Kekeringan, Masyarakat Bali Mengandalkan Sumber Mata Air
BPBD Provinsi Bali melakukan beberapa strategi untuk suplai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times – Potensi kekeringan masih menghantui beberapa wilayah di Provinsi Bali, setidaknya hingga pertengahan November 2023 mendatang. Hal ini diungkapkan oleh Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisik (BBMKG) Wilayah III Denpasar.
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali telah mengatur suplai air untuk wilayah-wilayah yang mengalami kesulitan air bersih. Sehingga masyarakat tidak lagi kesulitan memenuhi kebutuhan vital ini.
Baca Juga: Dampak Cuaca Ekstrem, 3 Kabupaten di Bali Sulit Air Bersih
1. Sebagian besar masyarakat Bali mengandalkan sumber mata air alami
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin, mengatakan sebagian besar masyarakat Bali mengandalkan sumber mata air alami. Sehingga ketika musim kering, maka sumber mata air tersebut mati, tidak bergerak, dan tidak lagi keluar air. Akibatnya, suplai air terhenti dan masyarakat kebingungan mencari sumber mata air. Mengingat air bersih merupakan kebutuhan vital, pertama, dan utama.
“Suplai air yang kami sediakan oleh pemerintah itu sifatnya free. Kami sistemnya ketika turun ke sebuah desa, di desa itu ada tabung, ada tempat penyimpanan air yang selama ini kosong. Kita serahkan, dan kita tuangkan di sana masyarakat secara bersama-sama di wilayah itu mereka datang ke tabung air itu,” jelas Rentin.