Banyak Anjing Berkeliaran Malam di Desa Singapadu Tengah

Gianyar, IDN Times – Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar menggelar program vaksinasi rabies gratis dengan bantuan 750 dosis vaksin dari PT Boehringer Ingelheim. Program sudah berlangsung dua hari lalu pada 8-9 Juli 2024. Kepala Desa Singapadu Tengah, I Made Demontara, mengatakan upaya vaksinasi ini dilakukan dengan dua cara. Yakni terpusat di Balai Masyarakat Singapadu Tengah, dan door to door.
“Melalui program ini kami pastikan bahwa tidak ada anjing dan kucing yang tertinggal maupun terabaikan,” ungkapnya, Senin (8/7/2024).
1. Banyak anjing yang berkeliaran malam di Desa Singapadu Tengah

Menurut Demontara, belakangan ini masih terjadi kasus rabies di desanya. Misalnya 2023, warga di Banjar Negari dan Banjar Balaluan digigit oleh anjing rabies. Pada 2024, juga terdapat satu kasus rabies di banjar yang sama. Kondisi ini semakin mengganggu ketentraman warga sekitar. Sebab banyak anjing berkeliaran malam hari di tempat-tempat sumber makanan, misalnya pasar.
“Ini datangnya (rabies) penyebarannya bukan hanya dari anjing-anjing peliharaan saja. Juga dari luar, anjing-anjing yang tidak dipelihara baik. Anjing-anjing yang tak bertuan banyak sekali,” ungkapnya.
2.Warga Desa Singapadu Tengah diimbau peduli hewan piaraannya

Pihaknya mengimbau 4.894 jiwa atau 1.042 KK yang tersebar di lima banjar dinas dan empat desa adat agar peduli dengan anjing piaraannya. Diperkirakan jumlah hewan piaraan yang ada di desa ini sebanyak 900 ekor.
“Sudah sering kami edukasi kepada warga berkaitan dengan pemeliharaan hewan,” ungkapnya.
Edukasi ini juga dibantu oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar, dan Desa Singapadu Tengah kerap melakukan vaksinasi rabies setiap tahunnya.
3.Warga harus mengubah kebiasaannya terhadap hewan

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Gianyar, Anak Agung Putri Ari, dalam sambutannya mengakui kebiasaan warga dalam memelihara anjing harus diubah. Karena selama ini anjing yang dipelihara dilepasliarkan. Anjing ini dilepas dan dibiarkan mencari makanan sendiri, sehingga kesehatannya terabaikan.
“Faktor yang paling berpengaruh terhadap usaha pemberantasan (rabies) ini adalah masih kurangnya kesadaran warga dalam memelihara anjing yang baik,” tegasnya.
Faktor lainnya adalah saat pelaksanaan vaksinasi rabies, masih ada warga yang enggan membawa anjingnya untuk mendapatkan vaksin.
Sementara itu Presiden Direktur PT Boehringer Ingelheim Indonesia, Rithesh Kumar Mishra, mengatakan penyakit rabies ini 100 persen bisa dicegah. Satu di antaranya dengan pemberian vaksinasi rabies berkualitas tinggi kepada hewan berisiko menularkan virus. Pihaknya telah turut mengambil peran dalam menangani kasus ini dengan menggelontorkan vaksin gratis.
“Coba kita lihat di Indonesia khususnya Bali, mencerminkan bahwa kasus rabies masih menjadi ancaman bagi warga lokal,” katanya.