TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lokasi Tebing Longsor Desa Bhuana Giri Jadi Mata Pencaharian

Namun di lokasi ini pula tiga orang pencari batu tabas tewas

Tebing longsor menimbun pencari batu tabas di Desa Bhuana Giri Karangasem. (Dok.IDNTimes/istimewa)

Karangasem, IDN Times - Musibah tebing longsor di Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, telah menewaskan tiga orang penggali batu tabas, Senin (11/9/2023) lalu. Lokasi longsor dan wilayah sekitarnya selama ini dijadikan sebagai mata pencaharian warga untuk mencari batu tabas. Hanya saja, warga mengabaikan keselamatan, dan menggalinya menggunakan alat sederhana.

Perbekel Desa Bhuana Giri, I Nengah Diarsa, mengatakan dirinya tidak bisa melarang warga untuk mencari batu tabas. Ia sebatas mengimbau agar warga tidak mencari batu tabas di lokasi yang berbahaya.

Baca Juga: 3 Pencari Batu Tewas Tertimbun Tebing Longsor di Karangasem

Baca Juga: Korban Longsor di Karangasem Terima Santunan Rp15 Juta

1. Aktivitas mencari batu tabas marak di Desa Bhuana Giri. Warga menjualnya ke pengepul

Tebing longsor menimbun pencari batu tabas di Desa Bhuana Giri Karangasem. (Dok.IDNTimes/istimewa)

Diarsa mengatakan, aktivitas mencari batu tabas di wilayahnya sudah dilakukan sejak dulu. Warga yang mencari batu tabas ini biasanya berkelompok, yang terdiri dari tiga sampai lima orang. Mereka melakukan aktivitas itu secara swadaya, tidak ada yang mengkoordinasikan atau mempekerjakan mereka.

Dalam mencari batu tabas ini, warga biasanya menggali di atas tebing menggunakan peralatan sederhana seperti sekop dan linggis. 

“Nanti batu tabas yang mereka dapatkan, dijual ke pengepul atau tidak sedikit juga yang dijual ke luar desa,” jelas Diarsa, Selasa (12/9/2023).

2. Perbekel tidak bisa melarang aktivitas pencarian batu tabas di Desa Bhuana Giri

Tebing longsor menimbun pencari batu tabas di Desa Bhuana Giri Karangasem. (Dok.IDNTimes/istimewa)

Diarsa menyebutkan, pihaknya tidak bisa melarang warganya untuk mencari batu tabas di wilayah tersebut. Sebab itu merupakan mata pencaharian warganya. Namun jauh sebelum musibah itu terjadi, pihaknya berkali-kali mengimbau warga untuk tidak mengabaikan keselamatan dalam beraktivitas mencari batu tabas.

“Kami sudah beberapa kali mengimbau ke warga (tidak lakukan penggalian di lokasi berbahaya). Misal jangan menggali ke dekat tebing karena membahayakan,” ungkap Diarsa.

Ia juga mengakui, di sekitar Desa Bhuana Giri, tepatnya wilayah Kemuning, masih cukup banyak ditemukan batu tabas yang terpendam di bawah tanah.

Berita Terkini Lainnya