TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polisi Amankan Sajam dan Korek Api Saat Pleno KPU di Klungkung

Paslon nomor urut 01 unggul di basis Gerindra

IDN Times/Wayan Antara

Klungkung, IDN Times - Rapat pleno terbuka hasil rekapitulasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 tingkat Kabupaten Klungkung, dilaksanakan Minggu (5/5). Ada sejumlah hal terjadi saat berlangsungnya pleno. Mulai dari disitanya sejumlah senjata tajam (Sajam), hingga Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) yang protes tidak dikuncinya kota suara.

1. Saksi pemilu bawa pisau dapur hingga pisau pengutik

IDN Times/Wayan Antara

Sebelum pleno berlangsung, kepolisian melakukan pemeriksaan secara ketat terhadap setiap pengunjung. Bahkan kepolisian menggunakan metal detector untuk memeriksa satu per satu pengunjung.

Dari hasil pemeriksaan, kepolisian menyita beberapa senjata tajam dari beberapa pengunjung. Seperti pisau dapur, pisau lipat, dan pisau pengutik.

"Pisau yang kami sita itu dari saksi peserta pemilu. Katanya dari ngayah, langsung ke tempat pleno. Menghindari hal yang tidak diinginkan, kami sita sajamnya," ungkap Kapolres Klungkung, AKBP I Komang Sudana, Senin (6/5).

Selain menyita tiga sajam, kepolisian juga mengamankan puluhan korek api yang dianggap bisa menganggu proses pleno.

2. Tiga kotak suara disegel tanpa dikunci

IDN Times/Wayan Antara

Sesuai Pasal 21 Peraturan Badan Pengawas Pemilu (Perbawaslu) 2 Tahun 2019 Tentang Pengawasan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Dan Penetapan Hasil Pemilihan Umum, disebutkan kotak suara saat pleno harus dalam keadaan disegel dan dikunci.

Sementara ketika sidang pleno berlangsung, pihak Bawaslu menyampaikan keberatan, karena adanya tiga kotak suara hanya disegel tanpa dikunci.

"Dari empat kotak itu, hanya kotak di Kecamatan Nusa Penida yang disegel dan dikunci. Sementara di tiga kecamatan lainnya tidak dikunci, hanya disegel," ujar Ketua Bawaslu Klungkung, I Komang Artawan.

Sementara itu Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Klungkung, I Gusti Lanang Mega Saskara, menjelaskan hal itu tidak sampai menghalangi proses pleno. Menurutnya, meskipun tidak dikunci namun kotak itu masih aman karena sudah terikat oleh kabel ties.

"Secara aturan dibenarkan itu karena sudah terikat dengan kabel ties. Kami sudah berikan penjelasan. Saksi dan Bawaslu bisa menerimanya," jelas Gusti Lanang Mega.

3. Jokowi-Ma'aruf unggul di basis Gerindra

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Pleno berlangsung hingga malam. Dari hasil penghitungan, perolehan suara pasangan calon (Paslon) nomor urut 01, Jokowi-Ma'aruf Amin unggul di seluruh kecamatan dengan perolehan total 118.237 suara. Mereka menang telak dibandingkan paslon nomor urut 02, Prabowo-Sandi yang meraih total 10.486 suara. Meskipun selama ini Klungkung dianggap basis partai Gerindra dengan Bupati dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang berasal dari Partai Gerindra.

Sementara di kursi legislatif, beberapa anggota dewan yang berpeluang terpilih dari Dapil Nusa Penida antara lain:

  • Wayan Baru (Incumbent Partai Gerindra) dengan perolehan 7162 suara
  • I Ketut Gunaksa (Newcomer Partai Gerindra) dengan perolehan 2047 suara
  • Wayan Suarta (Newcomer Gerindra) dengan perolehan 1368 suara
  • I Made Satria (Newcomer PDIP) dengan perolehan 3946 suara
  • Wayan Misna (Incumbent PDIP) dengan raihan 2881 suara
  • Ni Luh Suwerni (Incumbent PDIP) dengan raihan 3149 suara
  • Luh Andriani (Incumbent Hanura) dengan raihan 1972 suara
  • Made Jana (Incumbent Demokrat) dengan raihan 1612 suara.
Berita Terkini Lainnya