TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Berhati-hatilah, 11 Kecamatan di Bali Rawan Sambaran Petir

Mending disambar cinta deh, daripada petir. Iya gak?

Unsplash/Lucien Kolly

Denpasar, IDN Times - Petir akan terjadi ketika musim hujan maupun peralihan musim kemarau ke musim hujan, di wilayah yang terbentuk awan Comulonimbus. Sehingga berpotensi menyebabkan sambaran.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Denpasar, Ikhsan, menyampaikan pihaknya memonitoring petir terkait potensi kerusakan, dan risiko kematian yang ditimbulkan. Berikut penjelasannya:

1. Ada dua jenis sambaran petir yang satu di antaranya paling berbahaya

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Ayu Afria)

Ikhsan menerangkan, ada dua jenis sambaran petir. Pertama, sambaran yang disebut sebagai IC atau Inter Cloud, adalah sambaran yang terjadi dari awan ke awan. IC biasanya bisa kita lihat ketika dalam perjalanan naik pesawat terbang. Kedua adalah sambaran CG atau Cloud to Ground, yakni sambaran dari awan ke bumi. Inilah yang paling berbahaya.

Sementara kejadian CG, menurut catatan Stasiun Geofisika Kelas II Denpasar, rentang tahun 2017 hingga 2019 sebanyak 3.130.901 petir terjadi di seluruh wilayah Bali.

2. Sebelas Kecamatan di Bali rawan sambaran petir. Hati-hati yang tinggal Tabanan dan Badung bagian Utara ketika musim hujan

IDN Times/Ayu Afria

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh Stasiun Geofisika Kelas II Denpasar, ada 11 Kecamatan di Bali yang rawan terjadi petir. Di antaranya Kecamatan Pupuan, Selemadeg, Kerambitan, Penebel, Baturiti, Marga, Kediri, Tabanan, Petang, Mengwi, dan Abiansemal.

“Ada 11 kecamatan yang berpotensi dengan sambaran tertinggi,” jelasnya, Jumat (21/2).

Berita Terkini Lainnya