Depresi, Pria WNA di Bali Jalan-jalan Sambil Telanjang Bulat

Hampir sebagian tempat hiburan di Bali ditutup Sementara

Badung, IDN Times – Turis asing ditemukan jalan-jalan sembari bertelanjang bulat di wilayah Berawa, tepatnya depan Chillax Massage Therapy, Senin (30/3) pukul 09.00 Wita. Menurut Camat Kuta Utara, I Putu Eka Permana, kejadian ini merupakan ketiga kalinya terjadi selama bulan Maret 2020. Mereka yang ditemukan depresi tercatat ada tiga orang, dua di antaranya merupakan Warga Negara Asing (WNA).

Niki (Ini) di wilayah kami sudah tiga orang depresi. Satu dari Italia, dari Medan dan sekarang belum bisa kami komunikasikan,” terangnya, Senin (30/3).

1. WNA asal Amerika telanjang bulat di Jalan Semat, dan membentur-benturkan kepalanya hingga mengalami luka di bagian kening

Depresi, Pria WNA di Bali Jalan-jalan Sambil Telanjang BulatDok.IDN Times/istimewa

Satuan Tugas (Satgas) Kecamatan Kuta Utara dibantu oleh Satgas Desa Tibubeneng beserta Tenaga Medis dari Puskesmas Kuta Utara, menangani WNA tersebut. Ia diketahui merupakan warga negara Amerika. Ia berjalan-jalan dari arah Pantai Berawa ke Utara sambil bertelanjang bulat, sekitar pukul 08.00 Wita, Senin (30/3).

“Karena tidak berani ngambil, kami suruh untuk buntutin dan saling berkoordinasi ke tim COVID-19 Kabupaten. Tim COVID-19 Kabupaten menyerahkan ke puskesmas. Karena tim puskesmas sudah siap alat pelindung diri (APD),” kata Eka Permana.

Setelah mengamankan WNA tersebut, Satgas lalu memberikan busana kepadanya. Meski akhirnya mau memakai pakaian yang diberikan oleh petugas, tetapi WNA ini tidak mau berkomunikasi.

“Dia sujud-sujud bentur-benturkan (Keningnya) di lantai. Setelah itu ditenangkan oleh ada bule yang lewat juga (Bukan temannya). Ndak (Tidak) juga dijawab tapi dia sudah tenang. Artinya dia tidak membenturkan kepalanya. Akhirnya tenang, kami amankan, kami ikat, kami masukkan ke mobil KBS dan kami antar ke Sanglah,” paparnya.

Baca Juga: Turis Asing Diminta Respect Kearifan Lokal di Bali

2. WNA Amerika itu bukan kasus pertama. Pria Italia ini jadi kasus pertama yang terjadi di daerah Berawa. Ia ditemukan mengamuk di Hari Pengerupukan menjelang Nyepi

Depresi, Pria WNA di Bali Jalan-jalan Sambil Telanjang BulatDok.IDN Times/Istimewa

Menurut Eka Permana, pria WNA asal Italia ini jadi kasus pertama. Ia tinggal di Banjar Peliatan Kuta Utara, kemudian pindah ke Banjar Semer. Saat itu, ia ditemukan di Lingkungan Banjar Peliatan, Kelurahan Kerobokan, dalam kondisi mengamuk dengan melemparkan batu ke toko-toko, Selasa (24/3) lalu.

Pria tersebut memang tidak dalam kondisi telanjang bulat. Ia hanya membawa tas berisi pakaian, dan mengaku berencana pergi ke temannya di daerah Surabaya, Jawa Timur kala itu.

“Ini dalam kondisi ngamuk dia, bawa batu lempar-lempar. Yang Italia ndak (Tidak) bisa hubungi istrinya di Italia, dan ndak bisa pulang kembali ke negaranya,” jelas Eka Permana.

Sama seperti WNA Amerika, pria Italia ini kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar. Kabar terakhir yang Eka terima, pria Italia tersebut diizinkan pulang tetapi sudah tidak tinggal di wilayahnya lagi.

3. Perempuan asal Medan juga ditemukan mengamuk di kosannya daerah Kerobokan Kelod

Depresi, Pria WNA di Bali Jalan-jalan Sambil Telanjang BulatDok.IDN Times/Istimewa

Seorang perempuan asal Medan juga ditemukan depresi di kosannya daerah Kerobokan Kelod, pada Minggu (29/3) sore. Ia mengamuk di kosannya hingga petugas mengevakuasi dan membawanya ke RSUP Sanglah.

“Ditanya nggak jelas. Kemungkinan juga dia komunikasi dengan saudaranya ndak ini, ndak nyambung. Akhirnya depresi,” katanya.

4. Menurut penilaian Camat Kuta Utara, penutupan lokasi wisata dan tempat hiburan turut andil membuat turis asing di Bali menjadi depresi

Depresi, Pria WNA di Bali Jalan-jalan Sambil Telanjang BulatDok.IDN Times/istimewa

Eka menduga, kemungkinan akan ada kejadian serupa ke depannya. Mengingat kondisi lockdown di beberapa negara membuat turis asing di Bali menjadi depresi. Baik karena permasalahan kebutuhan hidup, bekal, hingga komunikasi dengan keluarga.

Selain itu, Eka menilai, tutupnya ruang gerak turis asing di Bali seperti tempat hiburan malam, pantai dan lainnya juga menyumbang penyebab terjadinya depresi. Namun pihaknya berharap agar tim dari kabupaten dan kecamatan agar cepat menangani kondisi seperti ini.

Karena wabah COVID-19 ini menyebabkan petugas ikut merasa takut jika langsung mengambil tindakan, dan tidak dilengkapi APD (Alat Pelindung Diri).

“Biasanya dia dapat hiburan. Dapat ini, biasanya kan bule senang hiburan. Dapat keluar bebas dan sekarang ini kami batasi. Bahkan tempat wisata, tempat rekreasi kami tutup ya kan. Tentu dia akan menjadi ini depresi,” jelasnya.

5. Ia mengakui membatasi ruang gerak demi keselamatan. Jadi turis asing di Bali diharapkan mengerti akan kondisi ini

Depresi, Pria WNA di Bali Jalan-jalan Sambil Telanjang BulatDok.IDN Times/istimewa

Eka mengakui memang membatasi ruang gerak turis asing di wilayah Kuta Utara. Akses ke Pantai Berawa, Pantai Batu Bolong, hingga pantai-pantai lainnya pun ditutup. Namun beberapa restoran tetap diizinkan buka untuk melayani kebutuhan turis asing di wilayahnya. Hanya saja aksesnya memang dibatasi. Petugas menerapkan imbauan physical distancing, dan mengarahkan agar take away saat membeli makanan atau minuman.

“Harus bawa pulang sebisanya. Kalau harus di sana secepatnya. Cuma itu saja yang bisa kami kondisikan dalam hal ini. Kalau yang lain hiburan betul-betul kami tutup kan. Betul-betul membatasi kerumunan. Memang agak sulit juga, kami harus menyiapkan fasilitas apa dengan kondisi saat ini. Yang namanya bule kan sangat butuh hiburan, keleluasaan, kebebasan. Dengan di Bali kan dia nyari itu,” terangnya.

Bukan hanya itu. Kondisi masyarakat juga mengalami sedikit perubahan. Awalnya masyarakat sangat welcome dengan para turis asing. Namun kondisi saat ini, mereka justru harus menjaga jarak.

“Dengan kondisi seperti ini apa boleh buat. Demi keselamatan,” ungkapnya.

Baca Juga: 8 Cara Mencegah Virus Corona yang Salah Kaprah Menurut Medis

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya