Aksi Tolak UU Cipta Kerja di Bali: Adi Wiryatama Jangan Lari Sembunyi
Kali ini mereka beraksi secara santun dan damai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times - Solidaritas Aliansi Rakyat Pro Demokrasi (SANTI) menggelar aksi damai menolak Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Senin (3/10/2020) lalu di Jakarta. Aksi yang dilakukan pada Jumat (6/10/2020) ini, diikuti sekitar 100 orang dengan titik awal di Parkir Timur, Lapangan Puputan Margarana atau yang lebih dikenal sebagai Lapangan Puputan Renon, Kota Denpasar pukul 13.30 Wita.
Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Gerry Gunawan, menyampaikan aksi kali ini sebagai lanjutan perjuangan dari aksi sebelumnya, pada Kamis (8/10/2020) lalu.
"Aksi hari ini kita berkomitmen memang mengawal Bali. Sebelumnya Bali sudah dilakukan aksi Bali Tidak Diam. Hari ini kami dari SANTI, kami menamakan SANTI itu organ taktis Cipayung Plus juga termasuk kawan-kawan WALHI, Frontier juga. Artinya kami masih dalan satu semangat untuk mengawal Omnibus Law sedang bermasalah," ungkapnya.
Baca Juga: Dunia Akan Melihat Indonesia Jika Bali Cepat Sembuh dari COVID-19
Baca Juga: Negara Beri Bantuan Kompensasi, 39 Korban Bom Bali Ikut Assessment
1. Massa meminta tanggapan dari DPRD Bali terkait aksi penolakan ini
Gerry menilai, UU Cipta Kerja ini bermasalah. Pusat terburu-buru tanpa keterbukaan dan langsung mengesahkannya. Karena itu, menyambung aksi yang kemarin, ia pihaknya menginginkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali memberikan tanggapan terkait hal ini.
"Saya tekankanyang bermasalah ciptakernya. Hari ini kami akan meminta ke DPRD," ucapnya.
Dalam aksi menuju Kantor DPRD Bali di Jalan Kusuma Atmaja tersebut, SANTI dikawal oleh belasan personel kepolisian. Mereka kompak menyanyikan sebuah lagu untuk Ketua DPRD Bali:
"Adi Wiryatama kami datang lagi. Adi Wiryatama jangan lari sembunyi."
Nyanyian itu dilantunkan hingga menuju Gedung DPRD Bali. Mereka berharap bisa beraudiensi dan menyampaikan kajian.