TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Khawatir Wabah Virus Corona, Kintamani Chinese Festival Resmi Diundur

Semoga Bali selalu aman

Dua pemain barongsai tampak bersiap-siap sebelum melakukan atraksinya (IDN Times/Saifullah)

Denpasar, IDN Times – Dinas Pariwisata Provinsi Bali beberapa waktu lalu menyatakan tidak khawatir dampak penyebaran virus corona asal Wuhan, Tiongkok terhadap pelaksanaan Kintamani Chinese Festival 2020. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menargetkan kunjungan 1500 wisatawan asal Tiongkok.

Namun event internasional yang rencana digelar pada tanggal 8 Februari 2020 di kawasan Geopark, Kabupaten Bangli ini akhirnya diundur.

Karena tak hanya virus corona saja yang dikhawatirkan. Penyakit ASF (African Swine Fever) pada babi juga merebak di Bali.

Baca Juga: Antisipasi Corona, Dinkes Bali Sediakan Stok Tamiflu

1. Diundurnya Kintamani Chinese Festival 2020 sebagai bentuk antisipasi untuk menindaklanjuti pembatalan penerbangan karena kewaspadaan penyebaran virus corona

WNA yang diduga terdampat virus Corona lagi di observasi pihak RSUD Raden Mattaher Jambi. (IDN Times/istimewa)

Pemprov Bali akhirnya mengambil keputusan untuk menunda pelaksanaan festival tersebut, sebagai langkah antisipasi terhadap potensi penyebaran virus corona.

Penerbangan dari dan menuju Tiongkok juga telah dilakukan pembatasan. Sehingga berdampak terhadap jumlah kunjungan wisatawan asal negeri Tirai Bambu tersebut. Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, menegaskan bahwa penundaan festival ini juga sebagai rasa simpati Bali terhadap Tiongkok.

“Penundaan ini dalam batas waktu yang tidak ditentukan. Sambil menunggu situasi lebih kondusif, diusahakan tetap bisa berjalan tahun ini,” jelas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa, di Renon, Senin (27/1).

2. Wabah virus corona berdampak pada perekonomian Bali. Bali juga diminta harus introspeksi

Ilustrasi (IDN Times/Mela Hapsari)

Adanya wabah pneumonia berat yang disebabkan oleh virus corona ini, diakui Astawa berdampak bagi perekonomian Bali, yang notabene bergantung pada pariwisata. Adanya penurunan kunjungan wisatawan Tiongkok, tentu juga akan dibarengi dengan kebijakan Pemerintah Tiongkok. Di sisi lain, pihaknya meminta agar Bali juga melakukan introspeksi secara sekala (Jasmani) dan niskala (Rohani atau gaib).

“Secara sekala, saatnya mulai berbenah terutama isu-isu terkait pariwisata, seperti masalah lingkungan, sampah, kemacetan dan air bersih di Bali,” terang Astawa.

Menurutnya, sudah saatnya Bali melakukan pembenahan di segala bidang demi menunjang pariwisata. Selain itu, pihaknya menyampaikan perlu meng-counter berita-berita miring yang bisa merugikan citra pariwisata Bali, semisal masalah sampah.

Sedangkan secara niskala, Astawa mengajak masyarakat Bali untuk terus berdoa agar wabah penyakit ini bisa segera teratasi dan tidak semakin parah. Tentu selain secara niskala, juga dibarengi koordinasi dengan dinas terkait sebagai upaya pencegahan.

Baca Juga: Wisatawan Australia dan Tiongkok Kejar-kejaran Kunjungi Bali

3. Kunjungan wisatawan Tiongkok anjlok. Astawa warning Bali harus bidik wisatawan dari negara lain

IDN Times/Ayu Afria

Seiring anjloknya kunjungan wisatawan Tiongkok yang semula menyumbang tiga besar kunjungannya ke Bali, Astawa menegaskan sudah saatnya Bali juga membidik wisatawan dari negara lain.

“Kita tidak bisa melupakan pasar potensial seperti Eropa dan Australia yang setiap tahunnya juga berkontribusi besar terhadap jumlah kunjungan,” tegasnya.

Baca Juga: 3 Penyakit yang Sering Menyerang Peternakan Babi di Bali, Bukan ASF

Berita Terkini Lainnya