Fakultas MIPA Unud Belajar Energi Nuklir dari Bapeten

Mereka mau belajar memanfaatkan nuklir untuk medis

Badung, IDN Times - Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan Universitas Udayana (Unud) menggelar acara Pameran Produk Nuklir, dan Seminar Keselamatan Nuklir 2023 di Unud Jimbaran, Kabupaten Badung, pada Senin (11/9/2023). Kegiatan ini dinilai sebagai langkah awal untuk pembinaan terhadap seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam peningkatan daya saing produk nuklir.

Sementara bagi pihak kampus, kegiatan ini diharapkan dapat memantapkan kompetensi Konsentrasi Fisika Medis di Program Studi Fisika.

1. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap keselamatan kerja

Fakultas MIPA Unud Belajar Energi Nuklir dari Bapetenacara Pameran Produk Nuklir, dan Seminar Keselamatan Nuklir 2023 di Universitas Udayana pada Senin (11/9/2023) (Dok.IDN Times/istimewa)

Pelaksana Teknis (Plt) Kepala BAPETEN, Sugeng Sumbarjo, menyatakan kegiatan SKN 2023 kali ini bertema Peningkatan Keselamatan dan Keamanan Instalasi Nuklir dan Sumber Radiasi Pengion untuk Mendukung Daya Saing Produk Nuklir dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Acara ini diharapkan dapat menguatkan, menumbuhkan, dan meningkatkan kesadaran serta kepedulian terhadap keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan seiring dengan peningkatan penggunaan tenaga nuklir, pembuatan produk nuklir, dan komponennya di dalam negeri.

"Forum ini pertemuan ilmiah bagi para ilmuwan dan penggiat regulasi dan teknologi keselamatan nuklir," ungkapnya.

2. Mendukung kompetensi Konsentrasi Fisika Medis di Fakultas MIPA

Fakultas MIPA Unud Belajar Energi Nuklir dari Bapetenacara Pameran Produk Nuklir, dan Seminar Keselamatan Nuklir 2023 di Universitas Udayana pada Senin (11/9/2023) (Dok.IDN Times/istimewa)

Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Informasi, I Putu Gede Adiatmika, mengatakan kerja sama dengan BAPETEN ini sangat penting, mengingat Program Studi (Prodi) Fisika di Fakultas MIPA dan pihak kampus juga sedang membuka Konsentrasi Fisika Medis, yang memiliki kompetensi terhadap energi nuklir, khususnya pada pemanfaatan nuklir dalam bidang medis. Seperti modalitas radiodiagnostik (Rontgen, CT-Scan, Flouroskopi, mamografi, dan lain-lain), Radioterapi (Teleterapi Cobal, LINAC, Brakhyterapi dan lainnya), dan Kedokteran Nuklir (PET, SPECT, Radiofarmaka dan lainnya).

"Modalitas ini hampir terdapat di semua rumah sakit pemerintah maupun swasta di Bali. Dengan demikian sangat dibutuhkan seorang fisikawan medik di rumah sakit untuk memastikan keselamatan dan keamanan terhadap radiasi nuklir ini," katanya.

3. Mewujudkan keselamatan radiasi melalui energi bersih

Fakultas MIPA Unud Belajar Energi Nuklir dari Bapetenilustrasi nuklir (pexels.com/Johannes Plenio)

Dengan adanya kerja sama pengembangan Fisika Medis, dan bidang ilmu yang terkait dengan energi nuklir tersebut, Adiatmika mengaku menerima banyak ide, dan gagasan dari peserta seminar maupun para pemakalah mengenai segala hal yang terkait dengan pengawasan ketenaganukliran. Hal ini berguna untuk mewujudkan keselamatan radiasi melalui energi yang bersih dan ramah lingkungan, serta melalui tata kelola limbah radioaktif yang baik dan terintegrasi.

"Karena nuklir merupakan energi baru terbarukan (EBT) yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi hijau di dalam negeri," terang Adiatmika.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya