TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perjalanan 2 Tahun COVID-19 Datang ke Bali

Mereka yang menekuni pariwisata Bali beralih jadi pedagang

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Dua tahun sudah berlalu sejak pertama kali ditemukan pasien positif COVID-19 di Indonesia. Pada tanggal 2 Maret 2020 silam, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengumumkan dua warga Indonesia yang terkonfirmasi positif COVID-19, yaitu Sita Tyasutami (31 tahun) dan ibunya Maria Darmaningsih (64 tahun).

Sejak kasus tersebut, penyebaran COVID-19 di Indonesia semakin meningkat dan menimbulkan pandemik yang tidak berujung hingga sekarang. Begitu juga halnya di Bali, sejak bulan Maret, kasus terkonfirmasi COVID-19 terus merangkak naik di Pulau Dewata ini. Bagaimana kisah COVID-19 di Bali saat itu? Berikut ini perjalanan 2 tahun COVID-19 datang ke Bali.

Baca Juga: Syarat Memakai Isolasi Terpusat di Tabanan Untuk COVID-19

Baca Juga: 6 Doa Hindu Menyambut Tahun Baru, Semoga Mendapat Berkah

1. Kasus 25, imported case meninggal dunia pada 11 Maret 2020

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Wayan Antara)

Kasus 25 adalah Warga Negara Asing (WNA) yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Bali, pada Selasa (10/3/2020). Pasien perempuan berusia 53 tahun ini dinyatakan meninggal pada Rabu (11/3/2020), di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah (RSUP) Kota Denpasar.

Kasus 25 membuka mata masyarakat Bali, bahwa virus COVID-19 sudah masuk wilayah Pulau Dewata. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 mulai mengambil langkah-langkah pencegahan penyebaran virus ini.

2. WNA meninggal di atas motor ternyata terkonfirmasi positif COVID-19

WNA meninggal di atas motor, Kota Denpasar. (IDN Times/Ayu Afria)

Setelah meninggalnya kasus 25, Bali pernah dihebohkan oleh WNA yang meninggal dunia di atas sepeda motor Jalan Imam Bonjol, Kota Denpasar, pada Minggu (15/3/2020). WNA tersebut berinisial GPF (72) berasal dari Paris, Prancis.

Dilansir IDN Times, Sekretaris Daerah (Sekda) sekaligus Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Bali saat itu, Dewa Made Indra, menjelaskan WNA tersebut positif COVID-19. Hal ini ia kemukakan saat konferensi pers melalui live streaming di YouTube Humas Provinsi Bali, Sabtu (21/3/2020).

Akibat kasus ini, Dinas Kesehatan Provinsi Bali melakukan penelusuran kepada 217 orang yang sempat kontak erat dengan WNA tersebut. Orang-orang yang memiliki kontak langsung diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.

Baca Juga: 12 Fakta Ogoh-ogoh di Bali, Bukan Sarana Wajib Sebelum Nyepi

3. Untuk pertama kalinya Bali Nyepi tanpa pawai ogoh-ogoh

Instruksi Gubernur Bali. (Birohukum.baliprov.go.id)

Melihat kasus positif COVID-19 yang sudah terjadi di Bali, Gubernur Bali, Wayan Koster, mengeluarkan Instruksi Gubernur Bali Nomor 267/01-B/HK/2020 Tentang Pelaksanaan Rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1942 di Bali yang jatuh pada 25 Maret 2020.

Melalui instruksi yang ditandatangani pada 20 Maret 2020 tersebut, Pemprov Bali melarang pawai ogoh-ogoh pada hari Pengerupukan. Selain pawai ogoh-ogoh, instruksi ini juga mengatur pelaksanaan melasti dengan sangat terbatas. Yaitu melibatkan paling banyak 25 orang dan hanya untuk pelaksana utama yaitu pamangku, sarati, dan pembawa sarana upacara.

Hal ini menimbulkan kekecewaan para pemuda yang tergabung dalam sekeha teruna di masing-masing banjar. Sebab sebagian besar dari sekeha teruna sudah membuat ogoh-ogoh untuk perayaan Nyepi.

Baca Juga: 10 Fakta Nyepi yang Hanya Bisa Kamu Temukan di Bali

4. Pelaksanaan Nyepi ditambah sehari

Foto hanya ilustrasi. (Antara/Nyoman Budhiana)

Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1942 saat itu terasa sangat berbeda dari perayaan sebelum-sebelumnya. Selain tanpa ogoh-ogoh, untuk menghindari penyebaran COVID-19, pelaksanaan Nyepi ditambah sehari, namun tanpa Catur Brata Penyepian.

Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 45/Satgascovid10/III/2020 yang dikeluarkan pada tanggal 23 Maret 2020. Pada poin keempat dari surat edaran ini, Pemprov Bali mengimbau kepada seluruh masyarakat Bali untuk tetap berada di rumahnya masing-masing pada 26 Maret 2020 (Hari Ngembak Geni).

5. Bulan Maret 2020, pembelajaran dilakukan secara daring

Seorang ibu membimbing anaknya belajar di rumah secara daring (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Pada tanggal 16 Maret 2020 , Gubernur Bali mengeluarkan Surat Edaran Nomor 7194 Tahun 2020 Tentang Panduan Tindak Lanjut Terkait Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Lingkungan Pemerintah Provinsi Bali. Poin pertama menyebutkan siswa/siswi mulai dari PAUD/TK sampai perguruan tinggi agar melaksanakan belajar dari rumah dengan menggunakan media pembelajaran secara daring atau online.

Hal ini cukup membuat kalangan pendidikan kalang kabut. Karena tentu saja hal ini baru bagi tenaga pengajar maupun para siswa dan orangtua. Pembelajaran daring saat itu, tidak semua sekolah bisa melaksanakannya dengan baik karena banyak faktor, antara lain:

  • Tidak meratanya kemampuan ekonomi siswa, ada yang mampu membeli handphone dan pulsa, ada pula yang tidak mampu
  • Penguasaan teknologi yang tidak begitu baik untuk tenaga pengajar, siswa maupun orangtua
  • Masih sedikit yang mengenal teknologi video conference seperti Zoom atau Google Meet
  • Belum adanya kebijakan dan petunjuk teknis mengenai pembelajaran daring.

6. Pemprov Bali menempuh jalur niskala untuk pengendalian COVID-19

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

COVID-19, yang oleh masyarakat Bali disebut sebagai Gering Agung (Wabah penyakit dahsyat), membuat Pemprov Bali juga menempuh jalur niskala untuk pengendaliannya. Melalui Surat Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Pemerintah Provinsi Bali tertanggal 31 Maret, pihaknya mengajak masyarakat Bali khususnya beragama Hindu untuk melakukan beberapa upacara atau ritual seperti:

  • Upacara memohon keselamatan yang dilakukan secara serentak pada tanggal 31 Maret 2020
  • Upacara di Pura Kahyangan Tiga Desa adat dilaksanakan pada tanggal 2 April 2022
  • Upacara juga dilakukan ditingkat keluarga dan ditambahkan membuat nasi wong-wongan (Nasi berbentuk tubuh manusia).

7. Bisnis perhotelan di Bali tahun 2020 paling terpuruk sepanjang sejarah

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Ayu Afria)

Bayangan menikmati deburan ombak pantai di Bali sirna semenjak ada wabah COVID-19. Meskipun tragedi Bom Bali pernah mengguncang pariwisata beberapa tahun silam, namun Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, IGA Rai Suryawijaya, menyebut kondisi saat wabah ini datang jauh lebih parah. Untuk pertama kalinya bisnis perhotelan di sektor pariwisata mengalami masa kelam.

“Kondisi perhotelan dan pariwisata Bali COVID-19 sangat terpuruk. Tidak pernah dalam sejarah perhotelan yang ada di Bali sampai tingkat huniannya zero (0 atau nol) okupansi. Ini sangat berat,” kata Rai ketika diwawancara 9 April 2020.

Ketika tragedi Bom Bali, sektor perhotelan masih bisa running meskipun single digit. Artinya masih dalam angka 9 persen okupansinya. Okupansinya juga mengalami penurunan selama tiga bulan. Namun masih banyak terbantu dari wisatawan domestik dan pangsa pasar Asia. Sehingga tingkat huniannya berkisar 20 persen. Tidak total off operasionalnya seperti pandemik.

“Ini kan total off. Tidak ada. Semua negara banned (Melarang) dan kita juga menutup untuk pencegahan dari COVID-19 ini. Kita juga menutup. Jadi tidak ada arrival,” ungkapnya.

Baca Juga: Kisah Mistis Desa di Renon yang Dilarang Membuat Ogoh-ogoh

8. Masyarakat mulai mengenal aplikasi Zoom

Rilis single Out of Control SOB via Zoom. (YouTube.com/scaredofbumsbali)

Awal pandemik, ketika semua aktivitas dibatasi terutama bertatap muka secara langsung, masyarakat mulai dikenalkan oleh aplikasi video conference yang memungkingkan seseorang bertemu dengan orang lain secara daring. Satu di antara aplikasi yang populer di awal pandemik adalah Zoom. Aplikasi ini digunakan dalam pembelajaran daring maupun kegiatan rapat atau pertemuan lainnya.

Satu band punk melodic asal Bali, Scared of Bums (SOB), mengadakan sesi launching single mereka yang bertajuk Out of Control pada 20 Mei 2020. Perilisan ini bertepatan dengan ulang tahun ke-17 band yang beranggotakan Bocare (vokal, gitar), Poglak (gitar), Arix (bass), dan Nova (drum).

Uniknya, launching ini dilakukan secara live streaming di kanal YouTube mereka menggunakan aplikasi Zoom. Mereka berbincang-bincang secara daring, yang dipandu oleh Manajernya, Saylow.

Awal pandemik COVID-19 aangat memberikan dampak ekonomi secara signifikan bagi masyarakat di Pulau Dewata, karena pariwisata ditutup sejak bulan Maret 2020. Walaupun setelah 4 bulan pariwisata untuk wisatawan domestik mulai dibuka, namun tidak memberikan peningkatan secara berarti. Karena daerah tujuan wisata masih ditutup dan kunjungan wisatawan mancanegara masih belum dibuka.

Masyarakat Bali yang sebagian besar pendapatannya bergantung dari sektor pariwisata, harus memutar akal untuk bertahan di tengah pandemik. Banyak masyarakat yang terdampak beralih pekerjaan ke sektor lain seperti berjualan sembako. Banyak pedagang dadakan di pinggir jalan tumbuh bagaikan jamur di musim hujan.

Berita Terkini Lainnya