Comscore Tracker

Sate Susu, Kuliner Ramadan Paling Ditunggu di Bali

Kuliner in hanya ada di Kampung Jawa, Denpasar

Ramadan selalu menjadi daya tarik untuk berburu kuliner menjelang berbuka puasa. Beragam kuliner dari takjil, camilan, hingga makanan utama disajikan menjelang waktu berbuka puasa.

Walaupun di Bali adalah mayoritas pemeluk Agama Hindu, namun banyak juga pedagang kuliner yang menyediakan makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Satu kuliner paling dicari adalah sate susu. Seperti apa sate susu itu, dan di mana bisa menemukannya?

Baca Juga: Puasa dalam Agama Hindu, Gak Sekadar Menahan Makan dan Minum

1. Sate susu adalah kuliner khas Kampung Jawa di Kota Denpasar

Sate Susu, Kuliner Ramadan Paling Ditunggu di BaliSate susu di Kampung Jawa, Denpasar. (Denpasartourism.com)

Dikutip dari Denpasartourism.com, sate susu ini bisa ditemui di Kampung Jawa atau Kampung Wanagiri atau juga disebut Kampung Tangsi. Kampung Jawa dulunya terbentuk dari perkumpulan pedagang dari Jawa, Bugis, dan Madura ini berada di sebelah utara Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya atau tepatnya Jalan Maruti dan Jalan A Yani Selatan, Kota Denpasar.

Sate susu ini diciptakan oleh warga dari Kampung Jawa. Bude Karni merupakan keturunan kedua dari orang yang merintis sate ini pertama kalinya.

2. Bahannya dari kantong susu sapi

Sate Susu, Kuliner Ramadan Paling Ditunggu di BaliIlustrasi kantong susu sapi. (Unsplash.com/Megumi Nachev)

Menurut Bude Karni yang dikutip dari Denpasartourism.com, sate susu ini terbuat dari kantong susu dari sapi. Bagian kantong susu sapi ini selalu dibuang, karena hanya daging, tulang, iga, lidah, dan jeroan saja yang digunakan.

Keluarga Bude Karni kemudian berpikir untuk memanfaatkan bagian kantong susu sapi ini agar tidak dibuang percuma. Karena sebagian orang menyukai sate, maka kantong susu sapi ini diolah sebagai sate.

Mereka membersihkan kantong susu sapi dari kotoran dan lemak. Kemudian direbus sekitar dua jam hingga empuk. Setelah selesai direbus kemudian dipotong-potong, ditusuk, dan dibakar seperti sate pada umumnya.

3. Bumbunya mirip sate padang

Sate Susu, Kuliner Ramadan Paling Ditunggu di BaliSate susu di Kampung Jawa, Denpasar. (Instagram.com/herrypazzo)

Agar rasanya menjadi enak, tentu saja sate ini harus diberikan bumbu. Sate susu ini mirip dengan sate padang yang menggunakan kuah sebagai bumbunya.

Bahan bumbu kuah yang digunakan adalah bawang putih, bawang merah, cabai rawit, cabai merah, jahe, kunyit, ketumbar, gula pasti, sedikit terasi, dan garam. Bumbu-bumbu ini dihaluskan dan digoreng. Satu kilogram kantong susu sapi ini bisa menghasilkan hingga 100 tusuk sate.

4. Hanya ada selama bulan puasa

Sate Susu, Kuliner Ramadan Paling Ditunggu di BaliSate susu di Kampung Jawa, Denpasar. (Denpasartourism.com)

Harganya sate susu sapi ini Rp2.500 per tusuk. Sate ini bisa ditemui di sekitar Masjid Baiturrahmah yang ada di Kampung Jawa. Penggemarnya sudah banyak dan dari berbagai kalangan mat. Dapat dikatakan, sate usus ini adalah sate pemersatu atau perekat umat. Untuk kamu harus datang lebih awal ya untuk mencicipi sate ini agar tidak kehabisan.

5. Kampung Jawa termasuk pusat kuliner berbuka puasa

Sate Susu, Kuliner Ramadan Paling Ditunggu di BaliKuliner di Kampung Jawa, Denpasar. (Instagram.com/ketutarsini)

Selain sate usus, daerah Kampung Jawa juga menyajikan beragam kuliner ramadan di sore hari. Kamu bisa menemukannya di sepanjang Masjid Baiturrahmah.

Kuliner yang disajikan di antaranya sate usus sapi dan ayam, sate daging ayam, sapi, atau kambing, sate sumsum, sate babad, sayur urap, kue elo, dan lainnya. Harganya cukup bervariasi, dan terjangkau. Sore harinya, lokasi ini akan selalu ramai karena banyak pengunjung yang ingin mencoba kuliner di sini.

Sudah pernah berburu kuliner sate susu di Kampung Jawa? Kamu bisa meluangkan waktu untuk ngabuburit di Kampung Jawa, dan jangan lupa untuk mencoba sate susunya ya.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topic:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya