Tabanan Kembangkan Varietas Baru Beras Merah Cendana

Tunggu uji ketahanan penyakit, siap dilepas ke Nasional

Tabanan, IDN Times - Tabanan sebagai salah satu daerah pertanian di Bali yang memiliki luas lahan sawah 19 ribu hektar lebih memiliki varietas padi unggulan yaitu beras merah Cendana. Sayangnya, beras merah ini tidak banyak dikembangkan dan hanya ada di dataran tinggi seperti di Kecamatan Penebel. Produksinya juga tidak sebanyak beras putih.

Di sisi lain, permintaan beras merah Cendana di pasaran cukup tinggi dan berpotensi untuk diekspor. Untuk itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan bekerjasama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)  mengembangkan varietas baru beras merah Cendana. Jika tidak ada halangan, varietas baru ini akan diluncurkan secara nasional setelah menjalani tes ketahanan daya tahan penyakit.

1. Dikembangkan sejak tahun 2016

Tabanan Kembangkan Varietas Baru Beras Merah CendanaDok. IDN Times/Istimewa

Pengembangan varietas beras merah Cendana yang baru ini dimulai sejak tahun 2016. Kepala Dinas Pertanian Tabanan, Nyoman Budana, Jumat (13/3) mengatakan prosesnya mulai dari pengembangan klon di BATAN yang menghasilkan ratusan klon. Kemudian memilih klon yang memiliki keunggulan seperti produksi yang lebih baik dan waktu tanam yang lebih singkat dari induknya, sekaligus memiliki kelebihan dari induk yaitu warna beras yang merah serta memiliki morfologi yang sama dengan induknya. 

2. Terpilih tiga klon unggulan

Tabanan Kembangkan Varietas Baru Beras Merah CendanaDok. IDN Times/Istimewa

Dari ratusan klon yang dihasilkan, dipilih 15 klon terbaik yang kemudian diuji coba untuk ditanam di Tabanan. Dari 15 klon ini kemudian dipilih lagi lima klon dan kemudian dikerucutkan menjadi tiga klon.

Adapun tiga klon terbaik yang kemudian diuji tanam di semua dataran yaitu dataran rendah, sedang, dan tinggi adalah G10, G0 dan C20. Menurut Budana, tiga klon ini yang memasuki syarat di mana varietas memiliki morfologis yang sama dengan induknya tetapi waktu tanam yang lebih singkat dan tanaman yang lebih pendek serta tentunya produksi yang lebih tinggi.

Tiga klon ini juga memiliki kelebihan dari induknya yaitu daunnya yang tetap hijau meski gabah sudah mulai matang. Karena masih hijau maka proses fotosintesis atau pembuatan makanan masih bisa berlangsung. Ini menyebabkan isi gabah menjadi lebih baik proses matangnya dan tentu berpengaruh pada produktifitas padi yang baik dan berkualitas.

Pihak BATAN merekomendasikan G0 sebagai pilihan pertama untuk menjadi varietas unggul lokal karena selain daunnya yang masih hijau juga memiliki daun bendera yang tegak meski gabahnya sudah matang. Daun bendera yang ujungnya tajam ini menjadi pelindung padi dari serangan hama burung. Namun menurut Budana, keputusan ini nanti akan disesuaikan juga dengan hasil uji laboratorium dan uji ketahanan terhadap penyakit.

3. Dianggarkan Rp68 juta untuk uji ketahanan penyakit

Tabanan Kembangkan Varietas Baru Beras Merah CendanaDok. IDN Times/Istimewa

Kepala Bidang Pengembangan Produksi dan Hortikultura Dinas Pertanian Tabanan, I Wayan Suandra menambahkan untuk tahun ini dalam pengembangan varietas beras merah Cendana yang baru akan dilakukan tes ketahanan terhadap penyakit. Anggaran untuk ini sebesar Rp68 juta.

Jika tes ini usai dilakukan, maka akan dipilih satu dari tiga klon unggulan untuk dijadikan varietas baru dan diuji ditanam di Tabanan. ''Apabila hasilnya sesuai harapan, maka varietas baru ini akan diluncurkan secara nasional,'' ujarnya. 

Ia melanjutkan saat ini tiga klon unggulan yang dipilih dari uji tanam terakhir menghasilkan rata-rata 10 ton per hektar gabah kering panen. Jika dibandingkan dengan induknya hasil ini tentu jauh lebih tinggi di mana induknya hanya bisa menghasilkan 3-3,5 ton gabah kering panen.

''Waktu tanamnya juga lebih singkat yaitu sekitar tiga bulan. Induknya membutuhkan waktu  empat bulan hingga 4,5 bulan,'' ujar Suandra.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya