TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sempat Disetop, DTW Jatiluwih Kembali Alokasikan Pah-pahan

Mulai ada kunjungan wisatawan lokal dan domestik

DTW Jatiluwih (Dok.IDN Times/Istimewa)

Tabanan, IDN Times - Sejak mulai dibuka untuk pengunjung lokal dan domestik pada Juli 2020 lalu, kunjungan ke Daerah Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih yang berlokasi di Penebel, Tabanan ini mulai ramai, walaupun tidak sebanyak sebelum pandemik COVID-19. Ketika ditutup, DTW Jatiluwih tidak memiliki pemasukan sehingga tidak ada pah-pahan (pembagian keuntungan) hasil pengelolaan DTW. Dengan mulai adanya pemasukan, kini pah-pahan sudah mulai bisa dialokasikan kembali.

Baca Juga: Dibuka Dua Pekan, Kunjungan DTW Tanah Lot Tembus 4179 Orang

1. Alokasi pah-pahan didistribusikan setiap tanggal tiga awal bulan

DTW Jatiluwih (IDN Times/Istimewa)

Manajer Operasional DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa, Sabtu (15/08/2020) mengatakan pah-pahan diatur dari awal setiap ada penerimaan dari kegiatan pariwisata di DTW Jatiluwih. Pah-pahan ini distribusikan setiap tanggal tiga awal bulan dari pendapatan bulan sebelumnya. Adapun yang mencakup menerima pah-pahan adalah petani, subak, adat, desa dinas, dan Pemda.

"Namun karena pandemi COVID-19, DTW ditutup dan tidak ada kunjungan. Selama itu pula pah-pahan tidak dialokasikan," ujar Sutirtayasa. Namun semenjak dibuka kembali, pihak pengelola sudah mulai mengalokasikan pah-pahan ini terhitung dimulai tanggal tiga bulan Agustus 2020.

Baca Juga: Ada Peluang Usaha, Tabanan Punya Potensi Budidaya Benih Bening Lobster

2. Kunjungan saat ini capai 100-150 orang per hari

DTW Jatiluwih (IDN Times/Istimewa)

Sutirtayasa mengatakan sejak dibuka, rata-rata kunjungan ke DTW Jatiluwih mencapai 100 orang hingga 150 orang  per hari dengan persentase 90 persen domestik dan 10 persen mancanegara. Hal ini berbanding terbalik saat sebelum pandemik COVID-19 di mana kujungan rata-rata 800-1.000 orang per hari dengan persentase 80 persen mancanegara dan 20 persen domestik.

Dengan kunjungan yang masih jauh dari kunjungan normal sebelum pandemik COVID-19, menurut Sutirtayasa, pihak manajemen telah mengatur agar pemasukan bisa balance dengan operasional.

"Ada beberapa yang dipangkas seperti gaji karyawan yang disesuaikan dengan sistem piket atau gilir kerja, serta mengurangi promosi dan pengembangan," tuturnya.

Berita Terkini Lainnya