sudah banyak yang ingin bekerja sama untuk menjual kembali produk Bonzala. Jeni dan timnya berencana untuk mengajak UMKM serta menjual Bonzala secara online.
"Nanti kami ingin juga mengajarkan cara pembuatan Bonzala bagi UMKM yang berminat. Selain itu kami mau jual online juga," ujar Jeni.

















